tag:blogger.com,1999:blog-83195728969741727362024-03-19T05:34:18.731-07:00BeRbaGi PeNgeTahuaNNurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-53312032972912344342012-02-21T01:15:00.000-08:002012-02-21T01:19:23.722-08:00SERANGAN MONGOL KE DUNIA ISLAMA. Pendahuluan<br />Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ke-2 setelah Dinasti Umayyah. Pada masa kekhalifahan ini, Islam menjadi pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Pada rentang waktu antara akhir masa kejayaan Islam tahun 1000 M dan awal kemunduran Islam 1250 M terjadi disintegrasi baik dalam lapangan politik, kebudayaan maupun agama. Disintegrasi tersebut menyebabkan perpecahan umat Islam semakin besar, maka masa ini disebut masa disintegrasi. Masa inilah yang mengubah sejarah Islam dari masa kejayaan Islam ke masa kemunduran Islam.<br />Kehancuran Abbasiyah selain disebabkan faktor-faktor internal, juga disebabkan oleh faktor eksternal. Munculnya berbagai pemberontakan dan gerakan yang ingin memisahkan diri dari kekuasaan pusat dan munculnya perdebatan intelektual yang menjurus pada konflik yang terjadi selama periode tahun 750-945 menyebabkan semakin lemahnya Dinasti Abbasiyah. Faktor eksternal yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan Abbasiyah meliputi adanya perang salib dan serangan Mongol terhadap wilayah kekuasaan Islam. Akan tetapi Dinasti Abbasiyah kemudian runtuh dengan adanya pukulan hebat dari Bangsa Mongol. <span class="fullpost"><br />Serangan Bangsa Mongol berdampak besar pada peradaban Islam selanjutnya. Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan Mongol bukan saja mengakhiri kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari kemunduran politik dan peradaban Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dikaji kembali tentang serangan Mongol ke dunia Islam, baik latar belakang serangan Mongol maupun akibat serangan tersebut.<br /><br />B. Pembahasan<br />1. Asal Usul Bangsa Mongol<br />Bangsa Mongol berasal dari Asia bagian tengah. Bangsa Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia, berbatasan dengan Cina di Selatan, Turkistan di Barat, Manchuria di Timur dan Siberia di sebelah Utara. Mongolia merupakan pusat Kekaisaran Mongol pada abad ke-13. Mongolia sendiri adalah kabilah-kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman dan nomadik. <br />Sebagian besar dari Bangsa Mongol bertempat tinggal di Padang Stepa yang membentang di antara pegunungan Ural sampai pegunungan Altai di Asia Tengah dan mendiami hutan Siberia dan Mongol di sekitar Danau Baikal. Mereka adalah pengembala yang hidup di dataran luas di Asia (dataran Mongolia yang luas memanjang dari Asia Tengah, Siberia Selatan, Tibet Utara dan Turkistan Timur. Orang Mongol yang terdiri dari kelompok-kelompok klan yang berdiri sendiri, pada awalnya hidup di dataran tinggi sebelah utara Gurun Gobi. <br />Selama beberapa abad, Bangsa Mongol hidup berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain yang membentang dari Manchuria sampai Turkistan. Mereka ditakuti oleh bangsa-bangsa sekitarnya karena serangan-serangannya yang dahsyat. Sesekali mereka menyerang Cina atau menjarah kafilah yang menyusuri jalur Sutera yang menghubungkan Cina, India dan Persia. Sebagian besar Bangsa Mongol tidak terpengaruh oleh peradaban dan agama yang mengelilingi mereka. Mereka sangat patuh dan taat kepada pemimpinnya dalam agama Syamaniyah, yaitu kepercayaan menyembah bintang-bintang dan matahari terbit. Mereka memeluk agama nenek moyang dan menyembah Tuhan mereka, Tengri (Si Langit Biru yang kekal). Agama mereka mengajarkan menyembah matahari terbit dan tidak ada larangan memakan daging binatang apapun bahkan anjing dan babi. Adapun agama-agama samawi yang sampai di tengah-tengah mereka karena factor invansi bangsa Mongol itu sendiri, Misalnya agama Islam pengaruh dari Persia dan daerah-daerah Golden Holde, agama Budha pengaruh dari Tibet dan Persia dan agama Kristen datang dari Eropa. <br />Mereka hidup dari hasil perdagangan tradisional yaitu mempertukarkan Bangsa Turki dan Cina yang merupakan tetangga mereka. Sebagai bangsa nomaden, mereka mempunyai sifat kasar, suka berperang, berani mati dalam mewujudkan keinginan dan ambisi politiknya. <br />Nenek moyang Bangsa Mongol adalah Alanja Khan yang dikaruniai putera kembar yaitu Mongol dan Tartar, yang mana dari kedua putera ini melahirkan dua keturunan bangsa yaitu Bangsa Mongol dan Bangsa Tartar. Pada masa kerajaan Mongol dipimpin oleh Ilkhan dan Tartar dipimpin oleh Sanja Khan terjadi perselisihan antara keduanya. Pada awalnya peperangan dimenangkan oleh Tartar tapi akhirnya Mongol berhasil menggulingkan kekuatan Tartar. <br />Pelopor Bangsa Mongol adalah Yesugei. Pada akhir abad ke-12 salah seorang pemimpinnya yang bernama Temujin, putra Yesugei berhasil menyatukan suku-suku Mongol di bawah kekuasaannya. Selanjutnya Temujin mendapat gelar “Jengiz Khan” yang berarti raja yang kuat dan perkasa. Jengiz Khan menetapkan Kota Karakoram yang terletak di sekitar sungai Arkhan sebagai ibu kota Negara yang didirikan atas dasar kekuatan militer yang tangguh pada tahun 603 H (1206 M). Perpaduan antara watak nomad dengan ketangkasan Bangsa Mongol menunggang kuda, serta keberaniannya melawan musuh mengantarkan Bangsa Mongol sebagai bangsa penakluk.<br />2. Invasi Mongol ke Cina<br />Setelah menyatukan suku-suku Mongol, Jengiz Khan melihat bahwa semua barang yang mereka punya bukan berasal dari Mongol. Keramik dan sutra dari Cina, obat-obatan dari Korea dan kayu-kayu dari India. Jadi Jengiz Khan berencana untuk merebut tempat-tempat tersebut. Setelah membentuk tentara yang kuat, Jengiz Khan memulai invasi ke tempat yang terdekat yaitu Cina. <br />Jengiz Khan memanfaatkan Jin untuk melemahkan sasarannya yaitu Dinasti Song yang menguasai Dataran Tengah yang subur di Cina. Sebelumnya Jengiz Khan menguasai Xia dan merebut sebagian Liao. Setelah Jin berhasil masuk ke Cina tengah, Jengis Khan menyerang Jin di Yajing (Bei Jing sekarang), Jengiz Khan melakukan ini dengan membantu Jin mengalahkan Song yang sudah terdesak di Selatan. <br />Nenek moyang kerajaan Jin berasal dari suku Jurchen. Suku Jurchen berhasil menguasai wilayah utara Cina selama lebih dari 100 tahun. Kerajaan Jin memiliki jumlah pasukan yang hampir mendekati jutaan jiwa (lebih dari 10 kali lipat dari pasukan Jengis Khan pada waktu itu). Mereka hidup aman dibalik tembok kerajaan yang besar dan susah untuk diserang. Tetapi Jin yang diserang dan tidak siap, apalagi setelah 100.000 pasukan mongol melintasi Great Wall maka merekapun tidak bertahan lama, dalam waktu 2 tahun, Jin utara pun berhasil dikuasai. Para seniman , ahli senjata (terutama ahli senjata berat/siege weapon), dan barang berharga, semuanya dibawa kembali ke Mongolia sebagai budak dan rampasan perang. <br /><br />3. Serangan Mongol ke Dunia Islam<br />a. Latar Belakang<br />Pada awalnya Bangsa Mongol hidup berdampingan secara damai dengan wilayah Islam. Pemimpin Mongol Jengiz Khan membuat peraturan yang mengatur kehidupan beragama dengan adanya larangan merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Bangsa Mongol mempercayai superkekuatan, sekalipun mereka tidak menyembahnya. Jengiz Khan tidak mengusik umat Islam, dan menghormati keluarga (keturunan) Nabi Muhammad yang ketika itu sudah meluas ke wilayahnya. Peraturan ini antara lain untuk memberi landasan yang kokoh bagi bangsanya untuk menghadapi tantangan dan meluaskan wilayah ke luar negeri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri Islam. <br />Pada tahun 1218 Jengiz Khan menundukkan Turkistan yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khawarizm Syah. Jengiz Khan mengadakan kontak dagang dengan pihak Khawarizm sebagai usaha untuk mengenali situasi dan kondisi kekuasaan Islam di Asia Tengah. Ala’ Uddin Muhammad Khawarizm menerima kontak diplomasi perdagangan ini dengan amat hati-hati, <br />Latar belakang yang menyebabkan invasi Mongol ke wilayah Islam adalah adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu ketika Gubernur Khawarizm membunuh utusan Jengiz Khan yang disertai pula oleh para saudagar muslim. Jengis Khan mengirim 50 orang saudagar Mongol untuk membeli barang dagangan di Bukhara. Atas perintah amir Bukhara Gayur Khan, mereka ditangkap dan dihukum mati. Penangkapan tersebut disebabkan para pedagang Mongol tersebut melakukan tindakan kasar yang merugikan pedagang setempat. Peristiwa itu menimbulkan reaksi yang cukup hebat dari Jengiz Khan. Hal tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarizm tahun 1219-1220. <br /><br />b. Penghancuran dan Pembantaian di Turkistan dan Khurasan<br />Jengiz Khan memulai invasi ke Negara Islam di Negara Khawarizm Turkistan yang merupakan pemerintahan independen dari Khilafah Abbasiyah. Pasukan Mongol saat itu berjumlah 60.000 orang, ditambah sejumlah tentara yang direkrut dari rakyat yang ditaklukkan sepanjang perjalanan. Pasukan Khawarizm tidak bisa bertahan lama di hadapan pasukan Mongol. Karena tidak mempunyai pilihan lain, sultan Khawarirzm ‘Ala al-din melarikan diri ke sebuah pulau di Laut Kaspia, dan di tempat tersebut dia mati putus asa pada tahun 1220. <br />Jengiz Khan dan pasukannya bergegas melanjutkan serangan ke kota Bukhara kemudian membunuh penduduknya dan membakar madrasah-madrasah, masjid-masjid dan rumah-rumah. Tentara Mongol yang menunggangi kuda dan bersenjata busur-busur aneh menebar malapetaka dan kerusakan kemanapun mereka bergerak. Selanjutnya Jengiz Khan melakukan invasi ke Samarkand dan kota-kota lain dengan melakukan pembantaian brutal dan menghancurkan populasi di kota-kota tersebut. <br />Jengiz Khan juga mengutus anak-anaknya yaitu Tulii untuk menaklukkan Khurasan dan Juchi, dan Changhatai untuk menaklukkan wilayah Sri Darya bawah dan Khawarizmi. Jengiz Khan menghadapi Sultan Muhammad, yang memimpin orang-orang Turki. Ia adalah seorang sultan yang ambisius dan pada awalnya menganggap remeh kekuatan Jengiz Khan. Orang-orang Mongol menghantam basis kekuatan Sultan Muhammad, menghancurkan pemukiman dan meruntuhkan kota di Transoxania, Khawarizm dan Khurasan. <br />Strategi perang bangsa Mongol adalah menanamkan trauma dan rasa takut serta menjatuhkan mental hingga musuhnya tidak berani melawan. Bangsa Mongol membunuh 700.000 penduduk Kota Marw, membobol bendungan dekat Gurganj hingga penduduk kota tersebut mati tenggelam, menuangkan emas yang mencair panas ke tenggorokan gubernurnya. Selama hampir setahun berlalu (617 H/ 1220 M) akhirnya Turkistan jatuh ke tangan Jengiz Khan yang kemudian diikuti oleh Azerbaijan, Khurasan dan beberapa kota di Persia (618-619 H). <br />Adapun akibat serangan Mongol tersebut adalah sebagai berikut: <br />1. Pusat-pusat budaya Islam timur hampir-hampir disapu bersih, hancurnya istana-istana kerajaan dan perpustakaan.<br />2. Banyaknya penduduk yang terbunuh. Penduduk Harat (Heart) yang semula berjumlah 100.000 jiwa menjadi 40.000 jiwa.<br />3. Masjid-masjid Bukhara yang terkenal sebagai pusat ibadah dan pengetahuan dijadikan kandang kuda oleh pasukan Mongol.<br />4. Ribuan pengrajin muslim dibawa ke Mongolia untuk dijadikan budak. <br />c. Perjalanan Mongol ke Irak dan Syiria<br />Setelah Jengiz Khan meninggal pada tahun 623 H (1227 M), ia digantikan oleh anaknya yang bernama Tulii. Pada tahun 1256 M, cucu Jengiz Khan, Hulagu Khan, memperbarui serangan ke pusat pemerintahan Islam. Meskipun Hulagu Khan menganut agama tradisi Mongol, permaisurinya adalah penganut Kristen Nestorian yang mungkin mempengaruhi Hulagu Khan untuk membenci Islam. Kekerasan dan tirani Hulagu Khan sama dengan kakeknya.<br />Balatentara Mongol menyeberangi pegunungan Zagros dan memasuki negeri Irak. Hulagu Khan bersama tentaranya melakukan pembunuhan berantai di Persia, Irak dan Syiria. Selama perjalanan menuju Baghdad, Hulagu Khan dan pasukannya menjarah dan membakar kota-kota dan desa-desa yang dilaluinya, menyerbu semua kerajaan kecil yang berusaha tumbuh di atas puing-puing imperium Syah Khawarizmi. <br />Pada bulan September tahun 1257, tatkala Hulagu Khan dan tentaranya sampai di kota sebelum Baghdad, Hulagu mengirim ultimatum kepada Khalifah al-Musta’shim agar menyerah dan mendesak agar tembok kota bagian luar diruntuhkan, tetapi khalifah menolaknya dan memerintahkan komandannya untuk mempersiapkan perang. Dalam keadaan demikian, wazir Abbasiyah, Muayyid al-Din bin Muhammad bin Al-Alqami secara rahasia melakukan perlawanan terhadap khalifah, dan selanjutnya ditemukan bahwa ia bekerjasama dengan Mongol. <br /><br />d. Jatuhnya Baghdad<br />Pada bulan Muharram 656 H (1258 M), Hulagu bersama kurang lebih 200 ribu pasukannya mengepung kota Baghdad. Pasukan Hulagu menggunakan pelempar batu dari arah barat dan timur untuk menghancurkan tembok ibu kota. Pada Januari 1258, tentara Mongol bergerak dengan efektif untuk meruntuhkan tembok tersebut. Tak lama kemudian salah satu menara benteng berhasil diruntuhkan. <br />Khalifah mengirim Ibn Al-Alqami untuk meminta perdamaian kepada Bangsa Mongol, tetapi Hulagu menolaknya. Mongol menyerang kota Baghdad pada tanggal 10 Februari 1258. Khalifah beserta 300 pejabat tinggi Negara menyerah tanpa syarat. Sepuluh hari kemudian, mereka dibunuh, termasuk sebagian besar keluarga khalifah dan penduduk yang tak bersalah. <br />Menurut beberapa sumber sejarah, kedatangan Hulagu ke Baghdad atas undangan Ibn Al-Alqami. Ia yakin bahwa Hulagu akan membunuh khalifah dan meninggalkan Baghdad. Dengan demikian Ibn Al-Alqami dapat memindahkan kekuasaan pemerintahan ke tangan orang-orang ‘Alawiyyin. Tapi menurut kenyataan setelah Mongol membunuh khalifah, mereka merampok semua yang terdapat di dalam istana dan membakar kota Baghdad. Akhirnya Mongol juga membunuh Ibn Al-Alqami. Hulagu dapat mengusai Persia, Irak, Caucasus dan Asia Kecil. Sebelum menaklukkan Baghdad, pada tahun 1256 M Hulagu telah menguasai pusat gerakan Syi’ah di Persia Utara.<br />Adapun akibat serangan Mongol ke Baghdad yaitu: <br />1. Hancurnya kota-kota dengan bangunan yang indah dan perpustakaan-perpustakaan.<br />2. Pembunuhan terhadap umat Islam bukan hanya terjadi pada msa Hulagu yang membunuh Khalifah Abbasiyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan juga terhadap umat Islam lainnya.<br />3. Timbul wabah penyakit pes akibat mayat-mayat yang bergelimpangan belum sempat dikebumikan.<br />4. Hancurnya segala macam peradaban dan pusaka yang telah dibuat beratus-ratus tahun lamanya. <br />5. Dihanyutkannya kitab-kitab yang dikarang oleh ahli ilmu pengetahuan ke dalam sungai Dajlah sehingga berubah warna airnya karena tinta yang larut.<br />6. Hancurnya Baghdad sebagai pusat Dinasti Abbasiyah yang di dalamya terdapat berbagai tempat belajar dengan fasilitas perpustakaan, hilang lenyap dibakar Hulagu.<br />7. Turunnya posisi Baghdad menjadi ibukota provinsi dengan nama Iraq al-‘Arabi<br />8. Runtuhnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah dan mundurnya kekuatan politik Islam.<br /><br />e. Jatuhnya Aleppo dan Damaskus<br />Setelah menguasai Persia dan Irak, Hulagu bergerak untuk memerangi Syiria dan daerah-daerah lain yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk. Hulagu sangat ingin merebut Mesir, tetapi pasukan Mamluk lebih kuat dan lebih cerdik. Ia pun mengurungkan niatnya untuk melangkahi Mesir. Ia sangat tertarik pada bangunan dan arsitektur yang indah dan filsafat. Atas saran Nasiruddin At-Tusi, seorang filosof muslim, ia membangun observatorium di Maragha pada tahun 1259. <br />Pada bulan Shafar tahun 658 H, pasukan Mongol mengepung Aleppo untuk beberapa hari. Hulagu berjanji memberikan keamanan kepada penduduknya, akan tetapi itu hanya tipuan, setelah pintu kota terbuka, pasukan Mongol membunuh penduduknya dan menjarah harta mereka. Pada tahun 1260, pasukan Hulagu mengancam Syiria Utara. Selain merebut Aleppo, membantai 50.000 penduduknya, ia juga merebut Hamah dan Harim. <br />Setelah dari Aleppo, Hulagu mengirim pasukan Mongol ke Damaskus di bawah pimpinan Kitbuqa. Tentara Mongol menduduki Damaskus pada bulan Shafar yang mana pada tanggal 10 Shafar Aleppo jatuh ke tangan Bangsa Mongol. Pasukan Mongol menghancurkan Benteng Aleppo, merusak beberapa istana dan masjid, merampok pemimpinnya Jamaluddin Al-Halabi.<br /><br />f. Kekalahan Mongol di ‘Ain Jalut<br />Di bawah pimpinan Hulagu, ekspansi Mongol meluas sampai ke wilayah Gaza. Hulagu berniat menaklukkan Mesir dan Maghribi, yang merupakan kubu akhir yang terkuat bagi kaum muslimin. Hulagu berusaha mengintimidasi sultan Daulah Mamalik, Al Mudzaffar Saifuddin Qutuz. Pada tahun 1260, Hulagu mengirim utusan ke sultan Qutuz di Kairo, yang menuntutnya untuk menyerah. Qutuz menjawab dengan membunuh para utusan dan menggantung kepala mereka pada pintu Zuweila, salah satu pintu gerbang Kairo. Qutuz segera menggerakkan pasukannya dan memancing Mongol untuk bertempur di ‘Ain Jalut. <br />Kekuatan dinamis Mongol berubah karena kematian Mongke Khan Agung. Hulagu dan pemimpin senior Mongol lainnya kembali ke Mongolia untuk memutuskan penggantinya. Sebagai pengganti Great Khan yang berpotensi, Hulagu membawa sebagian besar pasukannya dengan dia, dan meninggalkan kekuatan yang jauh lebih kecil, hanya sekitar 10.000-20.000 laki-laki di bawah pemimpin jendral terbaik, seorang Kristen Nestorian Turki yang bernama Kitbuqa.<br />Pada akhir Agustus, pasukan Kitbuqa melanjutkan perjalanan ke selatan dari basis mereka di Baalbek, melewati sebelah timur Danau Tiberias melalui Palestina. Sultan Mamluk, Qutuz pada waktu itu bersekutu dengan sesama Mamluk, Baibars, yang ingin membela Islam setelah Mongol menaklukan Damaskus dan sebagian besar Syiria.<br />Kedua belah pihak berkemah di Palestina pada bulan Juli 1260 dan akhirnya berhadapan di ‘Ain Jalut pada tanggal 3 September (25 Ramadhan tahun 658 H), dua tahun setelah Hulagu membumihanguskan Baghdad. Kekuatan pasukan Mongol dan Islam hampir sama yaitu kurang lebih 20.000 tentara. . Mamluk memiliki keuntungan pengetahuan tentang medan perang. Taktik yang dipakai oleh panglima Baibars adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam ke arah lembah sempit sehingga terjebak, kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut. Taktik ini menuai sukses besar. Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditawan dan akhirnya dihukum mati.<br />Pertempuran ini dianggap oleh banyak sejarawan akan sangat makro-historis penting, karena menandai titik balik penaklukan Mongol, dan pertama kalinya mereka pernah mutlak dikalahkan. Pertempuran Ain Jalut ini menjadi dasar bagi peperangan, di mana ledakan meriam tangan (midfa dalam bahasa Arab) pertama kali digunakan. Bahan peledak ini dibuat oleh Mamluk Mesir dalam rangka untuk menakut-nakuti kuda dan pasukan kavaleri Mongol dan menyebabkan gangguan dalam barisan mereka. <br />Setelah Mongol kalah di ‘Ain Jalut, bersama Kubilai khan sebagai Khan Agung terakhir, Hulagu kembali ke Persia pada tahun 1262, mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Mamluk dan membalaskan kekalahan ‘Ain Jalut. Namun, Berke Khan menantang Hulagu untuk bertempur di Kaukasus. Hulagu menderita kekalahan berat dalam pertempuran di sebuah sungai di utara Kaukasus pada 1263. Ini adalah perang terbuka pertama antar Mongol, dan menandai akhir dari kerajaan Mongol bersatu. Hulagu hanya mampu mengirim pasukan kecil untuk menyerang Mamluk setelah ‘Ain Jalut, dan itu pun gagal. Hulagu Khan meninggal pada tahun 1265 dan digantikan oleh putranya Abaqa. <br /><br />g. Munculnya Timur Lenk dan Invasinya ke Negara-negara Asia<br />Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk. <br />Timur Lenk dilahirkan di Kesh (kini bernama Shahr-i-Sabz, 'kota hijau'), yang terletak sekitar 50 mil di sebelah selatan kota Samarkand di Uzbekistan pada tanggal 25 Sya'ban 736 H (8 April 1336 M). Timur Lenk, yang artinya Timur si Pincang, karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir adalah seorang penakluk dan penguasa keturunan Turki-Mongol dari wilayah Asia Tengah. <br />Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand. Taragai menjadi gebernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri. Ketika ayahnya wafat, Timur bergabung dengan pasukan Gubernur Transoxiana, Amir Qaghazan, sampai gubernur itu meninggal. Timur lalu bergabung sebagai tentara pada penguasa lokal, Amir Husein. Pada 1360 M, Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari ancaman Tughluq Timur Khan, penguasa Dinasti Chagatai. <br />Serbuan pasukan Tughluq Timur Khan melambungkan nama Timur Lenk. Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti Chagatai terkesan. Ia direkrut Tughluq menjadi pasukannya, namun kemudian memberontak setelah Tugluq mengangkat anaknya, Ilyas Khoja sebagai Gubernur Samarkand dan hanya menjadikan Timur sebagai wazir. Timur melakukan pemberontakan bersama dengan Amir Husain cucu Qaghazan, Tughulq dan Ilyas Khoja tewas dalam pertempuran. Kemudian Timur malah membunuh Amir Husain yang juga iparnya sendiri. Pada 10 April 1370, ia mengangkat dirinya sebagai penguasa tunggal. Semboyan Timur Lenk yaitu:<br />"Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada satu raja." <br />Sejak itu, Timur Lenk menebar maut sebagaimana dilakukan Hulagu seabad sebelumnya.<br />Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang loyalis, Timur Lenk melakukan perluasan kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah barat dan barat laut meliputi Mongol, Laut Kaspia, Ural, dan Volga. Mulai tahun 782 H/ 1380 M Timur Lenk melakukan serangan ke Persia, Khurasan dan Azerbaijan dan berhasil mendudukinya dengan serangkaian pertempuran. Kemudian pada tahun 1393 Timur Lenk melakukan invasi ke Irak, melakukan pembunuhan dan penjarahan terutama di Baghdad dan Tikrit. Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di Persia, termasuk Baghdad, Karballa, dan Irak Utara. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti lain berhasil dikuasai Timur Lenk. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur Lenk adalah Tokhtamysh. Timur Lenk membangun menara terbuat dari 2000 mayat dibalut dengan lumpur di Sabwazar, Afghanistan.<br />Pada 1395, Timur Lenk menyerbu Moskow. Kemudian ia ke Timur ke India, tempat di mana ia membantai 80 ribu tawanannya. Kebiadaban terus ditebarkan. Pusat-pusat peradaban Islam dihancurkannya kecuali Samarkand. Di tempat ini, ia malah membangun kota dengan mendatangkan batu dari Delhi, India, dengan diangkut oleh gajah. Timur Lenk membangun piramida dari sekitar 20.000 kepala manusia di Aleppo, Syria, membunuh 20.000 orang di Baghdad dan mengubur hidup-hidup 4000 tentara musuh di Armenia. Sekolah dan masjid-masjid di sekitar Irak dihancurkan. <br />Timur juga menggempur dua kesultanan penting. Yakni kesultanan Usmani di Turki serta Mamluk di Mesir. Timur Lenk menyerang Syiria pada tahun 803 H (1401 M) dan memasuki Aleppo. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar. Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Hamah, Horns dan Ba’labak berturut-turut jatuh ke tangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamluk dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan pasukan Timur lenk pada tahun 1401 M. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli dibawanya ke Samarkand. <br />Dalam pertempuran melawan Timur Lenk, Usmani dipimpin sendiri oleh Sultan Bayazid I. Erthugul, anak Bayazid, tewas. Dalam pertempuran berikutnya, perang di Ankara tahun 1404, Bayazid bahkan tertawan dan meninggal sebagai tawanan. Di Takrit, kota kelahiran Salahuddin Al-Ayyubi-Timur Lenk juga membangun piramida manusia. Dinasti Mamluk di Mesir tak luput dari ancamannya. Apalagi Sultan Malik Zahir Barquq melindungi penguasa Baghdad yang melarikan diri, Sultan Ahmad Jalair. Namun, seperti menghadapi Hulagu sebelumnya, Mesir akhirnya luput dari serangan Timur. Serangan Timur Lenk benar-benar menghancurkan peradaban Islam. Praktis hanya Mesir yang selamat. Baghdad yang belum pulih akibat serangan Hulagu Khan dulu, kini remuk kembali. <br />Tak puas menjarah ke Barat, Timur Lenk kemudian mengincar Cina di timur. Padahal saat itu, ia telah berusia 71 tahun. Saat hendak melakukan invasi itu, Timur Lenk sakit dan meninggal pada 1405 . Dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil bertempur hebat memperebutkan kursi sang ayah. Khalil (1404-1404) menang, namun dikudeta oleh saudaranya yang lain, Syakh Rukh (1405-1447). Syakh Rukh dan anaknya, Ulugh Bey (1447-1449) memimpin negaranya dengan baik. Ilmu pengetahuan kembali berkembang. Namun tidak lama. Pada 1469, kekuasaan keluarga Timur Lenk itu ambruk.<br /><br />C. Analisis<br />Bangsa Mongol adalah bangsa yang beringas. Kehidupan di gurun membuat mereka menjadi tangguh. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa strategi perang bangsa Mongol adalah menanamkan trauma dan rasa takut serta menjatuhkan mental hingga musuhnya tidak berani melawan. Berdasarkan analisis penulis, kemenangan bangsa Mongol dalam setiap peperangan tidak hanya karena taktik tersebut. Bangsa Mongol adalah bangsa yang licik, hal ini tersirat dari penipuan-penipuan tentang perdamaian yang dilakukan bangsa Mongol. Kekuatan mereka juga lebih besar dari umat Islam dalam arti kekuatan fisik, kemahiran berkuda, kecepatan dan kemahiran berperang. Hal ini karena memang pada dasarnya Mongol berasal dari suku-suku yang suka berperang. Selain itu, dari beberapa wilayah Islam yang dikalahkan Mongol memang kurang menguasai taktik perang dan kurang menguasai medan. Buktinya ketika Mamluk menguasai medan pertempuran dipadu dengan taktik yang bagus, Mongol dapat dikalahkan.<br />Perihal masuk Islamnya Timur Lenk memang ada perbedaan. Ada yang menyebutkan ia masuk Islam sejak kecil, ada yang berpendapat ia masuk Islam ketika menjadi kaisar dan ada pula yang berpendapat pada akhir hayatnya. Pertama, kalau kita analisis, dari beberapa referensi menyebutkan bahwa Timur Lenk bukanlah keturunan Mongol yang pertama masuk Islam. Kalau disebutkan ia masuk Islam sejak kecil padahal ia menghancurkan Islam memang terkesan tidak masuk akal. Akan tetapi dilihat dari garis keturunan Mongol yang memang pada dasarnya sangat kejam dan beringas dipadukan dengan ambisi politik yang besar, maka seorang muslim manapun bisa berbuat keji demi kepentingannya sendiri. Pendapat Islamnya Timur Lenk sejak kecil ini bisa dikuatkan dengan fakta bahwa Timur Lenk pernah bergabung dengan pasukan Islam di bawah kekuasaan Amir Qaghazan dan ia juga mempunyai seorang ipar yang Islam bernama Amir Husain, dalam arti istrinya adalah seorang muslim. Ia juga mempunyai anak dengan nama Islam yaitu Muhammad Jehanekir dan Khalil.<br />Kedua, pendapat kedua mengatakan ia masuk Islam ketika menjadi kaisar. Hal ini penulis temukan dalam salah satu ceramah KH. Abdullah Gymnastiar. Bahwa setelah menangkap Syekh Jamaluddin dari Bukhara, Timur Lenk selalu teringat dengan kata-kata syekh tersebut yang mengatakan “Andaikata kami tidak diberi cahaya kemuliaan dengan agama yang benar, niscaya kami lebih hina daripada seekor anjing”. Mendengar uraian ini, tergetarlah hati Timur Lenk hingga akhirnya terbukalah pintu hatinya untuk menerima Islam, hanya saja pada saat itu masih ada satu hal yang mengganjalnya yaitu dia belum menjadi kaisar dan orang tuanya yang berkuasa. Timur Lenk berjanji akan memeluk Islam ketika sudah menjadi kaisar dan janji itu dipenuhi. Setelah memeluk Islam ia menjadi tidak beringas. Tetapi pendapat ini tidak disertai dengan referensi yang jelas.<br />Ketiga, pendapat bahwa Timur Lenk masuk Islam pada akhir hayatnya. Penulis juga tidak menemukan referensi yang menjelaskan bahwa Timur Lenk masuk Islam pada akhir hayatnya. Kalau Timur Lenk mempunyai anak dengan nama Islam tentu nama itu diberikan saat anak itu masih kecil. Kalau Timur Lenk masuk Islam saat akhir hayatnya tidak mungkin ia mempunyai anak dengan nama Islam yang mana anak tersebut sudah dewasa dan memperebutkan kekuasaan setelah ia meninggal. Seandainya anak-anak tersebut masih kecil, masih mungkin kalau Timur Lenk masuk Islam di akhir hayatnya, tapi dalam beberapa referensi menyebutkan anak-anak tersebut berebut kekuasaan dalam arti pasti mereka sudah dewasa.<br />Berdasarkan ketiga pendapat di atas, penulis lebih memegang pendapat pertama karena banyak referensi yang menjelaskannya. Sedangkan pendapat kedua dan ketiga tidak dikuatkan dengan referensi yang jelas.<br /><br />D. Kesimpulan<br />Bangsa Mongol berasal dari Asia bagian tengah. Selama beberapa abad, Bangsa Mongol hidup berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain yang membentang dari Manchuria sampai Turkistan. Bangsa Mongol dikenal sebagai bangsa penakluk.<br />Setelah melakukan invasi ke Cina, Mongol mengadakan invasi ke dunia Islam. Invasi tersebut disebabkan adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu ketika Gubernur Khawarizm membunuh utusan Jengiz Khan yang disertai pula oleh para saudagar muslim.<br />Ada 3 gelombang serangan dahsyat Mongol ke dunia Islam, yaitu:<br />1. Penghancuran dan pembantaian di Turkistan dan Khurasan di bawah pimpinan Jengiz Khan. Pada serangan ini Mongol dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarizm tahun 1219-1220.<br />2. Serangan ke Baghdad di bawah pimpinan Hulagu Khan pada tanggal 10 Februari 1258. Akibat serangan ini Kota Baghdad hancur dan runtuhlah kekuasaan Dinasti Abbasiyah.<br />3. Invasi ke negara-negara Asia di bawah pimpinan Timur Lenk yang dimulai dengan serangan ke Persia pada tahun 1380 M.<br />Bangsa Mongol pernah mengalami kekalahan di ‘Ain Jalut ketika melawan tentara Mamluk yang dipimpin oleh Baibars. Serangan Mongol kembali mengancam dengan munculnya Timur Lenk, tetapi setelah Timur Lenk meninggal, kekuasaan Mongolpun ambruk.<br />Adapun akibat serangan-serangan Mongol ke dunia Islam yaitu:<br />1. Hancurnya segala macam peradaban dan pusaka yang telah dibuat beratus-ratus tahun lamanya, istana-istana kerajaan dan perpustakaan.<br />2. Banyaknya penduduk yang terbunuh. <br />3. Masjid-masjid Bukhara yang terkenal sebagai pusat ibadah dan pengetahuan dijadikan kandang kuda oleh pasukan Mongol.<br />4. Ribuan pengrajin muslim dibawa ke Mongolia untuk dijadikan budak.<br />5. Timbul wabah penyakit pes akibat mayat-mayat yang bergelimpangan belum sempat dikebumikan.<br />6. Dihanyutkannya kitab-kitab yang dikarang oleh ahli ilmu pengetahuan ke dalam sungai Dajlah sehingga berubah warna airnya karena tinta yng larut.<br />7. Hancurnya Baghdad sebagai pusat Dinasti Abbasiyah, fasilitas perpustakaan, hilang lenyap dibakar Hulagu.<br />8. Runtuhnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah dan mundurnya kekuatan politik Islam.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Daftar Rujukan<br /><br />Ahmad, Thoriq. 15 Januari 2009. Hancurnya Sebuah Peradaban-Serangan Mongol. http://dakwah.info/. Diakses 23 Oktober 2010<br />Al Husaeri, Ahmad dalam Sejarah Perang Salib. Makalah tidak diterbitkan<br />Amin, Ahmad. 1991. Islam dari Masa ke Masa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya<br />Amir, Sam. 15-06-2009. Perang 'Ain Jalut Serta Kalahkannya Ya'juj dan Ma'juj. (http://yajujdanmajuj.blogspot.com/2009/06/perang-ain-jalut-serta-kalahkannya.html). Diakses 12 November 2010<br />Andik P, Surya Okta. 13-11-2008. Serangan-serangan Timur Lenk (Masa Kemunduran). http://mktabahku.wordpress.com/2008/11/13/serangan-serangan-timur-lenk-masa-kemunduran. Diakses 12 November 2010<br />Chair, Abd., et., al. 2010. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Jilid 2 Khilafah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve<br />Hitti, Philip K.. 2002. History of The Arabs, Edisi Revisi ke-10. Terjemahan R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta<br />Mimihitam.02-12-2007. Sejarah Bangsa Mongol. http://www.indogamers.com/. Diakses 10 November 2010<br />Morgan, David. 1986. The Mongols. Cambridge : Black Well<br />Sholehuddin, Abushiri. 2004. Ad-Daulah Al-Ayyubiyah. Sumenep: Al-Amien Printing<br />Spuler, Bertold. 1972. History of the Mongols. London: Routledge & Kegan Paul Ltd<br />Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam). Jakarta: Prenada Media<br />Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia<br />Tim Penyusun. 1995. Teks Book Dirosat Islamiyah: Sejarah dan Pembaharuan dalam Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya: CV. Anika Bahagia Offset.<br />Verdicious. 02-05-2010. Sejarah Genghis Khan dan Dinasti Mongol. http://verdicious.blogspot.com/2010/05/sejarah-genghis-khan-dan-dinasti-mongol.html. Diakses 10 November 2010<br />Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada<br />19-11-2009. Prahara Timur Lenk (1336-1404). http://sangmujahidmuda.blogspot.com/2009/11/prahara-timur-lenk-1336-1404.html. Diakses 12 November 2010<br />20-08-2010. Pertempuran Ain Jalut, kemenangan tentara Islam atas Tentara Mongol. http://eramuslim.blogdetik.com/2010/08/20/pertempuran-ain-jalut-kemenangan-tentara-islam-atas-tentara-mongol/. Diakses 13 November 2010<br />2010. Bani Abbasiyah. http://id.wikipedia.org/wiki/Bani Abbasiyah. Diakses 23 Oktober 2010<br />Mongolia. 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Mongolia. Diakses 23 Oktober 2010<br />Peradaban Islam Mongol, Turki dan Syafawi. http://www.scribd.com/doc/29091494/Peradaban-Islam-Mongol-Truki-Syafawi. Diakses 23 Oktober 2010.<br />Pertempuran ‘Ain Jalut. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Ain_Jalut. Diakses 13 November 2010<br />Tamerlane. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tamerlane). Diakses 23 Oktober 2010<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-56628371363302119982012-02-21T01:11:00.001-08:002012-02-21T01:15:20.720-08:00PEMIKIRAN FEMINISME AMINA WADUD (TAFSIR FEMINIS ATAS AL-QUR’AN)A. PENDAHULUAN<br />Memasuki abad dua puluh dunia ramai dengan perubahan dan perkembangan di segala bidang, termasuk kemajuan ilmu-ilmu sosial. Dan ditengah kemajuan itu, pendekatan gender terhadap dehumanisasi sosial mulai dilakukan, yaitu seiring dengan maraknya isu kesetaraan dan kemitrajajaran antara perempuan dan laki-laki. Pendekatan gender tersebut, melahirkan kesadaran sosial bahwa selama ini di realitas sosial telah terjadi diskrimasi dan penindasan terhadap perempuan, serta pendustaaan nilai-nilai kemanusiaan. Di antara hal baru yang dilakukan adalah melakukan analisis atas beberapa atribut sosial dan keagamaan yang selama ini menjadi justifikasi ketidakadilan sosial.<br />Selanjutnya dalam konteks keagamaan mulai marak isu pentingnya reinterpretasi ayat-ayat gender, dalam rangka menemukan aribut-atribut sosial yang selama ini masuk dalam penafsiran al-Qur'an serta menelaah kembali semangat keadilan dan kemanusiaan yang dibawa oleh Islam. Kemajuan ini, di satu sisi memberikan perubahan terhadap paradigma berpikir, telah menyita perhatian intelektual muslim-feminis untuk melakukan pengembangan metodologis guna melahirkan penafsiran yang berperspektif gender dan berkeadilan sosial. Yang diantaranya dilakukan oleh Amina Wadud Muhsin.<br /><span class="fullpost"><br />Al-Qur’an mempunyai posisi penting dalam studi-studi keislaman, di samping berfungsi sebagai petunjuk, Al-Qur’an juga berfungsi sebagai furqan, yaitu menjadi tolak ukur dan pembeda antara yang haq dan yang bathil. Menafsirkan Al-Qur’an berarti berusaha menerangkan makna-makna Al-Qur’an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya. Oleh karena pentingnya posisi Al-Qur’an tersebut, maka penafsiran terhadap Al-Qur’an bukan hanya merupakan hal yang diperbolehkan, bahkan lebih dari itu, merupakan suatu keharusan bagi orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk melakukan itu. <br />Kecenderungan hermeneutika dalam model penafsiran feminis telah memunculkan hasil penafsiran yang berbeda secara diametral dengan penafsiran klasik. Makalah ini mengkaji pemikiran dan kecenderungan Amina Wadud Muhsin dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an. Ia adalah feminis yang berupaya menafsirkan ulang berbagai ayat Al-Qur’an yang selama ini cenderung ditafsirkan secara patriarkhis oleh para mufasir klasik.<br /><br />B. SEKILAS TENTANG AMINA WADUD<br />1. Biografi Amina Wadud<br />Amina Wadud lahir pada tanggal 25 September 1952 dengan nama Maria Teasley di kota Bethesda, Maryland. Ayahnya adalah seorang Methodist menteri dan ibunya keturunan dari budak Muslim Arab, Berber dan Afrika. Pada tahun 1972 ia mengucapkan syahadat dan menerima Islam dan pada tahun 1974 namanya resmi diubah menjadi Amina Wadud dipilih untuk mencerminkan afiliasi agamanya. Ia menerima gelar BS, dari The University of Pensylvania, antara tahun 1970 dan 1975. Dia menerima MA di Studi Timur Dekat dan gelar Ph.D dalam bahasa Arab dan Studi Islam dari University of Michigan pada tahun 1988. Selama kuliah, ia belajar Arab di Mesir di Universitas Amerika di Kairo, dilanjutkan dengan studi Al-Quran dan tafsir di Universitas Kairo, Mesir dan mengambil kursus di Filsafat di Universitas Al-Azhar . <br />Amina Wadud adalah seorang feminis Islam, imam dan seorang feminis dengan fokus progresif pada tafsir Al-Qur'an. Dia dikontrak untuk jangka waktu 3 tahun sebagai Asisten Profesor di International Islamic University Malaysia di bidang Studi Al-Qur'an di Malaysia, antara tahun 1989-1992, dan di mana ia menerbitkan disertasinya Al-Qur'an dan Perempuan: membaca ulang Teks Suci dari Woman's Perspektif, sebuah buku yang dilarang di UAE. Namun, buku tersebut terus digunakan oleh Sisters Islam di Malaysia sebagai teks dasar bagi aktivis dan akademisi. Pada periode yang sama ia juga bersama-sama mendirikan LSM Sisters -In-Islam. Spesialisasi penelitian Amina Wadud ini termasuk studi gender dan Al-Qur’an. Pada tahun 1992 Amina Wadud menerima posisi sebagai Profesor Agama dan Filsafat di Virginia Commonwealth University, dan ia pensiun pada 2008. Mulai tahun 2008-sekarang, ia adalah seorang profesor tamu di Pusat Agama dan Cross Cultural Studies di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Indonesia. <br />Pada bulan Februari 2009, ia menjadi pembicara di Musawah Kesetaraan dan Keadilan dalam konferensi keluarga, di mana ia mempresentasikan makalah yang berjudul “Islam Beyond Patriarchy Through Gender Inclusive Qur’anic Analysis”. Amina Wadud juga menjadi pembicara pada konferensi regional tentang memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam masyarakat Islam, yang diselenggarakan oleh United Nations Development Fund for Women (UNIFEM) dan pusat internasioanl untuk Islam dan Pluralisme (ICIP) di Jakarta, Indonesia, Maret 2009.<br />Dalam tipologi Arab kontemporer Amina Wadud tergolong dalam kelompok reformistik dengan metode dekontruksi dan rekontruksi. Dia sangat menentang terhadap golongan fundamentalis. <br /><br />2. Buku Qur’an and Woman: Rereading The Sacred Text From a Woman’s Perspective<br />Menurut Charles Kurzman, riset Amina Wadud mengenai wanita dalam Al-Qur’an muncul dalam suatu konteks historis yang erat kaitannya dengan wanita Afrika-Amerika dalam upaya memperjuangkan keadilan gender. Hal ini karena selama ini sistem relasi laki-laki dan wanita di masyarakat memang sering mencerminkan bias-bias patriarkhi, dan sebagai implikasinya maka perempuan kurang mendapat keadilan secara lebih proporsional. Amina Wadud mengakui bahwa bukunya merupakan bagian dari apa yang disebut “Jihad Gender” dirinya sebagai seorang muslimah dalam konteks global. Menurutnya, budaya patriarki telah memarginalkan kaum wanita, menafikan wanita sebagai khalifah fil ardh, serta menyangkal ajaran keadilan yang diusung oleh al-Qur`an.<br />Riset dalam topik buku Qur’an and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman’s Perspective ini dimulai pada awal 1986. Tujuan riset Amina Wadud adalah menentukan kriteria yang pasti untuk mengevaluasi sejauh mana posisi wanita dalam kultur muslim telah betul-betul menggambarkan maksud Islam mengenai wanita dalam masyarakat. Al-Qur’an dapat digunakan sebagai kriteria untuk menguji apakah status wanita dalam masyarakat muslim yang sesungguhnya sudah dikatakan Islami. Jika yang menjadi tolak ukur pasti dalam Islam adalah apa yang dilakukan oleh kaum muslim, maka niscaya wanita dan laki-laki tidak sederajat. Menurut Amina Wadud, hanya jika Al-Qur’an sendiri memang tegas-tegas menyatakan bahwa laki-laki dan wanita tidak sederajat, maka barulah harus dipatuhi sebagai dasar keimanan Islam. Ternyata menurut Amina Wadud, hasil kajiannya menunjukkan banyak sekali ayat Al-Qur’an yang mempertegas kesamaan derajat wanita dan laki-laki. Di dalam buku ini, Amina Wadud bermaksud menggunakan tafsir tauhid untuk menegaskan betapa kesatuan Al-Qur’an merambah seluruh bagiannya. Salah satu tujuan dari metode tafsir tauhid adalah untuk menjelaskan dinamika antara hal-hal yang universal dan partikular menurut Al-Qur’an. <br />Selain itu, tujuan riset ini adalah untuk menjadikan penafsiran Al-Qur’an bermakna bagi kehidupan wanita di era modern. Kemudian Amina Wadud menambahkan bahwa tujuan spesifiknya adalah menunjukkan kemampuan penyesuaian pandangan dunia Al-Qur’an terhadap persoalan dan dunia wanita menurut konteks modern. <br />Buku ini bukan buku yang membahas topik umum tentang “Islam dan Wanita”, juga bukan tentang wanita muslim. Buku ini menambahkan bahasan tentang gender pada salah satu disiplin ilmu yang paling fundamental dalam pemikiran Islam yaitu tafsir.<br />Buku ini mempunyai sejarah internasional yang luas: Setelah Amina Wadud merampungkan riset dan disertasi Ph.D.nya di Amerika Serikat (1989), buku ini diterbitkan pertama kali di Malaysia (1992). Sejak itu, buku ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di antaranya Turki (1997), dan ada tawaran yang tidak tuntas untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab (1996). Setelah mengunjungi Afrika Selatan (1994), buku ini meraih peringkat nomor satu dalam daftar buku best seller di al-Qalam, sebuah koran muslim. Metodologinya disejajarkan dengan yang digunakan oleh aktifis dan cendekiawan muslimah di Republik Islam Iran. Di beberapa universitas Barat, buku ini secara luas digunakan untuk mata kuliah yang berhubungan dengan ‘gender dan Islam’ serta ‘Islam dan modernis’. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 1992.<br />Dalam buku ini, Amina Wadud mengungkapkan bahwa ia menerima Al-Qur’an seutuhnya, tetapi tetap menganggap tafsirnya hanya sebagai upaya manusia untuk menjelaskan makna kandungannya dan mengarahkan pengalamannya. Fokus buku ini hanya pada soal gender dalam Al-Qur’an. Ini adalah konsep tentang wanita yang langsung diambil dari Al-Quran.<br /><br /><br />3. Metodologi Amina Wadud dalam Menafsirkan Al-Qur’an<br />Karya Amina Wadud sesungguhnya merupakan kegelisahan intelektual penulisnya mengenai ketidakadilan gender dalam masyarakatnya. Menurut Amina Wadud, salah satu penyebab terjadinya ketidakadilan gender dalam kehidupan sosial adalah karena ideologi-doktrin penafsiran Al-Qur’an yang dianggapnya bias patriarkhi.<br />Menurut Amina Wadud, sebenarnya selama ini tidak ada suatu metode penafsiran yang benar-benar objektif, karena setiap pemahaman atau penafsiran terhadap suatu teks, termasuk kitab suci al-Qur’an sangat dipengaruhi oleh perspektif mufassirnya, cultural background, yang melatarbelakanginya. Itulah yang oleh Amina Wadud disebut dengan prior texts/ pra teks.<br />Menurut Amina Wadud, untuk memperoleh penafsiran yang relatif objektif, seorang penafsir harus kembali pada prinsip-prinsip dasar dalam al-Quran sebagai kerangka paradigmanya. Itulah mengapa Amina mensyaratkan perlunya seorang mufassir memahami weltanchauung atau world view .<br />Menurut Amina Wadud, penafsiran-penafsiran mengenai perempuan selama ini ada tiga kategori yaitu: 1) tradisional 2) reaktif dan 3) holistik. Yang pertama adalah tafsir tradisional. Menurut Amina Wadud model tafsir ini menggunakan pokok bahasan tertentu sesuai dengan minat dan kemampuan mufassirnya, seperti hukum (fiqh), nahwu, shorof sejarah, tasawuf. Model tafsir semacam ini lebih bersifat atomistik,yaitu penafsiran dilakukan ayat per-ayat dan tidak tematik, sehingga pembahasannya terkesan parsial. Namun, ketiadaan penerapan hermeneutika atau metodologi yang menghubungkan antara ide, struktur sintaksis atau tema yang serupa membuat pembacanya gagal menangkap weltanchauung al-Qur’an.<br />Tafsir model tradisional ini terkesan eksklusif; ditulis hanya oleh kaum laki-laki. Tidaklah mengherankan kalau hanya kesadaran dan pengalaman kaum pria yang diakomodasikan di dalamnya. Padahal mestinya pengalaman, visi dan perspektif kaum perempuan juga harus masuk di dalamnya, sehingga tidak terjadi bias patriarkhi yang bisa memicu dan memacu kepada ketidakadilan gender dalam kehidupan keluarga atau masyarakat.<br />Kategori yang kedua adalah tafsir reaktif, yaitu tafsir yang berisi reaksi para pemikir modern terhadap sejumlah hambatan yang dialami perempuan yang dianggap berasal dari al-Quran. Persoalan yang dibahas dan metode yang digunakan seringkali berasal dari gagasan kaum feminis dan rasionalis, tapi tanpa dibarengi analisis yang komprehensif terhadap ayat-ayat yang bersangkutan. Dengan demikian, meskipun semangat yang dibawanya adalah pembebasan (liberation), namun namun tidak terlihat hubungannya dengan sumber idiologi dan teologi Islam.<br />Kategori ketiga adalah tafsir holistik, yaitu tafsir yang menggunakan metode penafsiran yang komprehnsif dan mengkaitkannya dengan berbagai persoalan sosial, moral ekonomi, politik, termasuk isu-isu perempuan yang muncul di era modernitas. Di sinilah posisi Amina Wadud dalam upaya menafsirkan ayat-ayat al-Quran. Model semacam ini menurut hemat penulis mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Fazlur Rahman dan al-Farmawi. <br />Dalam riset ini, Amina Wadud menggunakan pendekatan berikut: <br />a. Feministik, yaitu pendekatan yang didasarkan pada pandangan hidup perempuan<br />b. Sosio-historis-kultural, Pendekatan ini ada kaitannya dengan pengalaman dan pergumulan para wanita Afrika-Amerika dalam upaya memperjuangkan keadilan gender. Jadi, ketika hendak menafsirkan Al-Qur’an maka mufassir harus memperhatikan situasi sosio-historis-kultural.<br /><br />Metodologi penafsiran Amina Wadud mencakup:<br />a. Dekontruktif-rekontruktif<br />Amina Wadud mendekontruksi dan merekonstruksi model penfsiran klasik yang penuh bias patriarkhi. Asumsi dasarnya adalah bahwa Al-Qur’an merupakan sumber nilai tertinggi yang secara adil mendudukan laki-laki dan perempuan setara (equa)<br />b. Argumentatif-teologis<br />c. Hermeneutik-filosofis<br /> Ciri utamanya: pengakuan bahwa dalam kegiatan penafsiran, seorang mufassir selalu didahului oleh persepsinya terhadap teks yang disebut sebagai prapaham yang muncul karena seorang penafsir senantiasa dikondisikan oleh situasi di mana ia terlibat dan sekaligus mempengaruhi kesadarannya. <br /><br />Sebagaimana disebutkan sebelumnya, dalam riset ini, Amina Wadud menggunakan metode tafsir tauhid. Metode tafsir tauhid sebagai hermeneutika ini senantiasa memperhatikan tiga aspek nas berikut; 1). Konteks saat nas ditulis ( Al-Qur’n diturunkan); 2). Komposisi nas dari segi gramatikanya (bagaimana nas menyatakan apa yang dinyatakannya); 3) nas secara keseluruhan, Weltanschauuung atau pandangan dunianya. Perpaduan ketiga aspek ini akan meminimalisir subjektifitas dan mendekatkan hasil pembacaan kepada maksud teks yang sebenarnya. <br />Menurut Amina Wadud, dalam risetnya ini, setiap ayat dianalisis: 1) menurut konteksnya; 2) menurut konteks pembahasan tentang topik yang sama dalam Al-Qur’an; 3) dari sudut bahasa dan struktur sintaksis yang sama yang digunakan di tempat lain dalam Al-Qur’an; 4) dari sudut prinsip Al-Qur’an yang menolaknya; 5) menurut konteks Weltanschauuung Al-Qur’an, atau pandangan dunianya. <br /><br />C. PEMIKIRAN FEMINISME AMINA WADUD<br />1. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an dan Kesetaraan Laki-laki dan Wanita<br />Meskipun terdapat perbedaan antara perlakuan terhadap pria dan perlakuan terhadap wanita ketika al-Qur`an membahas penciptaan manusia, Amina berpendapat tidak ada perbedaan nilai esensial yang disandang oleh pria dan wanita. Oleh sebab itu tidak ada indikasi bahwa wanita memiliki lebih sedikit atau lebih banyak keterbatasan dibanding pria.<br />Semua catatan al-Qur`an mengenai penciptaan manusia dimulai dengan asal-usul ibu-bapak pertama:<br /> • • ……<br />Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surge… (QS. Al-A’raaf: 27). <br /><br />Amina menjelaskan bahwa kita menganggap ibu-bapak kita yang pertama serupa dengan kita. Meskipun anggapan ini benar, tetapi tujuan utama bab ini lebih menekankan pada satu hal: proses penciptaan mereka. Semua manusia setelah penciptaan kedua makhluk ini, diciptakan di dalam rahim ibunya. Berbagai implikasi yang serius telah diambil dari pembahasan dan ide-ide tentang penciptaan orang tua pertama yang berdampak abadi pada sikap terhadap laki-laki dan wanita. <br />Selanjutnya Amina Wadud membahas QS. An-Nisa’ ayat 1:<br /> •• • • <br />Dan juga dalam QS. Ar-Ruum ayat 21, yaitu: <br /> •• • <br /><br /> Dalam menjelaskan firman Allah tersebut, Amina Wadud menekankan penjelasannya tentang pengertian dan maksud dari kata min, nafs dan zawj. Menurutnya, kata min, memiliki dua fungsi. Yang pertama, digunakan sebagai preposisi `dari`, untuk menunjukkan makna menyarikan sesuatu dari sesuatu lainnya. Adapun yang kedua, digunakan untuk mengatakan `sama macam atau jenisnya`. Setiap penggunaan kata min dalam ayat tadi telah ditafsirkan dalam salah satu atau kedua makna tadi, sehingga hasilnyapun berbeda. <br />Adapun maksud dari kata nafs, bisa digunakan secara umum dan teknis. Al-Qur`an tidak pernah menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan ciptaan lain selain manusia. Di dalam penggunaan secara teknis, kata nafs dalam al-Qur`an menunjukkan bahwa seluruh umat manusia memiliki asal usul yang sama. Meskipun secara tata bahasa kata nafs merupakan kata feminin (muannas), namun secara konseptual nafs mengandung makna netral, bukan untuk laki-laki, bukan pula untuk perempuan.<br />Dalam catatan al-Qur`an mengenai penciptaan, Allah tidak pernah merencanakan untuk memulai penciptaan manusia dalam bentuk seorang laki-laki, dan tidak pernah pula merujuk bahwa asal usul umat manusia adalah adam. Al-Qur`an bahkan tidak pernah menyatakan bahwa Allah memulai penciptaan manusia dengan nafs Adam, seorang pria. Hal yang sering diabaikan ini sangat penting karena penciptaan manusia versi al-Qur`an tidak dinyatakan dalam istilah jenis kelamin. <br />Demikian pula kata zawj. Sebagai istilah umum, kata zawj digunakan dalam Al-Qur’an untuk arti teman, pasangan yang biasanya kita pahami sebagai Hawa. Padahal secara gramatikal zawj adalah maskulin, secara konseptual kebahasaan bersifat netral, tidak menunjukkan bentuk muannats (feminin) atau mudzakkar (maskulin). Baik Adam maupun Hawa diciptakan dari nafs yang sama. Yang penting bagi Amina Wadud bukan bagaimana Hawa diciptakan, tapi kenyataan bahwa Hawa adalah pasangan Adam. Pasangan menurut Amina Wadud, dibuat dari dua bentuk yang saling melengkapi dari satu realitas tunggal, dengan sejumlah sifat, karakteristik dan fungsi, tetapi kedua bagian yang selaras ini saling melengkapi sesuai kebutuhan satu keseluruhan. Setiap anggota pasangan mensyaratkan adanya anggota pasangan lainnya. Dengan pengertian demikian, penciptaan Hawa bagi Amina Wadud merupakan bagian dari rencana penciptaan Adam. Dengan demikian keduanya sama pentingnya. <br />Selanjutnya, Amina Wadud juga menepis mitos yang sudah terlanjur mengakar di benak masyarakat, yaitu bahwa wanita (Hawa) merupakan penyebab keterlemparan manusia dari surga. Anggapan ini jelas tidak sejalan dengan Al-Qur’an, sebab peringatan Allah agar menjauhkan diri dari bujukan syetan ditujukan kepada keduanya.<br /><br /><br /><br />2. Pandangan Al-Qur’an Tentang Wanita di Dunia<br />Amina Wadud berpendapat bahwa Al-Qur’an tidak mendukung suatu peran tertentu dan stereotip untuk laki-laki dan wanita. Patut dicatat bahwa semua referensi tentang para tokoh wanita dalam Al-Qur’an menggunakan suatu keistimewaan budaya yang penting yang memperlihatkan penghormatan terhadap wanita itu. Kecuali Maryam, ibunda Isa, mereka tidak pernah dipanggil dengan namanya. Sebagian besar berstatus istri dan Al-Qur’an menyebut mereka dalam bentuk idhafah yang mengandung salah satu kata Arab untuk istri: imra’ah, nisa’ atau zawj. Bahkan wanita lajang disebutkan dengan dihubungkan dengan laki-laki tertentu: ukht Musa, ukht Harun. Prinsip umumnya, bahwa wanita harus disapa secara terhormat. <br />Al-Zamakhsyari menyatakan bahwa laki-laki lebih diutamakan oleh Allah dalam hal kecerdasan, kondisi fisiknya, ketetapan hati dan kekuatan fisik, walaupun ia mengatakan hal tersebut tidak dinyatakan di dalam Al-Qur’an. Penafsiran ini membenarkan berbagai pembatasan atas hak-hak wanita untuk mencapai kebahagiaan pribadi dalam konteks Islam. Yang paling menyusahkan adalah kecenderungan untuk mengaitkan penafsiran ini dengan Al-Qur’an sendiri daripada mengaitkannya pada mufassirnya.<br />Allah tidak membedakan manusia berdasarkan kekayaan, kebangsaan, jenis kelamin atau konteks sejarah, melainkan berdasarkan takwa.<br /> •• • • <br />Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13). <br /><br />Menurut Amina Wadud, Al-Qur’an tidak pernah menggunakan istilah yang menyatakan bahwa posisi pemimpin tidak tepat untuk wanita. Justru sebaliknya, kisah Bilqis dalam Al-Qur’an memuji perilaku politik dan agamanya. Di luar identifikasinya sebagai wanita, tidak pernah ada disebutkan perbedaan, pelarangan, penambahan, atau pengkhususan terhadapnya sebagai wanita yang memimpin. Seorang wanita yang lebih independen dan berwawasan luas mungkin akan lebih baik dalam memimpin suatu bangsa. Demikian juga, seorang suami mungkin saja lebih sabar terhadap anak-anak.<br /><br />3. Balasan yang Adil: Akhirat Menurut Al-Qur’an<br />Laki-laki dan wanita adalah dua kategori spesies manusia yang dianggap sama atau sederajat dan dianugerahi potensi yang sama atau setara. Tak satupun hal tersebut terlupakan dalam al-Qur`an sebagai kitab petunjuk bagi umat manusia yang mengakui dan mempercayai kebenaran yang pasti. Al-Qur`an menghimbau semua orang beriman, laki-laki dan perempuan untuk membarengi keimanan mereka dengan tindakan, yang dengan begitu mereka akan diganjar dengan pahala yang besar. Jadi, Al-Qur`an tidak membedakan pahala yang dijanjikannya. <br />Dalam menjelaskan QS, 40:39-40, (wa man ‘amila shalihan min dzakarin aw untsa wa huwa mukmin fa ulaika yadkhuluna al-jannah), Amina menekankan kata man dan ulaika. Kedua kata tersebut mengandung pengertian netral, tidak laki-laki dan tidak pula khusus perempuan. Sehingga masing-masing manusia akan memperoleh ganjaran bukan berdasarkan jenis kelamin, melainkan atas tindakan yang dilakukan oleh setiap individu (lihat juga QS, 6:94).<br />Berkenaan dengan akhirat, tanggung jawab dan pengalaman individu ini mendapatkan perhatian lebih besar. Kematian, yakni perpindahan dari alam duniawi ke alam akhirat, akan dialami oleh setiap individu: “Tiap-tiap nafs akan merasakan mati” (Q.S. Ali: Imran: 185). Jadi, individu (nafs) lah yang dikelompokkan dengan individu-individu lain dari tipe yang sama. Akhirnya, balasan yang diberikan adalah berbasis pada individu. Laki-laki maupun perempuan diganjar secara individual sesuai dengan amalnya, meskipun timbangan untuk mengukurnya hanya ada satu (tidak bergender).<br />Mengenai balasan, terdapat beberapa point utama yang disebutkan al-Qur’an yaitu balasan diperoleh bukan berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasarkan amal yang dikerjakan oleh tiap-tiap individu sebelum mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Jaatsiyah [45]: 21-22. Tidak ada seorang pun yang dapat mengurangi atau menambah pahala yang didapat dari orang lain. Tidak seorang pun dapat berbagi pahala atau berbagi hukuman dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 48. <br /><br />4. Hak dan Peran Wanita<br />a. Perbedaan Fungsional di Dunia<br />Al-Qur’an mengakui bahwa kita berjalan dengan berbagai sistem sosial yang memiliki beberapa perbedaan fungsional. Hubungan yang ditunjukkan Al-Qur’an antara perbedaan-perbedaan yang bersifat duniawi ini dengan takwa adalah penting dalam bahasan Amina Wadud. Menurutnya, karena perbedaan utama wanita adalah kemampuannya melahirkan anak, maka kemampuan ini dianggap sebagai fungsinya yang utama. Penggunaan kata utama mempunyai konotasi negatif sehingga dari kata ini, tersirat anggapan bahwa wanita hanya bisa menjadi ibu. <br />Al-Qur’an tidak pernah menyatakan bahwa fungsi tersebut adalah fungsi utama wanita. Fungsi itu menjadi utama bila dilihat dari kesinambungan ras manusia.<br /><br /><br />b. Darajat dan Fadhala<br />Amina mengutip sebuah ayat yang membedakan derajat antara pria dan wanita, yang artinya:”Wanita-wanita yang ditalak, hendaknya menahan diri (menunggu) tika kali quru`. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang dijadikan Allah dalam rahimnya. Dan suami-suaminya berhak rujuk padanya dalam masa iddah tersebut, jika mereka (para suami tersebut) menghendaki ishlah. Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, memiliki satu tingkat (derajat) kelebihan daripada istrinya. Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana (QS, 2: 228).<br />Ayat ini menunjukkan bahwa derajat yang dimaksud di atas adalah hak menyatakan cerai kepada istri. Sebenarnya wanita bisa saja minta cerai, tetapi hal ini dikabulkan setelah adanya campur tangan pihak yang berwenang (misalnya hakim). <br />Amina berpendapat, bahwa beranggapan bahwa makna derajat dalam ayat ini sama dengan kebolehan kesewenang-wenangan laki-laki terhadap wanita, akan bertentangan dengan nilai kesamaan (keadilan) yang diperkenalkan dalam al-Qur`an sendiri untuk setiap individu, bahwa setiap nafs akan memperoleh ganjaran sesuai dengan apa yang dia upayakan. Adapun, kata ma’ruf diletakkan mendahului kata darajah untuk menujukkan bahwa hal tersebut dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian, hak dan tanggung jawab wanita dan pria adalah sama.<br />Selanjutnya, Amina juga concern dalam menafsirkan kata Qawwam dan fadhdhala yang terdapat dalam QS, 4:34. Menurutnya, dua kata tersebut erat kaitannya dengan kata penghubung bi. Di dalam sebuah kalimat, maknanya adalah karakteristik atau isi sebelum kata bi adalah ditentukan berdasarkan apa-apa yang diuraikan setelah kata bi. Dalam ayat tersebut, pria-pria qawwamuuna ‘ala (pemimpin-pemimpin bagi) wanita-wanita hanya jika disertai dua keadaan yang diuraikan berikutnya. Keadaan pertama adalah mempunyai atau sanggup membuktikan kelebihannya, sedang persyaratan kedua adalah jika mereka mendukung kaum wanita dengan menggunakan harta mereka. Jika kedua kondisi ini tidak dipenuhi, maka pria bukanlah pemimpin bagi wanita. <br />Dalam tulisan lain, Amina menjelaskan bahwa kata bi di atas berkaitan dengan ma fadhdhlallah (apa yang telah Allah lebihkan untuk laki-laki, yakni warisan), dan nafkah yang dia berikan kepada istrinya. Meski menurutnya, kelebihan warisan antara laki-laki dan perempuan masih debatable. Dimana bagian warisan absolute pria tidak selalu berbanding dua dengan wanita. Jumlah sesungguhnya sangat tergantung pada kekayaan milik keluarga yang akan diwariskan. <br />Lebih jauh, Amina menjelaskan bahwa nafkah sebagai seorang pemimpin hendaknya diterapkan dalam kaitannya hubungan kedua belah pihak dalam masyarakat secara keseluruhan. Salah satu pertimbangannya adalah tanggung jawab dan hak wanita untuk melahirkan anak. Tanggung jawab melahirkan seorang anak merupakan tugas yang sangat penting. Eksistensi manusia tergantung pada hal tersebut. Tanggung jawab ini mensyaratkan sejumlah hal, seperti kekuatan fisik, stamina, kecerdasan, dan komitmen personal yang dalam. Sementara tanggung jawab ini begitu jelas dan penting, apa tanggung jawab seorang pria dalam keluarga itu dan masyarakat luas? Untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan, dan untuk menghindari penindasan, Al-Qur`an menyebut tanggung jawabnya sebagai qiwamah. Amina menambahkan bahwa wanita tidak perlu dibebani dengan tanggung jawab tambahan yang akan membahayakan tuntutan penting tanggung jawab yang hanya dia sendiri yang bisa mengembannya. <br /><br />c. Nusyuz: Gangguan Keharmonisan Perkawinan<br />Kutipan Q.S. al-Nisa (4): 34 seringkali ditafsirkan dan dijadikan legitimasi/ pengakuan menurut hukum oleh kaum laki-laki untuk melakukan tindak kekerasan (violence) terhadap istri (perempuan) yang dianggap telah nusyuz. Di dalam kitab-kitab fiqh atau tafsir klasik, kata nusyuz sering dibawa pengertiannya pada istri yang tidak taat kepada suami. <br />Kata nusyuz dalam al-Qur’an dapat merujuk kepada kaum laki-laki pada (Q.S. al-Nisa’ [4]: 128) dan kaum perempuan pada (Q.S. al-Nisa’ [4]: 34), meskipun kedua kata ini sering diartikan berbeda. Ketika merujuk pada perempuan, kata nusyuz berarti ketidakpatuhan istri kepada suami ketika merujuk kepada suami berarti suami bersikap keras kepada istrinya, tidak mau memberikan haknya. Tetapi, menurut Amina Wadud, ketika kata nusyuz disandingkan dengan perempuan (istri), ia tidak dapat diartikan dengan ketidakpatuhan kepada suami (disobidience to the husband), melainkan lebih pada pengertian adanya ganguan keharmonisan dalam keluarga.<br />Al-Quran menawarkan berbagai solusi untuk persoalan nusyuz: Pertama, solusi verbal, (fa`idhuhunna) baik antara suami istri itu sendiri, seperti dalam Q.S. al- Nisa’ [4] : 34, atau melalui bantuan arbiters atau hakam (seorang penengah) seperti dalam Q.S. al-Nisa’ [4]: 128. Kedua, boleh dipisahkan (pisah ranjang). Langkah terakhir yakni memukul (fadribuhunna atau scourge). <br />Solusi pertama merupakan solusi yang terbaik yang ditawarkan dan disukai oleh al-Qur’an. Ini sejalan dengan salah satu prinsip dasar al-Qur’an yaitu musyawarah (syura). Dengan ungkapan lain, tidak perlu dilakukan tindakan kekerasan (violence) tertentu untuk menghadapi percekcokan antara suami-istri. Dalam pandangan penulis, kepatuhan yang tulus sesungguhnya tidak dapat dicapai dengan kekerasan, melainkan antara lain dengan sikap pengertian, mawaddah (kasih sayang) lutf (kelembutan). <br />Kedua: jika langkah-langkah kompromi mengikuti cara yang diajarkan al- Qur’an, belum dapat menyelesaikan masalah maka sangat mungkin harmonisasi itu akan dapat kembali, sebelum langkah terakhir dilakukan. Jika tahap ketiga terpaksa harus dilakukan, maka hakikat memukul istri tidak boleh menyebabkan terjadinya kekerasan, atau perkelahian antara keduanya, karena tindakan tersebut sama sekali tidak Islami. <br />Amina Wadud berpendapat mengenai penafsiran kata dharaba yaitu bahwa kata tersebut mempunyai banyak makna. Dharaba tidak harus berarti merujuk pada penggunaan paksaan atau kekerasan. Kata dharaba juga digunakan untuk pengertian meninggalkan atau menghentikan suatu perjalanan. Bahkan lebih dari itu, penulis sendiri mencatat kata dharaba ada yang bermakna berpalinglah dan pergi. Demikian pula, kata dharaba ada yang berarti at-Tasharruf bi malihi (mencegahnya untuk tidak memberikan hartanya kepadanya). <br />Jika demikian, masih ada banyak kemungkinan penafsiran kata fadhribuhunna dalam Q.S al-Nisa’ [4]: 34. Apakah tidak lebih baik, kata fadhribuhunna ditafsirkan dengan berpalinglah dan tinggalkanlah mereka atau kita tafsirkan janganlah mereka dikasih nafkah atau biaya hidup. Tafsir semacam ini nampaknya akan lebih dapat menghindarkan kekerasan dalam keluarga, ketika terjadi disharmoni atau percekcokan antar suami istri. Ketika sahabat mencoba mempraktikkan memukul istrinya yang nusyuz, lalu melapor kepada Nabi saw, beliau lalu bersabda “ pria teladan tidak akan pernah memukul istri-istri mereka”. Disamping itu juga ada hadis Nabi yang melarang memukul istri .<br /><br />d. Perceraian<br />Perceraian merupakan pilihan hukum antara pasangan yang telah menikah, setelah mereka tidak bisa menyatukan perbedaan yang timbul antara keduanya. Tetapi keadaan yang telah dibahas tadi, yang mengizinkan pria memiliki darajah (kelebihan) atas wanita, telah dianggap sebagai indikasi adanya ketaksejajaran dalam al-Qur`an- yaitu pria memiliki hak talak. Tidak seperti wanita, kaum pria bisa saja berkata ‘saya ceraikan kamu ‘ untuk memulai tata cara perceraian.<br />Al-Qur`an memang tidak menyebutkan adanya wanita-wanita yang meminta talak dari suaminya, sehingga kenyataan ini digunakan untuk mengambil kesimpulan bahwa wanita tidak memiliki hak talak. Kesimpulan terakhir sangat bertolak belakang dengan adat istiadat zaman pra-Islam dimana wanita dapat dengan mudahnya memalingkan wajahnya untuk menunjukkan penolakannya atas hubungan perkawinan dengan seorang pria. Tidak ada satu petunjukpun dalam al-Qur`an yang mengisyaratkan bahwa seluruh kewenangan talak ini harus direnggut dari kaum wanita. Yang lebih penting lagi menurutnya, hendaknya persoalan rujuk atau cerai dilakukan dengan cara ma’ruf dan menguntungkan kedua belah pihak. <br /><br />e. Poligami<br />Dalam hal ini Amina Wadud membahas QS 4:3 berikut:<br /> <br />Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. <br /><br />Ayat ini tentang perlakuan terhadap anak yatim. Sebagian wali laki-laki yang bertanggung jawab, untuk mengelola kekayaan anak-anak yatim perempuan tidak bisa diharapkan untuk mengelola dengan adil harta tersebut. Solusinya adalah dengan menikahi anak yatim tersebut.<br />Menurut Amina Wadud ada 3 pembenaran umum terhadap poligami yang tidak ada persetujuan langsung dalam Al-Qur’an, yaitu: <br />1) Finansial. Dalam konteks masalah ekonomi seperti pengangguran, seorang laki-laki yang mampu secara finansial hendaknya mengurus lebih dari satu istri. Lagi-lagi, pola pikir ini mengasumsikan bahwa semua wanita adalah beban finansial, pelaku reproduksi, tapi bukan produsen.<br />2) Dasar pemikiran lain untuk berpoligami difokuskan pada wanita yang tidak dapat mempunyai anak.<br />3) Jika kebutuhan seksual seorang laki-laki tidak dapat terpuaskan oleh seorang istri, dia harus mempunyai dua. Alasan ini jelas tidak Qur’ani karena berusaha menyatujui nafsu laki-laki yang tidak terkendali.<br /><br />f. Pembagian Warisan dan Persaksian bagi Perempuan<br />Teori kesetaraan laki-laki dan perempuan dilawan dengan pendapat, yaitu bahwa laki-laki dan perempuan sesungguhnya memang tidak setara. Terbukti pembagian harta warisan antara laki-laki dan perempuan tidak sama, bahkan 2:1. Ketentuan ini dianggap sebagai hal yang qothi, karena dhahir ayat memang menyatakan semacam ini, sebagaimana yang tertuang dalam Q.S.An-Nisa’:11-12.<br />Tentang pembagian harta warisan, Amina Wadud mengkritik penafsiran lama yang menganggap bahwa 2:1 (laki-laki dan perempuan) merupakan satu-satunya rumusan matematis. Menurutnya teori tersebut tidak benar, sebab ketika diteliti ayat-ayat tentang waris satu persatu, ternyata rumusan 2:1 hanya merupakan salah satu ragam dari model pembagian harta waris laki-laki dan perempuan. Pada kenyataannya, jika hanya ada satu anak perempuan, maka bagiannya separuh dari keseluruhan harta warisan. <br />Berbicara tentang persaksian dalam muamalah, al-Qur’an menyebutkan dalam (QS al-Baqarah [2]: 282.). Ayat tersebut mesti harus dipahami dalam konteks apa ia turun, bagaimana situasi sosio historis yang melingkupi ketika ayat itu turun. Para ulama klasik umumnya memang cenderung memahami secara tekstual, dan kurang berani melakukan terobosan baru untuk menafsirkan secara lebih kontekstual.<br />Dalam hal ini Fazlur Rahman, nampaknya salah seorang yang berani mengartikan berbeda dengan mengatakan bahwa:<br />Kesaksian perpemuan dianggap kurang bernilai dibanding laki-laki, tergantung dari daya ingat yang dimiliki perempuan tersebut. Jika perempuan tersebut memiliki pengetahuan tentang masalah transaksi keuangan, maka ia juga membuktikan kepada masyarakat, bahwa ia mampu sejajar dengan laki-laki. <br />Pemahaman ayat tersebut sesungguhnya sangat sosiologis, karena pada waktu itu, perempuan mudah dipaksa. Jika saksi yang dihadirkan hanya seorang perempuan, maka ia bisa dipaksa agar memberi kesaksian palsu. Berbeda jika ada dua perempuan, mereka bisa saling mendukung, saling mengingatkan satu sama lain tidak hanya menyebabkan si individu perempuan menjadi berharga, tetapi juga dapat membentuk benteng kesatuan guna mengadapi saksi yang lain.<br />Jadi, dengan kata lain adanya persaksian dua perempuan yang seakan disetarakan dengan satu laki-laki lebih disebabkan oleh adanya hambatan sosial pada waktu turunnya ayat, yaitu tidak adanya pengalaman bagi perempuan untuk masalah transaksi pada muamalah. Di samping itu, seringkali terjadi pemaksaan terhadap perempuan, dalam saat yang bersamaan sesungguhnya al-Quran tetap memandang perempuan sebagai saksi yang potensial.<br />Implikasi teoritis dari pemikiran tersebut adalah bahwa ketika kondisi zaman sudah berubah, di mana perempuan telah mendapatkan kesempatan pengalaman yang cukup dalam persoalan transaksi atau muamalah, apalagi hal itu memang sudah menjadi profesinya, maka perempuan dapat menjadi saksi secara sebanding dengan laki-laki. Jadi, persoalannya bukan pada jenis kelaminnya apakah laki-laki atau perempuan, melainkan pada kredibilitas dan kapabilitas ketika diserahi untuk menjadi saksi .<br /><br />D. KESIMPULAN<br /><br />Amina Wadud adalah seorang feminis Islam, imam dan seorang feminis dengan, fokus progresif pada Al-Qur'an tafsir. Riset Amina Wadud mengenai wanita dalam Al-Qur’an muncul dalam suatu konteks historis yang erat kaitannya dengan wanita Afrika-Amerika dalam upaya memperjuangkan keadilan gender. Tujuan riset Amina Wadud adalah menentukan kriteria yang pasti untuk mengevaluasi sejauh mana posisi wanita dalam kultur muslim telah betul-betul menggambarkan maksud Islam mengenai wanita dalam masyarakat. Selain itu, tujuan spesifiknya adalah menunjukkan kemampuan penyesuaian pandangan dunia Al-Qur’an terhadap persoalan dan dunia wanita menurut konteks modern.<br />Amina Wadud menggunakan metode tafsir tauhid. Metode tafsir tauhid sebagai hermeneutika yang dalam risetnya ini, setiap ayat dianalisis: 1) menurut konteksnya; 2) menurut konteks pembahasan tentang topik yang sama dalam Al-Qur’an; 3) dari sudut bahasa dan struktur sintaksis yang sama yang digunakan di tempat lain dalam Al-Qur’an; 4) dari sudut prinsip Al-Qur’an yang menolaknya; 5) menurut konteks Weltanschauuung Al-Qur’an, atau pandangan dunianya.<br />Pemikiran Amina Wadud mulai dari penciptaan manusia sampai persaksian perempuan adalah untuk menentang sebagian sikap dan hasil penafsiran tentang wanita dan Al-Qur’an. Penafsiran yang mengabaikan prinsip keadilan, persamaan dan kemanusiaan yang lazim. Amina Wadud menganggap kesetaraan laki-laki dan wanita bukan berarti sama. Ia mengakui adanya perbedaan penting antara laki-laki dan wanita. Maksud kesetaraan menurutnya adalah bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama pada tataran etika agama, dan mempunyai tanggung jawab yang sama-sama signifikan pada tataran fungsi sosial.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR RUJUKAN<br /><br />Abu Zaid, Nasr Hamid. 2003. Dawa’ir al-Khawf: Qira’ah fi Khitab al- Mar’ah. Terjemahan, Dekonstruksi Gender: Kritik Wacana Perempuan dalam Islam. Yogyakarta: SAMHA. <br />Ash Shiddieqy, M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/ Tafsir. Jakarta: PT. Bulan Bintang. <br />Baidowi, Ahmad. 2005. Tafsir Feminis: Kajian Perempuan dalam Al-Qur’an dan Para Mufassir Kontemporer. Bandung: Nuansa. <br />Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. Diponegoro.<br />Hasan, Ali. 1994. Sejarah dan Metodologi Tafsir. Jakarta: RajaGrafindo Persada.<br />Hanifah. 2005. Paradigma Tafsir Feminis (Studi Atas Pemikiran Amina Wadud, Asghar Ali Engineer dan Muhammad Syahrūr). http://tafsirhadis-uin-suka.blogspot.com/2009/02/paradigma-tafsir-feminis.html. Diakses 6 Mei 2011<br />Ika Khusnul Khotimah. 21-12-2010. Biografi Amina Wadud. http://pasaronlineforall.blogspot.com/2010/12/biografi-amina-wadud.html. Diakses 7 Mei 2011<br />Izutsu, Toshihiko. 1964. God and Man in the Koran: Semantics of Koranic Weltanschauuung. Tokyo: The Keio Institute of Culture and Linguistics Studies. <br />Junaidi, Abdul Basith. Et.al. 2009. Islam dalam berbagai Pembacaan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.<br />Khalaf Allah, Muhammad Ahmad. 1965. Al-Fann Al-Qassasi fi Al-Qur’an Al-Karim. Kairo: Maktab Al-Anjali Masriyyah.<br />Muhsin, Amina Wadud. 1999. Qur’an and Woman: Rereading the Sacred Text with a Woman Perspective. New York: Oxford University Press. <br />Wadud, Amina. 2001. Qur’an Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Gender dalam Tradisi Tafsir. Terjemahan Abdullah Ali. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.<br /> 2006. Inside the Gender Jihad, Women’s Reform in Islam/. England: Oneworld Publications.<br />Kaidah-kaidah Tafsir Al-Qur’an. 2010. http://www.scribd.com/doc/29773129/Kaidah-kaidah-Tafsir-Al-Quran. Diakses 18 Oktober 2010<br />http://en.wikipedia.org/wiki/Amina_Wadud, diakses pada tanggal 30 Oktober 2010<br />www.musawah.org/docs/pubs/wanted/Wanted-A-W-EN.pdf Islam beyond Patriarchy through Gender Inclusive Qur’anic Analysis.<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-60294289630797734412011-10-22T03:15:00.000-07:002011-10-22T03:22:52.666-07:00DOLPHIN INFRARED MASSAGER<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTTl-C0gni_qJ0O4Hgz_LVHYa5CoXQRBlwWDyqq0hnjK2LCTE1wcxzLp9Hof0uKUscSsEC8L-fMI8DVHrQS7JRifYwHzBdxrR610bUuf4qMuUdnPIJQdXM2V9M753RaAzEQgG_r-CE_ND-/s1600/1315628348_248904796_1-Gambar--ALAT-TERAPI-PIJAT-DOLPHIN.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTTl-C0gni_qJ0O4Hgz_LVHYa5CoXQRBlwWDyqq0hnjK2LCTE1wcxzLp9Hof0uKUscSsEC8L-fMI8DVHrQS7JRifYwHzBdxrR610bUuf4qMuUdnPIJQdXM2V9M753RaAzEQgG_r-CE_ND-/s400/1315628348_248904796_1-Gambar--ALAT-TERAPI-PIJAT-DOLPHIN.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666258884237941586" /></a><br /><br />HARGA Rp. 170.000 (Nego)<br />DILENGKAPI DENGAN INFRA MERAH YG BAIK BAGI KESEHATAN.<br />* Mental dan penyegaran fisik<br />* Superb "Jari-Tekanan" fungsi<br />* Menghilangkan dari rasa sakit dan stres<br />* Adjustable kecepatan<br />* Durable desain<br />* Pijat terbaik!<span class="fullpost"><br />Bagi yang serius ingin memesan hubungi 08986319545</span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-57012691546642232662011-10-22T02:46:00.000-07:002011-10-22T03:04:50.848-07:00Dijual: KOMPOR LISTRIK (INDUCTION COOKER) HORVERN Rp. 1.650.000,- (JAPAN)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIsPO9I9ziR2o0teawk213imaNfajpnzSs2yOJU137L46e7WLg0PRrsw_p62cU64bL45QucNfGlYuJjvhhhnTzx3DaPoOXXfOn-JaiR_8mBvKDnOcku1wtAVeDavTQDJYgYjarCc2IgJaz/s1600/3951184_8512601_detail.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 188px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIsPO9I9ziR2o0teawk213imaNfajpnzSs2yOJU137L46e7WLg0PRrsw_p62cU64bL45QucNfGlYuJjvhhhnTzx3DaPoOXXfOn-JaiR_8mBvKDnOcku1wtAVeDavTQDJYgYjarCc2IgJaz/s400/3951184_8512601_detail.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666255061863962642" /></a><br /><br /># Condition: Baru<br /># Harga: Rp. 1.650.000<br /><br /> KEUNTUNGAN DARI KOMPOR LISTRIK HORVERN:<br />1. aman (walaupun air berceceran di atas tungku tidak akan konslet,dll)<br />2. waktu unt memasak 3x lebih cepat dari kompor gas, dan 5x lebih cepat dr kompor minyak.<br />3. menggunakan teknologi canggih (touchscreen), terdapat settingan waktu dan settingan suhu. sehingga serba otomatis dan aman unt ditinggal2 karena akan mati dgn sendirinya. <span class="fullpost"><br />4. dapat digunakan unt memasak di dalam kamar/kost, karena bentuknya yg praktis dan ringan. mudah dibawa ke mana2.<br />5. lebih hemat dari pd kompor gas. hanya memakan listrik 200watt.<br /><br /> <br /><br /><br />BAGI YG SERIUS INGIN MEMESAN BISA LANGSUNG HUB: 08986319545<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-40850917086539925782011-02-07T18:25:00.000-08:002011-02-07T18:33:02.727-08:00Serangan Mongol ke Dunia Islam<span style="font-weight:bold;">ABSTRAK</span><br /><br />Zainab, Nurul. 2011, Serangan Mongol ke Dunia Islam. Makalah Studi Peradaban Islam. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH, M.Ag.<br />Kata kunci: Mongol, Islam<br /><br />Kehancuran Abbasiyah selain disebabkan faktor-faktor internal, juga disebabkan oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan Abbasiyah meliputi adanya perang salib dan serangan Mongol terhadap wilayah kekuasaan Islam. Serangan Bangsa Mongol berdampak besar pada peradaban Islam selanjutnya. Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan Mongol bukan saja mengakhiri kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari kemunduran politik dan peradaban Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dikaji kembali tentang serangan Mongol ke dunia Islam, baik latar belakang serangan Mongol maupun akibat serangan tersebut.<span class="fullpost"><br />Latar belakang yang menyebabkan invasi Mongol ke wilayah Islam adalah adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218. Jengiz Khan memulai invasi ke Negara Islam di Negara Khawarizm Turkistan yang merupakan pemerintahan independen dari Khilafah Abbasiyah. Selanjutnya serangan-serangan Mongol ke dunia Islam terbagi menjadi 3 gelombang serangan dahsyat Mongol ke dunia Islam, yaitu: (1) Penghancuran dan pembantaian di Turkistan dan Khurasan di bawah pimpinan Jengiz Khan. (2) Serangan ke Baghdad di bawah pimpinan Hulagu Khan pada tanggal 10 Februari 1258, dan (3) Invasi ke negara-negara Asia di bawah pimpinan Timur Lenk yang dimulai dengan serangan ke Persia pada tahun 1380 M.<br />Adapun akibat serangan-serangan Mongol ke dunia Islam yaitu Hancurnya Baghdad sebagai pusat Dinasti Abbasiyah, runtuhnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah dan mundurnya kekuatan politik Islam dan dihanyutkannya kitab-kitab yang dikarang oleh ahli ilmu pengetahuan ke dalam sungai Dajlah sehingga berubah warna airnya karena tinta yang larut.<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-58503660243772200322010-10-16T01:43:00.000-07:002010-10-16T01:53:45.580-07:00Konsep Dasar Manajemen Pendidikan<span style="font-weight:bold;">Pengertian Manajemen Pendidikan</span><br />Menurut M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995), manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan–tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan. Sedangkan menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.<br />Adapun pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan dan cara mendidik). Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.<span class="fullpost"><br />Menurut Usman (2006:7) manajemen pendidikan dapat didefiniskan sebagai:<br />a. Seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.<br />b. Seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.<br />c. Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.<br />Dari pengertian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. <br />Untuk mengkaji lebih dalam tentang manajemen khususnya manajemen pendidikan, perlu dikaji pandangan tentang manajemen khususnya manajemen pendidikan. Adapun beberapa pandangan tentang manajemen pendidikan yaitu:<br />a. Manajemen sebagai suatu sistem<br />Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.<br />b. Manajemen sebagai suatu proses<br />Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.<br />c. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah.<br />Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan pendidikan, seperti yang dilakukan di Dinas Pendidikan yaitu, identifikasi suatu masalah, perumusan masalah dan dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Perbedaan Administrasi dan Manajemen</span><br />Dalam pelaksanaannya, administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan. Secara etimologis istilah administrasi berasal dari bahasa Latin yaitu administrane yang berarti membantu atau melayani. Secara definitif, administrasi dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan tujuan agar mudah memperoleh ikhtisarnya secara menyeluruh. Dengan kata lain, dalam arti sempit, administrasi itu tidak lebih daripada sekedar rangkaian aktivitas menghimpun, mencataat, mengolah menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlikan dalam setiap kerja sama.<br />Namun dalam arti luas administrasi menurut Sigian adalah administrasi merupakan keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut The Liang Gie administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dalam setiap usaha kerja sama setiap kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. The Liang Gie menyebutkan ada 8 unsur administrasi, yaitu pengorganisasian, manajemen, komunikasi, kepegawaian, keuangan, perbekalan, tata usaha dan hubungan masyarakat.<br />Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut dapat pula disebut penataan. Oleh karena itu, rangkaian penataan itu dapat dimaksudkan sebagai administrasi. Agar kegiatan penataan itu berlangsung sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka perlu adanya kegiatan lain yang dapat mengarahkan, mengatur, menggerakkan dan mengendalikan setiap tindakan penataan ke arah yang diinginkan, dan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh adalah melalui kegiatan manajemen. <br />Administrasi lebih luas daripada manajemen, namun manajemen sekaligus merupakan inti dari kegiatan administrasi yang bertugas melaksanakan semua kegiatan yang ditentukan pada tingkat administrasi.<br />Dari penjelasan tersebut, dapat kita pahami bahwa manajemen sebenarnya termasuk ke dalam salah satu kegiatan administrasi, dan sekaligus merupakan alat pelaksana dari administrasi. Administrasi bersifat menentukan kebijakan umum yang mengikat seluruh organisasi, sedangkan manajemen merupakan pelaksanaannya pada tingkat sektoral atau departemental.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan</span><br />Ruang lingkup manejemen biasa disebut dengan istilah:<br />• Batasan <br />• Wilayah pembahasan<br />• Objek manajemen<br />Adapun ruang lingkup atau obyek dari manejemen pendidikan itu membahas tentang:<br /> Tata laksana sekolah<br /> Personel guru dan pegawai sekolah<br /> Siswa<br /> Supervisi pengajaran<br /> Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum<br /> Pendirian dan perencanaan sekolah<br /> Hubungan sekolah dengan masyarakat<br />Yang mana dari semua ruang lingkup tersebut akan dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut:<br />a. Tata laksana sekolah<br />Hal ini meliputi:<br />1) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.<br />2) Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah.<br />3) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah.<br />4) Masalah perlengkapan dan perbekalan.<br />5) Keuangan dan pembukuannya.<br />6) Korespodensi atau surat-menyurat.<br />7) Laporan-laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan).<br />8) Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan dan pemberhentian pegawai.<br />9) Pengisian buku pokok, klapper, rapor, dan sebagainya.<br /><br />b. Personel guru dan pegawai sekolah<br />Hal ini meliputi antara lain:<br />1) Pengangkatan dan penempatan tenaga guru.<br />2) Organisasi personel guru-guru.<br />3) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru.<br />4) Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru.<br />5) Konduite dan penilaian kemajuan guru-guru.<br />6) Inservice training dan up-gradding guru-guru.<br /><br />c. Siswa<br />Hal ini meliputi antara lain:<br />1) Organisasi dan perkumpulan murid.<br />2) Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid.<br />3) Penilaian dan pengukuran kemajuan murid.<br />4) Bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid (guidance and counseling)<br /><br />d. Supervisi pengajaran<br />Hal ini meliputi antara lain:<br />1) Usaha membangkitkan dan mengembangkan semangat guru-guru dan pegawai-pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.<br />2) Usaha mengembangkan, mencari, dan mengggunakan metode-mertode baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.<br />3) Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara guru, murid, dan pegawai tata usaha sekolah. <br />4) Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.<br />5) Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru (inservice training dan up-gradding)<br /><br />e. Pelaksanaan pembinaan kurikulum<br />Pelaksanaan pembinaan kurikulum meliputi:<br />1) Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum didalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.<br />2) Menyusun dan melaksanakan organisaisi kurikulum beserta materi-materi dan sumber-sumber, dan metode-metode pelaksanaanya disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekolah.<br />3) Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum lebih merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya. Dalam menggunakan kurikulum guru atau pendidik, disamping menuruti dan mengikuti apa yang tercantum didalamnya, berhak dan berkwajiban pula memilih dan menambah materi-materi, sumber-sumber ataupun metode-metode pelakaksanaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan lingkungan masyarakat lingkungan sekolah, dan membuang serta mengurangi apa yang dianggap sudah tidak sesuai lagi den gan kemajuan dan kebutuhan masyarakat dan Negara pada umumnya. Itulah sebabnya mengapa kurikulum perlu mendapat perhatian, dan pembinaan kurikulum harus diusahakan dan dijalankan.<br /><br />f. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah<br />Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah ini meliputi:<br />1) Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.<br />2) Mengusahakan, merencanakan, menggunakan biaya pendirian gedung sekolah.<br />3) Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dsb,. Serta komposisinya satu sama lain.<br />4) Cara-cara penggunaan gedung sekolahdan fasilitas-fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.<br />5) Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan.<br />6) Apa yang tercantum pada nomor 1 s/d 5 di atas sangat erat hubungannya dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan masyarakat setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap tahunnya yang memerlukan sekolah tersebut.<br /><br />g. Hubungan sekolah dengan masyarakat<br />Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawatan-jawatan lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif, yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Fungsi Manajemen Pendidikan</span><br />Fungsi manajemen pendidikan pada dasarnya tidak berbeda dengan fungsi-fungsi manajemen pada umumnya, sekalipun ada perbedaan itu tidak terletak pada subtansinya, tetapi pada praktek pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut karena dipengaruhi oleh jenis, tipe dan karakteristik organisasi serta manajer dan anggota organisasi. <br />Adapun beberapa fungsi manajemen yang diungkapkan para ahli adalah sebagai berikut:<br />a. George R. Terry dalam bukunya priciples of management adalah POAC (planning, organizing, actuating dan controlling), <br />b. Koontz, O’donnel & Nielander: perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), pengadaan (staffing), mengarahkan (directing) dan mengawasi (controlling),<br />c. Henry Fayol: (planning, organizing, commanding, cordinatong dan controlling), <br />d. Luther M. Gullick: perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), pengadaan tenaga kerja (staffing), mengarahkan (directing), menyeleraskan/mengkoordinasikan (coordinating), melaporkan (reporting), menyusun anggaran (budgeting), <br />e. Bennet Silalahi: perencanaan (planning), pengambilan keputusan (decision making) dan ketatalaksanaan (implementation) serta fungsi terakhir dipecahkan kembali menurut besar kecilnya perusahaan: membina organisasi (organizational development), memimpin (leading) dan mengawasi (controlling).<br />Sekalipun para ahli tersebut berbeda pendapat, tapi dapat kita temukan beberapa inti dari fungsi manajemen tersebut. Semua fungsi manajemen tersebut di atas dapat diterapkan dalam manajemen pedidikan. Adapun aplikasi fungsi-fungsi manajemen pendidikan adalah sebagai berikut:<br /><br />a. Perencanaan (Planing)<br />Perencanaan pendidikan pada hakikatnya tidak lain daripada proses pemikiran yang sistematis, analisis yang rasional mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien sehingga proses pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan/ kebutuhan masyarakat. Perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan semua komponen pendidikan, agar dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik dalam penyelenggaraan pendidikan.<br /><br />b. Pengorganisasian (Organizing)<br />Istilah “organizing” berasal dari kata “organism” yang mempunyai arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi, sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk menghimpun semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya.<br /><br />c. Penggerakan (Actuating)<br />Menurut George R. Terry, actuating adalah menempatkan semua anggota dari kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Penggiatan atau penggerakan pendidikan merupakan pelaksanaan dari penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh organisasi penyelenggara pendidikan dengan memparhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam perencanaan.<br /><br />d. Pengawasan (Controlling)<br />Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dimaksudkan untuk menjaga agar penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan sesuai yang direncanakan dan semua komponen pendidikan digerakkan secara sinergis dalam proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Komponen-Komponen Manajemen Pendidikan</span><br />Manajemen pendidikan, memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan. Adapun komponen manajemen pendidikan yaitu:<br />a. Manajemen Kesiswaan<br />Penerimaan siswa baru pada sekolah inklusi hendaknya memberi kesempatan dan peluang kepada anak luar biasa untuk dapat diterima dan mengikuti pendidikan di sekolah inklusi terdekat. Untuk tahap awal, agar memudahkan pengelolaan kelas, seyogianya setiap kelas inklusi dibatasi tidak lebih dari 2 (dua) jenis anak luar biasa, dan jumlah keduanya tidak lebih dari 5 (lima) anak.<br />Manajemen Kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan lencar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan yang diinginkan.<br />Manajemen Kesiswaan meliputi antara lain: (1) Penerimaan Siswa Baru; (2) Program Bimbingan dan Penyuluhan; (3) Pengelompokan Belajar Siswa; (4) Kehadiran Siswa; (5) Mutasi Siswa; (6) Papan Statistik Siswa; (7) Buku Induk Siswa.<br /><br />b. Manajemen Kurikulum<br />Kurikulum mencakup kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal. Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan kurikulum muatan lokal merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang disusun oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota.<br />Manajemen Kurikulum antara lain meliputi: (1) Modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa; (2) Menjabarkan kalender pendidikan; (3) Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar; (4) Mengatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran persemester dan persiapan pelajaran; (5) Mengatur pelaksanaan penyusunan program kurikuler dan ekstrakurikuler; (6) Mengatur pelaksanaan penilaian; (7) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas; (8) Membuat laporan kemajuan belajar siswa; (9) Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan pengajaran.<br /><br />c. Manajemen Tenaga Kependidikan<br />Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.<br />Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik (Guru), Pengelola Satuan Pendidikan, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber belajar. <br />Guru yang terlibat di sekolah inklusi yaitu Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran (Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), dan Guru Pembimbing Khusus.<br />Manajemen tenaga kependidikan antara lain meliputi: (1) Inventarisasi pegawai; (2) Pengusulan formasi pegawai; (3) Pengusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi; (4) Mengatur usaha kesejahteraan; (5) Mengatur pembagian tugas.<br /><br />d. Manajemen Sarana-Prasarana<br />Di samping menggunakan sarana-prasarana seperti halnya anak normal, anak luar biasa perlu pula menggunakan sarana-prasarana khusus sesuai dengan jenis kelainan dan kebutuhan anak.<br />Manajemen sarana-prasarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.<br /><br />e. Manajemen Keuangan/Dana<br />Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.<br />Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan: (1) Kegiatan identifikasi input siswa, (2) Modifikasi kurikulum, (3) Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, (4) Pengadaan sarana-prasarana, (5) Pemberdayaan peranserta masyarakat, dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.<br />Pada tahap perintisan sekolah , diperlukan dana bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun untuk penyelenggaraan program selanjutnya, diusahakan agar sekolah bersama-sama orang tua siswa dan masyarakat (Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah), serta pemerintah daerah dapat menanggulanginya.<br />Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi : (1) Otorisator; (2) Ordonator; dan (3) Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.<br />Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.<br /><br />f. Manajemen Lingkungan (Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat)<br />Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.<br />Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.<br />Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tujuan Manajemen Pendidikan</span><br />Perlunya manajemen dalam pendidikan adalah untuk mengantisipasi perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi.<br />Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas pendidikan dalam pengelolaannya. Sebab syarat untuk bisa bersaing adalah perbaikan yang berkelanjutan dalam organisasi, utamanya dalam peningkatkan pendidikan sesuai konsep total kualitas terpadu (TQM) pada perguruan tinggi, seperti diuraikan oleh Ralph G.Lewis dan Doughlas H.Smith, Total Quality in Higher Education, 1994-p.63 bahwa setidaknya terdapat sembilan unsur yang berkait yaitu: fokus pada kebutuhan pasar; punya performans yang tinggi dalam semua bidang; punya sistem pencapaian kualitas; ada ukuran prestasi; pengembangan nilai persaingan; anggota yang baik; perbaikan komunikasi internal dan eksternal; pemberian reward; adanya proses review yang secara berkelanjutan. Secara normatif penerapan kesembilan poin tersebut menjadi ukuran dan titik tolak untuk membuat citra pendidikan yang lebih baik, terutama pendidikan tinggi sebagai gudang ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan.<br />Dengan begitu maka tujuan dan manfaat manajemen perencanaan pendidikan adalah:<br />a. Mengetahui permasalahan dalam rangka percepatan penuntasan Wajar 9 tahun<br />b. Menyusun rencana dan merumuskan tujuan<br />c. Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dalam perencanaan<br />d. Sebagai acuan dalam penetapan anggaran pendidikan<br />e. Sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan khususnya dalam percepatan Wajar 9 tahun<br />Selain itu, manfaat manajemen pendidikan; Pertama, terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovative, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM); Kedua, terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; Ketiga, terpenuhinya salah satu dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajer); Keempat, tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; Kelima, terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer pendidikan atau konsultan manajemen pendidikan); Keenam, teratasinya masalah mutu pendidikan. <br /><span style="font-weight:bold;"><br />Manajer Pendidikan</span><br />Dalam pelaksanaan manajemen, termasuk manajemen pendidikan/ sekolah, perlu seorang manajer/pemimpin/administrator yang berpandangan luas dan berkemampuan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.<br />Seorang manajer/ pemimpin/ administrator pendidikan/ sekolah diharapkan: <br />1. Memiliki pengetahuan tentang administrasi pendidikan/sekolah yang meliputi kegiatan mengatur: kesiswaan, kurikulum, ketenagaan, sarana-prasarana, keuangan, hubungan dengan masyarakat dan kegiatan belajar-mengajar.<br />2. Memiliki keterampilan dalam bidang: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian pelaksanaan kegiatan yang ada di bawah tanggungjawabnya. <br />3. Memiliki sikap:Memahami dan melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan; Menghargai peraturan-peraturan serta melaksanakannya; Menghargai cara berpikir yang rasional, demokratis, dinamis, kreatif, dan terbuka terhadap pembaharuan pendidikan serta bersedia menerima kritik yang membangun dan saling mempercayai sebagai dasar dalam pembagian tugas.<br />Pelaksanaan format baru pengelolaan pendidikan dalam paradigma baru pendidikan Nasional itu, maka Undang-undang Sisdiknas mengatur dengan cermat tentang pengelolaan pendidikan dengan mengurangi peran dan kewenangan pemerintah, yaitu peran yang lebih besar sebagai regulator, fasilitator, evaluator, dan pengawas. Meskipun demikian masih ada beberapa sektor yang dapat dikelola oleh pemerintah )dan Pemerintah daerah) seperti pengelolaan satuan pendidikan nonformal (pasal 52 ayat 1 Undang-undang Sisdiknas: “Pengelolaan satuan Pendidikan nonformal dilakukan oleh Pemerintah daerah dan atau mayarakat).<br />Selain itu Pemerintah Kabupaten atau Kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal (pasal 50 ayat 5). Sedang pemerintah Propinsi melakukan koordinasi atas penyelanggaraan pendidikan pengembangan tenaga kependidikan lintas daerah kabupaten atau kota oleh tingkat pendidikan dasar dan menengah (pasal 50 ayat 4). Khusus bagi perguruan tinggi diberi kewenangan menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya (pasal 50 ayat 6). Meskipun sudah banyak kewenangan Pemerintah (pusat) yang dilimpahkan kepada Pemerintah daerah dan kepada kesatuan pendidikan, namun dalam pengelolaan sistem pendidikan Nasional tetap meruapakan tanggung jawab Menteri, yaitu menteri yang bertangguang jawab dalam bidang pendidikan Nasional. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). Dengan demikian Mendiknas bertanggung jawab terhadap keseluruhan komponen pendidikan yang paling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan nasional (pasal 1 butir 30 dan butir 3).<br />Selain dari fungsi dan peran sebagai penyelanggara satuan pendidikan bertaraf internasional dan fungsi koordinator oleh pemerintah propinsi secara fungsi pengelolaan pendidikan non formal dan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah oleh Pemerintah Kabupaten atau Kota, maka selebihnya Pemerintah (dan pemerintah daerah) harus berkonsentrasi kepada fungsi sebagai regulator (perumus kebijakan pendidikan nasional), fasilitator (menyediakan fasilits, layanan dan kemudahan), evaluator ( mengevaluasi program studi dan atau satuan pendidikan dan pengawas). Semuanya itu tanggung jawab Mentri<br /><br /><span style="font-weight:bold;">DAFTAR RUJUKAN</span><br /><br />Arifin, Anwar, (2006), Format Baru Pengelolaan Penelitian, Jakarta: Pustaka Indonesia<br /><br />Azharighalib, Landasan Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi Manajemen Pendidikan, (http://azharighalib.wordpress.com)<br /><br />Bafedal, Ibrahim, Dr., (2003), Menejemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar.<br /><br />Burhanuddin, (1994), Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara <br /><br />Fattah, Nanang, Dr., (2008), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya<br /><br />Supriyatno, Triyo dan Marno, M. Ag., (2008), Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Malang: PT. Refika Aditama<br /><br />Usman, Husaini (2006), Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-2143605275870853462010-10-16T01:35:00.000-07:002010-10-16T01:42:34.062-07:00IMAJINASI DAN INTUISI DALAM KEWIRAUSAHAAN<span style="font-weight:bold;">Hakikat Imajinasi dan Intuisi</span><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">a. Imajinasi</span></span><br />Imajinasi adalah gambar angan, daya membayangkan atau khayalan. Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Sedangkan menurut Suyanto, imajinasi adalah daya khayal atau khayalan atau fantasi. <br />Menurut kamus, imajinasi berarti kecerdasan konstruktif yang mampu mewujudkan kumpulan berbagai pengetahuan atau gagasan menjadi sebuah hal baru, murni, dan rasional; sebuah kecerdasan konstruktif meliputi puisi, seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan. <br />Secara teknis istilah ini dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi "produktif" atau "konstruktif".<span class="fullpost"><br />Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh “mata pikiran". Suatu hipotesis untuk evolusi imajinasi manusia ialah bahwa hal itu memperbolehkan setiap makhluk yang sadar untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu meningkatkan fitnes) perseorangan oleh penggunaan simulasi jiwa.<br />Menurut Al-Farabi, daya imajinasi (Al Quwwah Al Mutakhayyilah) adalah kemampuan kreatif untuk menyusun atau menggabungkan cita-cita baru dengan cita-cita lain yag tersimpan dalam daya representasi (al Quwwah al Mushawirah) melalui proses kombinasi maupun pemilahan. <br />Imajinasi yang kita kembangkan merupakan pemicu yang mendorong untuk bergerak melakukan sesuatu. Kita akan punya kekuatan untuk mencapai imajinasi. Walau tidak langsung dapat meraihnya, tetapi melalui usaha yang bertahap suatu saat imajinasi, mimpi, dan fantasi akan menjadi kenyataan. Imajinasi itu adalah pikiran, yang melahirkan energi, yang menggerakkan tangan, jari, kaki, mata, dan anggota tubuh lainnya. <br />Tandanya energi itu mulai bekerja ialah ketika kita akan menyusun langkah dan rencana untuk mencapai fantasi. Kemudian bergeraklah seluruh tubuh ini mengerjakan rencana-rencana itu.<br />Jika kita bisa menggabungkan imajinasi, harapan, rencana, peluang, dan kerja keras, imajinasi akan berubah menjadi sukses yang paling indah dalam hidup.<br />Menurut Gary Hammel dan C. K Prahalad, imajinasi merupakan sumber energi yang menggerakkan sebuah kekuatan organisasi. Dalam literature manajemen imajinasi disebut sebagai visi. <br />Para ahli ilmu jiwa mengemukakan banyak macam imajinasi. Lamunan dan mimpi adalah salah satu bentuk imajinasi pasif. Imajinasi reproduksi ialah berupa kemampuan membentuk kembali pengalaman masa lalu. Bentuk imajinasi dalam bidang sains dikatakan sebagai produktif atau imajinasi yang kreatif. Orang macam ini ingin mengobservasi, ingin memiliki benda itu. Hasil dari imajinasi kreatif adalah penemuan baru. Penemuan baru ini bisa berbentuk benda, konsep, idea atau model. <br />Imajinasi seseorang adalah batasan dunianya nyata orang tersebut. Imajinasi tidak mengenal batas, dan apapun yang ditangkap oleh pikiran dan diyakini, akan dapat terwujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif membantu seseorang untuk mengeksplorasi piliha-pilihan atau opsi yang berbeda dan melihat banyak sekali scenario dan peluang hasilnya. <br />Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengikuti apa yang seseorang pikirkan. Ketika seseorang berimajinasi atau berpikir positif maka itu yang akan ia dapat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari: <br />قال الله عز و جل أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه حيث يذكرني<br />“Allah swt. Berfirman: “Aku menurut persangkaan hamba-Ku dan Aku besertanya di mana saja dia menyebut (mengingat) Aku.”<br />Imajinasi bukanlah gambaran kosong atau angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi mengikuti imajinasi” Pada prinsipnya, pikiran kita adalah sebuah magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar kita imajinasikan. Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan.<br /><span style="font-weight:bold;"><br /><span style="font-style:italic;">b. Intuisi</span></span><br />Intuisi ialah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, seperti ilham. Ilham adalah penyampaian suatu makna, pikiran atau hakikat di dalam jiwa atau hati secara melimpah. Maksudnya Allah SWT menciptakan padanya ilmu dharuri yang ia tidak dapat menolaknya, yaitu bukan dengan cara dipelajari akan tetapi dilimpahkan ke dalam jiwanya bukan karena kemauannya.<br />Allah berfirman di dalam Al-Qur’an QS. Asy-Syams: 7-8:<br /> <br />“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, lalu IA meng-ILHAM-kan kepadanya jalan keburukan dan ketaqwaannya.”<br />Seorang mu’min (manusia yang mukallaf) akan diberikan ilham sesuai taraf keimanannya kepada Allah SWT, seperti disebutkan dalam ayat:<br /> <br /> “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa: Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil), dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, Karena Sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (QS Al-Qashshash, 28/7)<br />Intuisi adalah bentuk perkiraan yang samar-samar, sering setengah disadari, tanpa diiringi proses berpikir yang cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu keyakinan, yaitu secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu keyakinan yang tepat.<br />Intuition atau intuisi dalam kamus diartikan sebagai ”suara hati; pengetahuan tentang sesuatu tanpa memikirkan atau mempelajarinya”. Pengertian yang mendalam mengenai intuisi masih terus diperdebatkan. Ada yang menyatakan bahwa intuisi adalah saat dimana ada ”sumber yang lebih tinggi” yang memberikan input pada kesadaran kita secara tiba-tiba saja. Dan pendapat lain mengatakan bahwa intuisi adalah kemampuan kita untuk secara tidak sadar mendownload atau mengambil data atau info yang selalu tersedia di unconscious mind/pikiran bawah sadar kita. Ada juga yang berpendapat bahwa Ia adalah kemampuan telepati tanpa sadar antara seseorang dengan orang lain ditempat yang berjauhan. Mungkin perbedaan pendapat ini akan berlanjut terus. <br />Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Untuk memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori akal logika saja. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau intuisi, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut diterjemahkan dalam berbagai makna. Tapi yang pasti, intuisi adalah keadaan dimana seseorang merasakan akan terjadinya suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu peristiwa baik ataupun buruk.<br />Meskipun arti dari intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui dan merasakan peristiwa yang akan terjadi, namun intuisi tidak sama dengan meramal. Intuisi datang tanpa terencana, sedang meramal dapat direncanakan obyek apa yang ingin diketahuinya. Intuisi wujudnya abstrak, sedang ramalan lebih berbentuk. selain itu, perbedaan yang mencolok adalah kemampuan meramal hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memang dianugerahi bakat meramal atau keparanormalan, sedangkan intuisi dimiliki oleh semua orang. <br />Dalam perspektif Islam, intuisi dapat dinilai sebagai bagian lanjut dari pemikiran dan sikap mental maju yang telah dimiliki seorang muslim. Seorang muslim memang dituntut untuk mengaplikasikam pemahaman Islam dalam menjalankan kegiatan hidupnya. Proses aplikasi ini dapat dilakukan diantaranya dengan cara menumbuhkan kesadaran dan melatih kepekaan perasaan.<br />Albert Einstein berkata bahwa: “Intelektual mempunyai peranan yang kecil dalam sebuah penemuan. Bila datang sebuah lompatan dalam kesadaran, sebut itu sebagai intuisi atau apa saja sesuai dengan keinginanmu, solusi akan datang kepadamu dan kamu tidak tahu bagaimana atau mengapa.” <br />Ungkapan Einstein yang mengatakan bahwa intusi adalah solusi dari sebuah penemuan adalah sangat tepat. Karena ia adalah sumber visi dan gagasan yang mempunyai kuasa untuk mencerahkan kesadaran dan menaikkan getaran atas segala sesuatu yang berada di sekitar kita. Ia sanggup memberikan jawaban atas apapun pertanyaan yang ada pada diri kita. <br />Selain itu ada yang mengatakan bahwa “Sesuatu yang paling berharga adalah intuisi. Pikiran yang intuitif adalah suatu karunia suci, dan pikiran yang masuk akal adalah seorang pelayan yang setia. Kita sudah menciptakan masyarakat yang menghormati pelayan dan melupakan karunia suci.” <br />Ungkapan diatas menyimpulkan bahwa intuisi adalah suatu karunia yang suci. Ia adalah kuasa yang tersembunyi, kadang-kadang ia datang sebagai sebuah pikiran, sebuah gambaran dalam pikiran kita atau sebuah perasaan sensasi dalam diri kita. Bisa datang tiba-tiba, atau terus menerus. Ketidak pahaman mengenai kuasa ini akan membuat ia tidak digunakan sebagaimana mestinya. <br />Intuisi adalah pengertian yang mendalam dan pengetahuan secara langsung tentang tingkat dari kesadaran yang lebih tinggi. Semakin kita mencapai kesadaran diri, atau semakin kita mampu mengembangkan diri kita seutuhnya, semakin meningkat intuisi kita. Tujuan dari pengetahuan yang langsung memungkinkan kita untuk menciptakan suatu dunia yang lebih baik. <br />Intuisi bersifat universal secara alami. Dengan intuisi kita memahami keesaan tentang hidup dan dan kehadiran energi di dalam pengalaman manusia sehari-hari. Dan ia ada dalam diri kita semua, selalu siap untuk digunakan dan selalu siap untuk menjadi semacam konsultan pribadi yang dapat memberi pengetahuan yang lebih mendalam.<br />Istilah-istilah suddenness, tidak diperhitungkan keanehan, gembira, inspirasi adalah terminology yang dipakai untuk menyatakan itu sebagai intuisi. Dalam istilah filosofi, intuisi didefinisikan sebagai berikut: <br />“Pengetahuan mendadak yang diperoleh tanpa sadar” Dalam ilmu pengetahuan, intuisi adalah pengertian yang diperoleh mendadak tentang kebenaran. It is “Knowing without knowing why I know”.<br />Semua manusia mempunyai intuisi. Proses mental bawah sadar yang menciptakan intuisi, bila distimulasi lebih produktif. Beveridge mendefinisikan sebagai pemberian keterangan yang tiba-tiba tentang situasi, suatu penjelasan tentang ide yang melompat ke kesadaran. Sering terjadi seseorang tidak sadar memikirkan suatu objek, tiba-tiba datang suatu ide, ini adalah contoh intuisi, tetapi yang datang tiba-tiba bila masalahnya telah disadari, itu yang merupakan intuisi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Strategi Mengejar Imajinasi dan Meningkatkan Intuisi</span><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">a. Strategi Mengejar Imajinasi</span></span><br />Semua orang menerima anugerah yang namanya imajinasi itu pada tingkatan yang berbeda-beda. Memang, tidak semua orang mampu menggunakan imajinasi mereka untuk membuat karya seni yang luar biasa atau menciptakan penemuan ilmiah. Akan tetapi, kita semua jelas sekali mampu meningkatkan imajinasi yang kita miliki hingga pada tingkatan yang memungkinkan kita meraih sebentuk kesuksesan bagi diri kita masing-masing. <br />Strategi untuk mengejar konsep Hammel dan Prahalad yaitu strategi mengejar imajinasi (visi) disebutnya sebagai Strategic Intent. Penyusunan startegi ini dikembangkan secara bertahap serta konsisten. Strategi ini harus memiliki pandangan yang akan dicapai minimal sepuluh tahun yang akan datang. Untuk menguasai pasar Sony, Microsoft, General Electric, Coca Cola, dan perusahaan mengagumkan lainnya menggunakan strategic intent. <br />Strategic Intent dirumuskan secara bertahap dan lebih menantang kalau ada penantangnya. Garam, Suzuki menantang Honda, Marriot Hotel menantang Hilton, dan sebagainya. Dalam strategi mengejar imajinasi ini, masa depan bukan hanya dibayangkan, tetapi harus dibangun. Maka dibutuhkan arsitek yang menciptakan hal-hal yang belum tercipta. Gabungan antara pemimpin dan pelaksana. Dalam pelaksanaan strategi berdasarkan imajinasi ini membutuhkan Strategic Architecture yang merupakan gabungan antara pengetahuan masa depan (information architecture), perilaku, nilai, struktur (social architecture), dan financial architecture. Strategic Architecture sebagai cetak biru tingkat tinggi untuk penyebaran dari fungsionalitas baru, akuisisi dari kompetensi baru, atau migrasi dari kompetensi yang ada dan menyusun kembali perantara dengan pelanggan. <br />Dalam strategic intent, imajinsi harus mempunyai obsesi untuk berhasil dan harus dicapai secara bertahap. Dalam pelaksanaan strategi mengejar imajinasi ini membutuhkan strategic architecture, yang merupakan gabungan antara pengetahuan masa depan (information architecture), perilaku, nilai, struktur (social architecture), dan financial architecture. <br />Dalam literatur manajemen, strategic intent menetapkan misi yang berisi tentang kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal, menetapkan sasaran, mengembangkan strategi, merancang program, mengimplementasikan program dan mengevaluasi beririentasi pada waktu yang akan datang.<br />Untuk melakukan strategi berdasarkan mimpi ini jangan menggunakan emosi yang membabibuta. Mulai dengan yang paling mungkin dilakukan, sampai yang benar-benar bisa dilakukan. Misalnya tahun ini memperbaiki pelayanan pada pelanggan, tahun depan peningkatan kualitas produk, tahun depannya lagi masuk ke pasar global dan sebagainya.<br />Selain itu, berilah masukan pada pikiran dari pagi hingga malam menjelang tidur dengan kata-kata, gambaran, gagasan dan informasi yang konsisten dengan tujuan untuk meraih sukses. Kembangkan kebiasaan berpikir positif dan percaya diri untuk menjadi pengusaha sukses. Perbanyak membaca cerita, artikel dan buku-buku mengenai orang sukses.<br />Pikirkan bagaimana kita seperti orang pengusaha sukses dan bayangkan diri kita sudah seperti mereka. Ini mempermudah mewujudkan niat menjadi pengusaha.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">b. Strategi Meningkatkan Intuisi</span></span><br />Intuisi adalah jelas, bersinar, langsung mengetahui. Rasa ini adalah independen dari mental kesadaran akan sumber pengetahuan. Kita mungkin merasa tiba-tiba ada yang mendorong untuk melakukan atau memperlambat perjalanan, tanpa sadar alasan tertentu untuk mencapai keputusan. Pengetahuan yang tiba-tiba dan hanya hadir dalam pikiran kita.<br />Ketika seseorang ingin mengasah ketajaman intuisi, ia seharusnya telah menyimak semua pengetahuan tentang cara menjadi sukses. Pribadi yang sibuk dengan rutinitas yang sama setiap hari sulit menemukan intuisi dalam dirinya, sebab dia tidak mengenal intuisi selain bekerja mengikuti prosedur.<br />Manusia cerdas akan melatih intuisinya untuk memahami kehidupan hari ini buat hari esok, bukan sekedar sibuk dalam rutinitas yang hanya mengikuti jalan yang sudah sering dilalui orang lain.<br />Intuisi yang terlatih dengan sempurna akan menghasilkan gagasan – gagasan berkualitas tinggi, untuk menciptakan karya masa depan yang luar biasa. Intuisi yang tercerahkan akan menjadi energi sukses buat jiwa, raga, dan pikiran.<br /> Ada beberapa cara untuk membuka intuisi. Salah satunya adalah cara sederhana dibawah ini: <br />- Duduk dengan tenang ditempat dimana kita tidak akan terganggu.<br />- Lakukan pernapasan secara perlahan dan teratur, tarik napas kedalam perut dan keluarkan secara perlahan. <br />- Lakukan pernapasan ini sampai kita merasa relax dan nyaman.<br />- Buat sebuah imajinasi dari persoalan atau kondisi yang ada dan ingin kita ketahui (cobalah cari persoalan atau kondisi yang sederhana pada awal-awal latihan).<br />- Imajinasi ini sebaiknya menggambarkan persoalan atau kondisi kita tanpa adanya pikiran yang menghakimi.<br />- Setelah itu biarkan diri kita menjadi hening.<br />- Amati semua yang terjadi. Apakah ada gambar yang muncul, atau perasaan, atau getaran dalam tubuh?<br />- Amati saja, tanpa meberi penilaian atau menghakimi.<br />- Setelah itu, kita bisa membuka mata dan mengamati sekeliling, apakah ada tanda atau signal yang mencolok yang terlihat saat kita membuka mata yang dapat menjadi petunjuk untuk menjawab persoalan kita. <br />- Ikuti gambaran atau petunjuk yang kita terima untuk melakukan langkah selanjutnya dalam persoalan yang kita hadapi. Bila petunjuknya bagus, ia akan membawa kita ke langkah selanjutnya. Bila kurang tepat, setidaknya ia telah mengurangi beberapa opsi dalam pemecahan persoalan kita.<br />- Jangan sesekali ragu dengan kemampuan yang kita miliki. Lakukan latihan terus dan percayalah bahwa intuisi siap anda gunakan. <br />Langkah-langkah untuk meningkatkan intuisi antara lain: <br />a) Mengenali intuisi yang terinspirasi pemikiran, sebuah anggapan atau usus rasa, semua adalah operasi dari intuisi. Intuisi secara bersamaan bertanggung jawab untuk perasaan kedekatan kepada Tuhan, hidup dalam gambar-gambar dan terinspirasi solusi untuk masalah. <br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">b) Mewujudkan intuisi.</span></span><br />Setiap orang memiliki pengalaman intuisi yang unik. Hal ini sangat menyentuh semua lapisan yang menjadi: rohani, emosi, mental dan fisik. Sebagian besar anak-anak dan remaja memiliki alam yang sangat tinggi dari intuisi. Setelah mereka dewasa, pikiran mereka menjadi lebih analitis, memicu sebuah peningkatan aktivitas di belahan bumi sebelah kiri. Semua orang mempunyai intuisi, meskipun perkembangannya berbeda satua sama lain. Setiap individu dalam seni kreatif, memilki imajinasi yang sangat mengekang, dan operasi dari intuisi sangat kuat. <br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">c) Meningkatkan intuisi</span></span><br />Intuisi dapat ditingkatkan setelah kita mengenali diri kita sendiri dan berusaha untuk memperbaiki apabila ada yang salah yang bisa menjadi penghalang dalam mencapai suatu mimpi. <br />Pendapat lain menjelaskan cara untuk meningkatkan intuisi seseorang, yaitu: <br />a) Yakinlah kalau Anda dapat berubah. Hal yang pertama kali harus dilakukan agar dapat menajamkan intuisi adalah seseorang membutuhkan keinginan kuat dari dalam dirinya berubah. Keinginan untuk berubah, keyakinan kalau anda dapat membuat nyata hal ini, maka anda pun akan berubah!<br />b) Dengarkan diri anda. Dengarkan secara mendalam, intuitif dan setiap hari kata-kata dari dalam hati anda. <br />c) Bermeditasi tiap hari. Meditasi sekurangnya 20 menit tiap hari, berdoa dan merenung. "Ada terlalu banyak suara di dunia," kata Kamm. "Kita butuh waktu untuk sendiri." <br />d) Buat sebuah jurnal (buku harian). Buatlah rekaman pikiran dan observasi anda untuk melihat kemajuan anda tiap harinya. <br />e) Kembalilah ke alam. 'Ceburkan' diri anda kembali ke alam. Pergilah ke luar dan hargai keindahan lingkungan sekitar, dan anda akan paham kekuatan yang anda miliki. <br />f) Bernapas. Gunakan menarik napas dalam-dalam sebagai cara anda menenangkan diri anda. Saat anda bernapas, pikirkan mengenai kebijaksanaan diri anda dan kemampuan intuisi anda. <br />g) Percayalah pada diri anda. Yakinlah atas penilaian anda dan tahu kalau anda memiliki jawabannya dalam diri anda, jika anda mau meluangkan waktu untuk mendengarkannya. "Kita perlu memperlambat langkah dan mengembangkan kemampuan intuisi kita untuk memilah-milah banyak informasi yang datang bertubi-tubi di masa ini," kata Kamm. <br />h) Pikirkan kekecewaan sebagai salah satu kemungkinan. Kembangkan intuisi anda, dan anda selangkah lagi sampai pada kemampuan menyembuhkan diri sendiri, kata Kamm, yang mendorong para kliennya untuk berpikir kalau penyakit pun merupakan suatu kesempatan untuk membuat perubahan hidup ke arah positif. <br />i) Bayangkan kebahagiaan anda. Jika Anda tidak hidup dalam kehidupan yang anda inginkan, maka bayangkan anda hidup dalam kehidupan yang bahagia, lalu tanyakan diri anda apa yang dapat anda ubah sehingga membuat mimpi indah itu menjadi nyata.<br />Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin memanfaatkan intuisi yaitu:<br />a) Bedakan intuisi dari angan-angan muluk. Jika Anda ingin memakai intuisi, coba tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda dipengaruhi oleh pikiran dan harapan yang muluk atau sekedar perkiraan semata? Jadi lebih baik jika seseorang mengandalkan intuisi secara objektif. Artinya intuisi itu berdasarkan perkiraan yang didukung data-data. <br />b) Bedakan intuisi dan keinginan pribadi. Seringkali seseorang mencampuradukkan intuisi dengan keinginan pribadi. Misalnya seseorang memperkirakan kesuksesan peluncuran produk hanya karena produk itu karyanya sendiri. Hindari perkiraan semacam ini. Seseorang boleh saja meluncurkan produk berdasarkan intuisi, karena produk tersebut benar-benar layak dipasarkan dan berkualitas, bukan cuma karena karyanya sendiri. <br />c) Jangan campur intuisi dan emosi pribadi. Perkiraan yang didasarkan emosi pribadi jelas tidak obyektif. Contoh kasus, pelaku bisnis di Inggris terus mempertahankan suatu produk hanya karena penghuni istana Buckingham masih suka memakai produk itu, sementara masyarakat umum sudah tidak menyukainya sama sekali. Hal seperti inilah yang harus dihindari. <br />d) Jangan memakai intuisi secara terburu-buru. Kadang intuisi memang muncul secara mendadak, namun jangan keburu menggunakannya sebagai langkah pengambil keputusan atau tindakan. Intuisi itu tetap memerlukan kelayakan uji coba untuk menghindari penilaian yang terlalu dini. <br />e) Jangan enggan menguji. Seberapapun canggihnya intuisi seseorang, ia perlu mempertimbangkan untuk menguji kelayakan intuisi itu. Jangan terlalu saklek oleh satu intuisi tanpa pertimbangan lain. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Hubungan Imajinasi dan Intuisi dengan Kewirausahaan</span><br />Seorang wirausahawan tulen, pasti mempunyai daya kreativitas tinggi. Sering dipertanyakan, apakah kemampuan itu merupakan bakat bawaan ataukah sesuatu yang bisa dikembangkan, sehingga siapapun bisa menjadi wirausahawan sukses?<br />Banyak ahli yang mengatakan, sebetulnya kreativitas bisa dikembangkan. Untuk mengembangkan kreativitas wirausahawan, antara lain bisa dilakukan dengan cara:<br />Pertama, mengembangkan daya visi. Maksudnya adalah, mengembangkan kemampuan seorang wirausaha, untuk membayangkan apa yang akan terjadi dan akan dihadapi di masa yang akan datang. Jika dia bergerak di bidang usaha mie ayam misalnya, membayangkan bagaimana kecenderungan selera konsumen di masa depan; bagaimana kondisi persaingan di masa itu, dan sebagainya. Contohnya, dengan makin berkembangnya selera konsumen, maka pengusaha mie secara kreatif menciptakan aneka rasa mie ayam, dengan penyajian yang lebih menarik. Atau, membuat kemasan praktis, untuk melayani konsumen yang sibuk, dan seterusnya.<br />Kedua, mengembangkan kemampuan. Maksudnya, bagaimana mengembangkan kemampuan untuk mewujudkan kebutuhan konsumen, ke dalam bentuk barang atau jasa yang diinginkan. Misalnya, adalah memenuhi kebutuhan konsumen terhadap makanan serba praktis untuk dinikmati di mana saja. Atau menjawab kebutuhan konsumen terhadap jajanan pasar yang lezat, sehat dan bergizi tinggi, dan seterusnya.<br />Ketiga, mengembangkan daya intuisi. Intuisi adalah peringatan yang datang dari alam bawah sadar seseorang. Datangnya tidak tentu, terkadang pada saat-saat kritis. Intuisi dapat dimanfaatkan oleh seorang wirausaha untuk mengambil keputusan saat diperlukan, tetapi dengan tidak mengabaikan pertimbangan-pertimbangan lain. Misalnya, pada saat memutuskan untuk memilih lokasi usaha dan jenis usaha yang akan ditekuni.<br />Keempat, mengembangkan daya imajinasi. Kemampuan imajinasi memberikan gagasan kepada seorang wirausaha, untuk membayangkan tentang suatu hal yang tidak pernah ada sebelumnya, atau belum pernah dilihatnya. Contohnya, gagasan membuat pesawat terbang, kapal selam dan mendarat di bulan, diawali oleh imajinasi manusia untuk dapat terbang seperti burung, hidup di dalam air seperti ikan, dan hidup di bulan. Gagasan untuk menciptakan alat sederhana pemipil jagung misalnya, adalah juga hasil karya imajinasi petani yang menginginkan sebuah alat untuk merontokkan yang murah, mudah dibuat sendiri, mudah digunakan, tidak perlu bahan bakar minyak, mudah dan praktis disimpan, dan tidak memerlukan perawatan.<br />Kelima, mengembangkan daya berfikir lateral. Berpikir lateral adalah cara otak mengolah informasi yang terbatas, sehingga menghasilkan sejumlah gagasan baru. Berpikir lateral berbeda dengan berpikir vertikal (lurus) yang biasa diajarkan di sekolah.<br />Apabila di dalam berpikir vertikal orang dituntut untuk bergerak maju dengan langkah-langkah yang urut, logis, matematis dan berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal), maka di dalam berpikir lateral orang diajarkan untuk berpikir melompat-lompat, tetapi buah pemikirannya membentuk satu kesatuan yang runtun dan tidak kabur maknanya.<br />Seorang wirausaha yang berpikir vertikal akan melihat suatu hambatan sebagai suatu hambatan dan dia akan berhenti. Tetapi seorang wirausaha yang berpikir lateral akan melihat hambatan sebagai peluang. <br />Sebagian orang menyebut intuisi sebagai feeling, perkiraan, perasaan, spekulasi, kreativitas, atau imajinasi. Tapi apapun terjemahannya, dalam waktu tertentu intuisi diperlukan untuk mendukung sebuah keputusan. Tentu saja dalam dunia bisnis, intuisi tidak bisa diandalkan tanpa pertimbangan lainnya. Intuisi perlu dilengkapi dengan sejumlah data dan uji coba. Contohnya Einstein, ia mendapatkan gagasan berdasarkan intuisi. Namun, ia berusaha melakukan uji coba dan eksperimen untuk mengukur sejauhmana keakuratan gagasan itu.<br />Berdasarkan survei, sejumlah pemimpin puncak mengaku memakai intuisi dalam mempekerjakan dan mempromosikan karyawan. Sebagian lagi mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan tentang produk. Tapi tetap saja intuisi harus dikendalikan. Karena seperti halnya logika, intuisi juga bisa salah.<br />Petinju legendaris Mohammad Ali bilang, “Orang yang tidak pernah menggunakan imajinasinya adalah laksana burung tanpa sayap.” <br />Adapun beberapa pendapat para tokoh tentang hubungan imajinasi dan intuisi dengan kewirausahaan, yaitu: <br />Pemimpin yang ingin membangun sebuah visi yang bagus yang dapat memotivasi bawahan untuk berprestasi secara maksimal haruslah memiliki pemikiran yang penuh intuisi. – John Naisbitt.<br />Manajer yang intuisinya tajam memiliki keterampilan khusus yang mungkin sekali akan sangat berharga dalam menghadapi lingkungan yang sangat cepat berubah pada masa depan. Besar kemungkinan mereka akan menjadi orang yang memikirkan produk baru masa depan. Mereka adalah orang yang mampu mengetahui apa yang diinginkan konsumen dan berapa banyak uang yang bersedia mereka keluarkan untuk memperolehnya. – Weston Agor.<br />Intuisi sering kali mewujudkan mimpi menjadi kenyataan yang bisa ditonjolkan. – B. Fuller.<br />Hal yang sangat bernilai adalah intuisi. – Albert Einstein.<br />Pikiran yang penuh dengan intuisi akan menunjukkan kepada pikiran yang penuh dengan logika tentang jalan mana yang harus ditempuh selanjutnya. – Jonas Salk.<br />Orang yang tingkat penguasaan dirinya tinggi tidak perlu berusaha menyatukan nalar dan intuisi. Mereka sudah menyatukannya secara alami sebagai produk sampingan dari komitmen mereka dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Mereka tidak punya waktu untuk memilih antara nalar dan intuisi, atau antara logika dan perasaan, sama seperti tidak akan memilih berjalan dengan satu kaki atau melihat dengan satu mata. – Peter Senge.<br />Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi mengikuti imajinasi”. Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein mengamini hukum kekekalan energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan bakar dari idenya itu. <br />Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita. Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.<br />Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatanimajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya. Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya. Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Imajinasi mampu menjadi kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-citakan. Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya. Dalam aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan kita mulai mengarah pada apa yang kita bayangkan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">DAFTAR RUJUKAN</span><br /><br />Ahmad, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.<br /><br />Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeto. <br /><br />Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: ARKOLA. <br /><br />Harefa, Andrias. 2009. Inovasi Kewirausahaan: Untuk Semua Orang?. http://www.owlyzevitch.wordpress.com <br /><br />Matsna, Moh. 2007. Pendidikan Agama Islam: Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas X. Semarang: PT. Karya Toha Putra.<br /><br />Prijosaksono, Aribowo, dkk. 2009. Memanfaatkan Kekuatan Pikiran. www.maindexchange.com<br /><br />Septian7. 2009. Kekuatan Ajaib Imajinasi. http://septian7.wordpress.com<br /><br /><br />Sholeh, A. Khudori. 2009. Konsep Psikologi Al-Farabi. http://www.scribd.com/doc/3947427/Konsep-Psikologi-alFarabi<br /><br />Sumartono. 2009. Sebuah Power Dari Imajinasi. http://catatansmart.com<br /><br />Suyanto, M. 2004. Smart in Entrepreneur: Belajar dari kesuksesan Pengusaha Top Dunia. Yogyakarta: ANDI. <br /><br />2009. Intuisi. http://www.blogkita.com<br /><br />2009. Mengandalkan Intuisi dengan Tepat. http://www.anak2si.blogspot.com<br /><br /><br />2009. Mengasah Intuisi. http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-62766133269356433532010-03-11T19:33:00.000-08:002010-03-11T19:38:53.910-08:00PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA ALAMA. Ayat Tentang Pendayagunaan Sumber Daya Alam<br />Surat An-Nahl ayat 10-11<br /> • • • • • <br />10. Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.<br />11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.<br /> <br />Langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman. Maksudnya Allah menjadikannya tawar lagi cair, yang mudah bagimu meminumnya, dan Allah tidak menjadikannya asin lagi pahit.<br /> <br />Dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Maksudnya Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dari hujan itu untukmu, yang kamu semua mengembalakan ternak-ternakmu di tempat itu.<br /> • • • •<br /><br /><span class="fullpost"><br />Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Maksudnya Allah mengeluarkannya dari bumi dengan air yang hanya satu macam ini, keluarlh buah-buahan itu dengan segala perbedaan, macamnya, rasanya, warnanya, baunya dan bentuknya.<br />• <br />Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. Maksudnya sebagai dalil dan bukti bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) kecuali Allah.<br /><br />Surat Ar-Ruum Ayat 41<br /> •• <br />41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).<br /><br />(البرّ) maksudnya hamparan padang yang luas, sedangkan (البحر) adalah kota-kota dan kampong-kampung. Sedangkan menurut ulama’ lain (البرّ) adalah daratan yang kita kenal dan (البحر) adalah lautan yang kita kenal. Zaid bin Rofik berkata (ظهر الفساد) telah Nampak kerusakan, yaitu terhentinya hujan di daratan yang di iringi oleh paceklik serta dari lautan, yaitu yang mengenai binatang-binatangnya. <br /> <br />Supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, yakni menguji mereka dengan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan sebagai suatu ujian dari-Nya dan balasan atas perilaku mereka.<br /><br />agar mereka kembali dari kemaksiatan (ke jalan yang benar). <br /><br />Surat Al-Waqi’ah Ayat 72<br /> <br />72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?<br />Maksudnya: Tetapi Kamilah yang telah menjadikannya tersedia di tempatnya. Bangsa Arab mempunyai dua jenis pohon, salah satunya adalah Al-Marakh, dan yang satunya adalah Al-‘Afar. Jika diambil dua dahan yang masih hijau dari kedua pohon tersebut, kemudian masing-masing digosokkan, maka akan memunculkan api pada keduanya.<br />Selanjutnya, di dalam kelembutan Allah, Dia meletakkannya dalam batu-batu dan besi murni, sehingga memungkinkan bagi musafir membawanya dalam perbekalan mereka dan di sela-sela baju mereka, sehingga jika ia membutuhkannya di rumah, ia akan mengeluarkan percikan api dan kemudian menyalakan apinya, dengannya ia memasak, menerangi, membakar dan dengannya pula ia mengambil berbagai macam manfaat.<br /><br />Surat Asy-Syu’ara Ayat 7-8<br /> <br />7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?<br />Allah mengingatkan kebesaran kekuasaan-Nya dan keagungan kemampuannya serta keadaan para pembangkang yang menyelisihi Rasul-Nya dan mendustakan kitab-Nya. Dialah yang Maha perkasa, Maha Agung lagi Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi dan menumbuhkan di dalamnya tumbuh-tumbuhan yang baik berupa tanam-tanaman, buah-buahan.<br />Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Hubungan antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanahpun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi. Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam, dan melakukan aktivitas lainnya.<br /><br />Surat At-Thoriq<br /> <br />11. Demi langit yang mengandung hujan<br />Raj'i berarti kembali. hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, Karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara,.ke udara, Kemudian turun ke bumi, Kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik. Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam.<br /><br />Surat Al-An’am ayat 141<br /> • • • • • • <br />141. Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.<br />Allah mengkorelasikan antara buah dengan pohon, tanaman yang kesemuanya menunjukkan pada urgensi memelihara sesuatu dan berbagai sebab-sebab yang nampak yang bisa memberikan dampak bagi perkembangan, pembuahan, pendewasaan, padahal sesungguhnya pelaku yang hakiki atas semua ini adalah Allah ta’alaa. Oleh karena itu, hakikat pertumbuhan, perkembangan, dan perbuahan ini Allah tekankan dalam ayat-ayat-Nya yang lain.<br /> • <br />22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.<br /><br />Surat Al-An’am ayat 38<br /> • <br />38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.<br /><br />Sebagian Mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu Telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.<br /> <br />Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Mujahid mengatakan yaitu berbagai jenis binatang yang dikenal dengan namanya masing-masing<br /> • <br />Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab. Maksudnya semuanya itu ilmunya ada pada Allah dan Allah tidak akan pernah melupakan satupun darinya, baik dalam hal rizki dan pemeliharaan baik binatang darat maupun lautan, sebagaimana firman-Nya : <br /> <br />6. Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).<br /><br />[709] yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.<br />[710] menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.<br /> <br />Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. Ibnu Abi Hatin berkata dari ibnu Abbas, ia mengatakan penghimpunan binatang-binatang itu berarti kematiannya. Demikian juga yang dikemukakan oleh Mujahid dan Dhahhak, penghimpunan binatang-binatang itu ialah kebangkitannya pada hari kiamat.<br /><br />Surat Ash-Shaaffat 145-146<br /> <br />145. Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.<br />146. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.<br /><br />Kemudian kami lemparkan dia, yaitu kami buang. <br /><br />Ke daerah yang tandus. Ibnu Abbas dan juga yang lainnya mengatakan: yaitu tanah yang padanya tidak terdapat rerumputan dan juga bangunan, ada juga yang berpendapat bahwa tempat itu terletak di tepi sungai tikgris. Tetapi ada juga yang berpendapat di negeri Yaman. <br /> <br />Sedang ia dalam keadaan sakit yakni badannya lemah. Ibnu Makud mengatakan yakni seperti anak ayam yang tidak berbulu. <br /> <br />Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Sebagian ulama’ menyebutkan bahwa labu ini mempunyai banyak manfaat, diantarany tingkat pertumbuhannya begitu cepat, daunnya yang dapat dijadikan tempat berteduh, karena bentuknya yang besar dan halus, dan pohon ini tidak pernah didekati oleh lalat, rasanyapun sangat lezat, buahnya dapat dimakan dalam keadaan mentah maupun matang, baik isinya maupun kulitnya sekaligus.<br /><br />Surat At-Tin ayat 1<br /> • <br />1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun<br />Yang dimaksud dengan Tin oleh sebagian ahli tafsir ialah tempat tinggal nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan Zaitun ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.<br />Menurut At-Thabari, At-Tin dan Az-Zaitun dipahami sebagai buah-buahan, buah Tin adalah sejenis buah yang banyak terdapat di Timur Tengah. Bila telah matang ia berwarna coklat, berbiji seperti tomat, rasanya manis dan di nilai mempunyai kadar gizi yang tinggi serta mudah dicerna. Bahkan secara tradisional ia digunakan sebagai obat penghancur batu-batuan pada saluran kencing dan penyembuh ambeyen atau wasir. Dalam sebuah riwayat yang dimisbahkan kepada Nabi. Beliau bersabda : Makanlah buah Tin karena ia menyembuhkan wasir.<br />Zaitun adalah tumbuhan perdu, pohonnya berwarna hijau, banyak tumbuh di daerah Laut Tengah, tumbuhan ini di namia oleh Al-Qur’an Syajarah Mubarokah (pohon yang banyak mengandung manfaat) QS. An-Nur : 35. Buahnya ada yang hijau, adapula yang hitam pekat, berbentuk seperti anggur, dimakan sebagai asinan dan dibuat minyak yang sangat jernih untuk berbagai manfaat.<br /><br />Surat An-Nahl ayat 68-69<br /> • •• • <br />68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",<br />69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.<br />Kata (النحل) an-nahl adalah bentuk jama’ dari kata (النحلة) an-nahlah yakni lebah. Dalam tafsir al-Mishbah, kata ini terambil dari akar kata yang bermakna menganugerahkan. Agaknya ini mengisyaratkan bahwa binatang tersebut memperoleh anugerah khusus dari Allah.<br />Sari kembang-kembang yang dihisap oleh lebah mengandung unsur cairan zat semacam zat gula yang telah masuk ke perut menjadi bertambah manis akibat percampurannya dengan zat-zat kimiawi yang melekat pada lebah. Madu yang dihasilkan lebah dapat menyembuhkan berbagai penyakit.<br /><br />B. Hadits Tentang Pendayagunaan Sumber Daya Alam<br />Sunan Abu Daud 4561<br />- حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ أَخْبَرَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُبْشِيٍّ قَالَ<br />قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِي النَّارِ<br />سُئِلَ أَبُو دَاوُد عَنْ مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ هَذَا الْحَدِيثُ مُخْتَصَرٌ يَعْنِي مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً فِي فَلَاةٍ يَسْتَظِلُّ بِهَا ابْنُ السَّبِيلِ وَالْبَهَائِمُ عَبَثًا وَظُلْمًا بِغَيْرِ حَقٍّ يَكُونُ لَهُ فِيهَا صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِي النَّارِ حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ خَالِدٍ وَسَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ شَبِيبٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ رَجُلٍ مِنْ ثَقِيفٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ يَرْفَعُ الْحَدِيثَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ<br /> <br />"Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka." (HR. Abu Daud dalam Sunannya)<br />Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, dalam hadits tersebut Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya.<br />عن أبي هريرة قال: تنظفوا بكلّ ماستطعتم فإن الله تعلى بنى الإسلام على النظافة ولن يدخل الجنّة إلا كلّ نظيف (رواه الطبران)<br />“Dari Abu Hurairah: Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk surge, kecuali orang-orang bersih” (HR. Thabrani)<br />نهى رسول الله صلى الله عليه وسلّم أن يتخلّى الرجل تحت شجرةمثمرة و نهى أن يتخلّى على ضفّة نهر جار (رواهابن عدى)<br />“Rasulullah SAW melarang membuang hajat di bawah pohon yang sedang berbuah dan melarang pula membuang hajat di aliran sungai.<br /><br /><br />Sunan At-Tirmidzi 1301<br />قَالَ قُلْتُ لِقُتَيْبَةَ بْنِ سَعِيدٍ حَدَّثَكُمْ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ قَيْسٍ الْمَأْرِبِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ شَرَاحِيلَ عَنْ سُمَيِّ بْنِ قَيْسٍ عَنْ سُمَيْرٍ عَنْ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ<br />أَنَّهُ وَفَدَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْطَعَهُ الْمِلْحَ فَقَطَعَ لَهُ فَلَمَّا أَنْ وَلَّى قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْمَجْلِسِ أَتَدْرِي مَا قَطَعْتَ لَهُ إِنَّمَا قَطَعْتَ لَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ قَالَ فَانْتَزَعَهُ مِنْهُ قَالَ وَسَأَلَهُ عَمَّا يُحْمَى مِنْ الْأَرَاكِ قَالَ مَا لَمْ تَنَلْهُ خِفَافُ الْإِبِلِ فَأَقَرَّ بِهِ قُتَيْبَةُ وَقَالَ نَعَمْ<br />حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ قَيْسٍ الْمَأْرِبِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ الْمَأْرِبُ نَاحِيَةٌ مِنْ الْيَمَنِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ وَائِلٍ وَأَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبْيَضَ حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ فِي الْقَطَائِعِ يَرَوْنَ جَائِزًا أَنْ يُقْطِعَ الْإِمَامُ لِمَنْ رَأَى ذَلِكَ<br />“Dalam hadits tersebut, Abyad diceritakan telah meminta kepada Rasul untuk dapat mengelola sebuah tambang garam. Rasul meluluskan permintaan itu, tapi segera diingatkan oleh seorang shahabat,“Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir (ma’u al-‘iddu)” Rasulullah kemudian bersabda: “Tariklah tambang tersebut darinya”.<br /><br />Ma’u al-‘iddu adalah air yang karena jumlahnya sangat banyak digambarkan mengalir terus menerus. Hadist tersebut menyerupakan tambang garam yang kandungannya sangat banyak dengan air yang mengalir.<br /><br />Shahih Bukhari 5248 <br />٥٢٤٨ - حَدَّثَنِي الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ شُجَاعٍ حَدَّثَنَا سَالِمٌ الْأَفْطَسُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ<br />الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَأَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ<br />رَفَعَ الْحَدِيثَ وَرَوَاهُ الْقُمِّيُّ عَنْ لَيْثٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْعَسَلِ وَالْحَجْمِ<br />Artinya Rasulullah bersabda “ ada tiga pengobatan : pengobatan dengan madu skarifikasi dan kauterisasi (pembakaran / penempelan besi panas pada luka). Aku menyarankan kepada umatku untuk tidak menggunakan kauterisasi “<br /><br />Madu adalah sumber terbaik untuk pengganti gula yaitu kombinasi glukosa dan fluktosa yang menghasilkan energi yang besar bagi tubuh manusia, ia adalah makanan energi pertahanan tubuh yang ideal karena ia tersimpan dalam lifer. Madu mempunyai efek pelancar bagi system pencernaan, beberapa ahli diet merekomendasikan untuk pasien diabetes. Madu bermanfaat kulit untuk megencangkan wajah. Dalam kasus batuk dan sakit tenggorokan penggunaan madu sangat bermanfaat, madu dapat meluruhkan kencing, mencuci perut dan jika diberikan selama persalinan madu membantu mengurangi rasa sakit. <br /><br />Shahih Al-Bukhari 2329<br /><br />٢٣٢٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ<br />قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّهْنُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا وَلَبَنُ الدَّرِّ يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ النَّفَقَةُ<br />Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Rasulullah telah bersabda “Binatang yang digadaikan dapat digunakan untuk berkendaraan sepanjang diberi makan, dan air susu dari binatang yang digadaikan dapat diminum sebanding dengan biaya yang dikeluarkan orang untuknya. Orang yang mengendarai atau mengambil susu binatang itu harus menanggung pengeluarannya.<br /><br /><br />Shahih Muslim 4098<br />٤٠٩٨ - و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ<br />أَنَّهَا كَانَتْ تُؤْتَى بِالْمَرْأَةِ الْمَوْعُوكَةِ فَتَدْعُو بِالْمَاءِ فَتَصُبُّهُ فِي جَيْبِهَا وَتَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ابْرُدُوهَا بِالْمَاءِ وَقَالَ إِنَّهَا مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ<br />و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ نُمَيْرٍ صَبَّتْ الْمَاءَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ جَيْبِهَا وَلَمْ يَذْكُرْ فِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ أَنَّهَا مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ قَالَ أَبُو أَحْمَدَ قَالَ إِبْرَاهِيمُ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ<br />Dari Asma’ ra. Bahwasanya seorang perempuan yang sedang sakit demam atau panas telah dibawa kepadanya. Lalu ia meminta air. Kemudian ia kompreskan pada dada perempuan itu sambil berkata, Sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda kompreslah sakit demam itu dengan air.<br />Rasulullah bersabda; sesungguhnya sakit demam atau panas itu berasal dari luapan neraka jahannam.<br /><br />Shahih Bukhari 5255<br />٥٢٥٥ - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ خَرَجْنَا وَمَعَنَا غَالِبُ بْنُ أَبْجَرَ فَمَرِضَ فِي الطَّرِيقِ فَقَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَهُوَ مَرِيضٌ فَعَادَهُ ابْنُ أَبِي عَتِيقٍ فَقَالَ<br />لَنَا عَلَيْكُمْ بِهَذِهِ الْحُبَيْبَةِ السَّوْدَاءِ فَخُذُوا مِنْهَا خَمْسًا أَوْ سَبْعًا فَاسْحَقُوهَا ثُمَّ اقْطُرُوهَا فِي أَنْفِهِ بِقَطَرَاتِ زَيْتٍ فِي هَذَا الْجَانِبِ وَفِي هَذَا الْجَانِبِ فَإِنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْنِي<br />أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ هَذِهِ الْحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا مِنْ السَّامِ قُلْتُ وَمَا السَّامُ قَالَ الْمَوْتُ<br />Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. bahwa pernah mendengar Nabi Saw. Bersabda, “Habbatu sauda’ ini dapat mengobati segala jenis penyakit kecuali al-sam.” ‘Aisyah berkata, “Apa itu?” Nabi Saw. Bersabda, “Maut”.<br />Jintem hitam juga digunakan sebagai bumbu dalam makanan. Sebagi obat ia menjadi sebagai peluruh kentut, peluruh kencing, penghilang zat-zat penyebab gangguan menstruasi dan kelainan ASI. Ia dapat digunakan untuk menyembuhkan panas dan demam karena melahirkan. Secara eksternal ia juga dapat dipakai untuk merawat kulit. Biji-bijian ini mengandung minyak esens yang bermanfaat untuk mengobati batuk dan asma. Biji-bijian ini mempunyai aktivitas antibakteri. Biji-bijian ini juga merupakan bahan aromatic tambahan bagi obat pencahar. Air rebusan biji-bijian ini dapat diberikan setelah melahirkan untuk memperbanyak ASI. Jinten hitam ini juga menjadi terapi pengobatan yang baik untuk ganggguan pencernaan, hilangnya selera makan, diare, dan demam yang sebentar-sebentar. Ia berguna pula untuk mengobati haid yang tidak teratur dan sakit menstruasi. Pada penggunaan secara local, jinten hitam dapat menghilangkan bengkak pada tangan dan kaki.<br /><br /><br />Shahih Bukhari 5260<br />٥٢٦٠ - حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ الْهِنْدِيِّ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ يُسْتَعَطُ بِهِ مِنْ الْعُذْرَةِ وَيُلَدُّ بِهِ مِنْ ذَاتِ الْجَنْبِ<br />وَدَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لِي لَمْ يَأْكُلْ الطَّعَامَ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّ عَلَيْهِ<br />Diriwayatkan dari Umm Qais binti Mihshan r.a.: Aku pernah mendengar Nabi Saw. Bersabda, “Jadikanlah qusth India sebagai obat, karena ia dapat menyembuhkan tujuh penyakit, apabila dihirup akan melegakan tenggorokan dan apabila di kulum dimulut akan menyembuhkan radang selaput dada.”<br />Akar Cendana sering digunakan untuk dupa dan pewangi serta untuk melindungi pakaian dari kerusakan yang disebabkan oleh serangga atau kutu. Sebagai stimulan, akar cendana diberikan untuk mengobati sesak nafas, batuk, asma, kolera dan gangguan pencernaan. Sebagai alternative, cendana digunakan dalam penyakit kulit yang koronis dan rematik. Pemakaian secara lokal pasta cendana yang dibuat dengan air mawar diterapkan tangan dan kaki yang bengkak dan untuk perut yang kegemukan. Lation cendana digunakan untuk keselio, memar dan sakit kepala. Cendana dalam bentuk saleb digunakan sebagai obat luka. <br /><br />C. Daftar Rujukan<br /><br />Al-Bani, Muhammad Nashiruddin. 2006. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Azzam<br /><br />Al-Qur’an Al-Karim wa Biha at-Tafsir al-Muyassar<br /><br />Az-Zabidi. 2002. Ringkasan Shahih Bukhari. Bandung: Mizzan Media Utama<br /><br />Farooq. 2005. Terapi Herbal Cara Islam. Jakarta: PT. Mizan Publika<br /><br />Kutub al-Mutun, al-Maktabah Al-Syamilah<br /><br />Muhammad, Abdullah. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie<br /><br /> . 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie<br /><br /> . 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie<br /><br /> . 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie<br /><br /> . 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie<br /><br />Shihab, M. Quraish. 2003. Tafsir Al-Misbah Jilid 7. Jakarta: Lentera Hati<br /><br /> .2003. Tafsir Al-Misbah Jilid 7. Jakarta: Lentera Hati<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-6956582853623218132010-03-11T19:23:00.000-08:002010-03-11T19:29:19.304-08:00وسائل التربية الإسلامية• التعريف<br />الوسائل لغة الموصل<br />المراد بوسائل التربية هو جميع ما يستعمله المربي فى أداء أعماله فى التربية على أحسن وجه, حتى يصل إلى مقصوده فيها فى أقصر سبيل وأقل مجهود . الوسائل هو كل مايتصف باتصال الأخبار و يستطيع أن يهيج الأفكار والعاطفة و إرادة المتربى حتى يدفعه إلى التعليم. <br />• كيفية اختيار الوسائل<br />لابدّ للمربي أن يختار الوسائل بالتفكير عن إحدى الأمور الآتية:<br />أ). كانت الوسائل ملائمة بالأهداف التربية<br />ب). كانت الوسائل ملائمة بالمادّة<br />ج). كانت الوسائل تستطيع أن تشرح المادّة بأحسن وجه<br /><br />• تقسيم الوسائل<br /> كانت الوسائل كثيرة متنوعة: منها ما كانت مادية محسوسة ومنها ما كانت معنوية غير محسوسة. <br />وتشمل وسائل التربية ثلاثة أمور على الأقل, وهي: <br />أ. البيئة <br />أي المكان الذى ينشأفيه المتربى ويتطور طول حياته وهي ثلاثة انواع: المنزل, والمدرسة, والمجتمع, وقد تسمى هذه الثلاثة "مراكز التربية الثلاثة".<br /> <span class="fullpost"><br />ب. الطريقة <br />أي النظام الذى يسير عليه المربى فى التربية, سواء أكان فى المنزل أم فى المدرسة أم فى المجتمع, وهي أهم وسائل التربية واكبرها شأنا, بل قيل "إن الطريقة أهم من المادة". <br /><br />ج. الأداوت التربوية<br />أي الألات المادية التى يستعين بها المربى في أداء مهمت فى التربية, سواء اكان فى المنزل أم فى المدرسة أم فى المجتمع, كأدوات اللعب والرياضة وأدوات التدريس وأدوات تدريب المهارات وغير ذلك.<br />ويجب أن تكون هذه الوسائل الثلاث فى حالة مثالية جيدة, كما أن تكون ملائمة بأحواله المتربى وحاجاته المتراقية من حين إلى حين, لتكون التربية ناجحة مثمرة.<br />قسّم عمر حمالك الوسائل التربية إلى أربعة أقسام, هي:<br />أ). الوسائل التي يستطيع المتربى أن يشاهدها. مثل: السبورة و الصور والخريطة وغير ذلك<br />ب). الوسائل التي يستطيع المتربى أنيسمعها. مثل: التسجيل و المدياء و غير ذلك<br />ج). الوسائل التي يستطيع المتربى أن يشاهدها و يسمعها. مثل: التلفاز والحاسوب وغير ذلك<br />د). المسرحية وغيرذلك<br /><br />• المراجع<br />محمد إدريس جوهرى,(2002) مبادى علم التربية, سومنب: الآمين<br />Asnawir,(2002), Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers. Hal. 11<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-44208000337122241152009-10-06T21:16:00.000-07:002009-12-04T22:17:55.154-08:00“PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE SISWA KELAS X B MAN TUREN”ABSTRAK<br /><br />Nurul Zainab (06110006), Peningkatan Partisipasi Belajar Al-Qur’an Hadits Melalui Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Siswa Kelas X B MAN Turen, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Abdul Ghafur, M. Ag<br /><br />Kata Kunci; Partisipasi Belajar, Strategi Pembelejaran Everyone is a Teacher Here<br /><br />Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan.<br />Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran mencakup perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasamanya dengan teman sekelas dalam mengikuti kegiatan, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, memberi kesempatan berpendapat kepada teman, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, memberi gagasan yang cemerlang dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang dan semangat.<br />Salah satu strategi pembelajaran aktif adalah strategi everyone is a teacher here. Strategi ini adalah salah satu strategi dalam model pembelajaran aktif (active learning). Strategi Pembelajaran Everyone is a teacher here adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap semua temannya di kelas belajar.<br /><span class="fullpost"><br />Penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi belajar AL-Qur’an hadits melalui strategi pembelajaran everyone is a teacher here siswa kelas X B MAN Turen. Keterpaduan proses balajar mengajar siswa dan proses mengajar guru tidak pernah terbentuk begitu saja, tanpa adanya pengaturan dan pemecahan yang seksama. Pengaturan dan pemecahan masalah ini harus di arahkan pada partisipasi siswa serta dapat menimbulkan minat belajar siswa.<br />Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I tingkat partisipasi siswa adalah siklus I rata-rata hanya 38 % . Pada siklus ke II partisipasi siswa mencapai menjadi 72 % dan 89.2 % pada siklus III. Meningkatnya partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits didukung oleh meningkatnya kegiatan aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here. Hal ini dapat dilihat dari data observasi terhadap kegiatan guru Al-Qur’an Hadits dalam pembelajaran meningkat dari 69 % pada siklus I, menjadi 89 % pada siklus II dan menjadi 91 % pada siklus III.<br /><br /><br />METODE PENELITIAN<br /><br />A.Setting Penelitian<br />Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MAN Turen. MAN Turen terletak di Jln. Kauman 18 Turen. Madrasaah ini awalnya adalah madrasah swasta yang bernama Madrasah Aliyah Miftahul Huda Turen, kemudian menjadi negeri pada bulan Mei 2009. Dengan statusnya yang baru negeri, MAN Turen belum memiliki sarana prasarana yang lengkap, bahkan terdapat 2 kelas yang belum mempunyai bangku.<br />MAN Turen terdiri dari empat rombongan belajar (rombel), yang meliputi kelas X dua rombel, kelas XI satu rombel dan kelas XII satu robel. Selain itu terdapat perpustakaan yang juga mencakup sebagai ruang multimedia dan laboratorium. <br />Penelitian tindakan kelas ini untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X B tahun pelajaran 2009-2010 semester ganjil dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, terdiri dari laki-laki 21 orang dan perempuan 15 orang. Sebagian besar siswa kelas X B adalah siswa yang pendiam dan penurut. Di dalam kelas, siswa cenderung pasif dan tidak percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemilihan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas X B MAN Turen.<br />Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Juli sampai September 2009. Pertemuan waktu penelitian mengacu pada kalender pendidikan sekolah, karena penelitian tindakan kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas, yaitu pada hari Sabtu jam 06.30-07.50 WIB.<br />Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta sebagai guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits.<br /><br />B.Rencana Tindakan<br />1.Perencanaan Tindakan<br />Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan identifikasi masalah yang dihadapi siswa dengan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Untuk mengatasi masalah pembelajaran sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka peneliti berencana menerapkan strategi pembelajaran everyone is a teacher here. Pada pertemuan pertama peneliti mengadakan pre-test tentang pengetahuan yang dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Selain itu, peneliti mempersiapkan strategi lain seperti ceramah dan brainstorming sebagai antisipasi kemungkinan perubahan yang bersifat menyesuaikan.<br />Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan yaitu menyusun instrument penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes, menyiapkan kertas kecil untuk penerapan strategi everyone is a teacher here dan lembar observasi.<br />Pada tahap ini pula, peneliti mencari teman sejawat yang akan membantu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Teman sejawat dimaksudkan sebagai sumber untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.<br /><br />2.Implementasi Tindakan<br />Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran, pengumpulan data hasil observasi dan tes. Adapun tindakan yang akan diimplementasikan dalam PTK ini adalah menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. Pengamatan selain dilakukan oleh peneliti juga dilakukan oleh teman peneliti yang mencatat apa saja yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.<br />Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I adalah pengertian Al-Qur’an, tindakan II adalah perbedaan Al-Qur’an dengan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi, tindakan III adalah bukti keotentikan Al-Qur’an dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya dan sejarahnya.<br /><br />3.Observasi dan Interpretasi<br />Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk mengumpulkan data. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).<br />Tahap ini dilakukan untuk pengumpulan data. Observasi dilakukan awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Selanjutnya dalam implementasi tindakan juga diadakan observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Observasi selain dilakukan oleh peneliti sendiri juga dilakukan oleh teman peneliti yang ikut mengamati kegiatan pembelajaran.<br /><br />4.Analisis dan Refleksi<br />Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi belajar dianalisis dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits.<br />Adapun yang dilakukan peneliti dalam tahap ini peneliti adalah:<br />a.Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan<br />b.Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa<br />c.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.<br /><br />C.Siklus Penelitian<br />PTK ini mengacu pada penelitian tindakan Model Kurt Lewin, yang mana siklus dalam PTK ini mencakup konsep pokok penelitian tindakan dari Kurt Lewin (dalam Ghony: 2008) yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).<br />Pada tahap perencanaan, guru peneliti bersama guru mitra membuat perencanaan penbelajaran yang mengembangkan partisipasi siswa dengan strategi Everyone Is A Teacher Here. Di sini, semua kegiatan yang akan dilaksanakan dimatangkan serta ditentukan alat yang digunakan untuk observasi tindakan yang dilakukan pada tahap tindakan, guru peneliti menyajikan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, guru peneliti yang melakukan observasi dengan cara yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Hasil observasi ini kemudian direfleksikan secara bersama untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang digunakan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.<br />PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan partisipasi belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui strategi everyone is a teacher here.<br />Siklus pertama diadakan pada tanggal 08 Agustus 2009 dengan pokok bahasan pengertian Al-Qur’an. Pada siklus ini peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pada siklus ini, peneliti mengamati sendiri aktifitas dan partisipasi siswa di kelas.<br />Siklus kedua diadakan pada tanggal 15 Agustus 2009 dengan pokok bahasan perbedaan Al-Qur’an dengan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi. Sedangkan siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 05 September 2009 dengan pokok bahasan bukti keotentikan Al-Qur’an dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya dan sejarahnya. Pada siklus kedua dan ketiga ini, peneliti dibantu seorang teman untuk mengamati dan mencatat apa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.<br /><br />D.Pembuatan Instrumen<br />Sebelum PTK dilaksanakan maka dibuat beberapa instrumen yang akan digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, menyediakn potongan kertas untuk penerapan strategi everyone is a teacher here.<br />Selain itu, untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen pembantu, seperti lembar tes, lembar pengamatan partisipasi siswa di kelas, lembar evaluasi, pedoman observasi atau lembar observasi aktifitas siswa dan guru di kelas.<br /><br />E.Pengumpulan Data<br />Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.<br />Tabel 1<br />Pengumpulan Data<br />No Sumber Data Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen<br />1 Siswa Jumlah siswa yang dapat menjawab benar soal pre test dan post test Melaksanakan tes lisan Soal Test<br />2 Guru Langkah-langkah pembelajaran Observasi Pedoman Observasi<br />3 Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung Observasi Pedoman Observasi<br />4 Siswa Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Pengamatan Partisipatif Lembar Pengamatan<br /><br />F.Indikator Kinerja<br />Bersumber pada hasil observasi yang menunjukkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, diharapkan adanya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi everyone is a teacher here. Adapun indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian penelitian ini adalah:<br />a.Observasi: Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Indikator keberhasilannya adalah minimal 75 % siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits<br />b.Dokumentasi: daftar kehadiran siswa. Indikator keberhasilannya adalah 75 % siswa hadir dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.<br /><br />PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN<br />A. PAPARAN DATA<br />Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus. Penelitian yang telah dilakukan penulis sebagai peneliti hingga siklus ketiga pada bulan September 2009, dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer dan berfungsi sebagai teman diskusi dalam refleksi.<br />1. Siklus Pertama<br />Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.<br />a. Perencanaan<br />Adapun beberapa hal yang peneliti lakukan dalam tahap ini adalah:<br /> Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah. <br /> Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. <br /> Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. <br /> Menentukan skenario pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here<br /> Membuat pertanyaan pre test<br /> Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan <br /> Membuat format evaluasi <br /> Membuat format observasi pembelajaran.<br /><br />b. Pelaksanaan<br />Pada awal siklus pertama dilaksanakan pre test. Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan:<br /> Semua siswa belum mempunyai buku panduan dan LKS<br /> Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah strategi everyone is a teacher here<br />Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan upaya sebagai berikut:<br /> Guru memberikan catatan tentang materi yang akan dipelajari<br /> Guru membantu siswa yang belum memahami langkah-langkah strategi everyone is a teacher here<br />Pada akhir siklus pertama dari siklus pertama dari hasil pengamatan guru dapat disimpulkan:<br /> Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar aktif dengan strategi everyone is a teacher here<br /> Siswa mampu menyimpulkan bahwa strategi everyone is a teacher here memiliki langkah-langkah tertentu.<br /><br />c. Pengamatan<br />Kegiatan Observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan di atas yang dilakukan oleh guru mitra sebagai kolaborator. Pada siklus pertama jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 siswa atau 92 % dari seluruh seluruh jumlah siswa (36 siswa). Dari hasil pre test, siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar hanya 17 sisa atau 47 %. Hasil observasi partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits selama siklus 1 adalah: skor perolehan: 6.03, skor ideal: 16, prosentase: 38 %. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, pada siklus 1 masih tergolong rendah dengan perolehan skor 47 atau 69% sedangkan skor idealnya adalah 68. Data hasil observasi oleh kolaborator menunjukkan adanya hambatan yang datang dari siswa, yaitu:<br /> Sebagian besar siswa Kelas X B pada umumnya mempunyai partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits masih rendah dan pasif. Pada pertemuan siklus 1 ini guru banyak terlibat di dalam pembelajaran. Rendahnya partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits disebabkan rendahnya aktivitas belajar dan motivasi siswa.<br /> Siswa dalam membuat pertanyaan masih banyak yang menyimpang dari topik yang dibahas dan sementara jawaban siswa masih banyak yang kurang sesuai dengan apa yang diharapkan.<br /> Dalam menanggapi permasalahan, yang bisa menjawab hanya dilakukan siswa tertentu saja, itupun tanggapannya masih kurang relevan.<br /> Siswa masih kurang memahami tentang strategi Everyone Is A Teacher Here.<br /> Kemandirian belajar untuk mencari pengetahuan dan belajar sendiri masih rendah, siswa masih berharap bantuan dari temannya.<br /> Selain itu kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa masih perlu perbaikan.<br /><br />d. Refleksi<br />Refleksi dilakukan untuk mengamati keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus 1 maka perlu perbaikan diantaranya:<br /> Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran Al-Qur’an Hadits melalui strategi everyone is a teacher here. Hal ini diperoleh hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits siklus pertama hanya memperoleh 69%. <br /> Demikian juga dengan siswa belum terbiasa dengan kondisi pembelajaran Al-Qur’an Hadits melalui strategi everyone is a teacher here. Hal ini diperoleh hasil observasi terhadap perolehan skor dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits siklus pertama hanya memperoleh 38%<br /> Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.<br /> Guru memberi pengakuan atau penghargaan (reward).<br /> Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa masih perlu perbaikan dan hendaknya guru memperhatikan tahap-tahap kegiatan dan alokasi waktu yang telah ditetapkan.<br /><br />2. Siklus Kedua<br />a. Perencanaan<br />Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, antara lain:<br /> Guru peneliti adalah membuat perencanaan pembelajaran (skenario pembelajaran) sesuai dengan kompetensi dasar.<br /> Guru membuat panduan belajar siswa agar mudah di pahami siswa.<br /> Menyiapkan waktu yang tepat agar tidak banyak waktu yang terbuang.<br /> Menyiapkan materi pembelajaran dengan tujuan meningkatkan partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa Kelas X B MAN Turen<br /><br />b. Pelaksanaan<br /> Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran aktif dengan strategi everyone is a teacher here.<br /> Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.<br /> Guru memberi pengakuan atau penghargaan (reward).<br /> Sebagian besar siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi pendapat siswa lain<br /> Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta<br /><br /><br />c. Pengamatan<br />Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan di atas yang dilakukan oleh guru mitra sebagai kolaborator. Pada siklus kedua jumlah siswa yang hadir sebanyak 34 siswa atau 94 % dari seluruh seluruh jumlah siswa (36 siswa) Hasil observasi partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits selama siklus 2 adalah: skor perolehan: 11.5, skor ideal: 16, prosentase: 72 %. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siklus 2 ini tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 68 nilai yang diperoleh adalah 57 atau 89%.<br />Dari hasil observasi tersebut diketahui adanya peningkatan partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa Kelas X B MAN Turen, hal tersebut tampak seperti yaitu:<br /> Siswa rata-rata aktif karena siswa dalam memberi jawaban dan sudah ada yang berani mengungkapkan pendapatnya.<br /> Pertanyaan siswa sudah terarah pada materi yang dibahas.<br /> Jawaban siswa sebagian sudah relevan dengan materi yang di pelajari.<br /> Siswa telah dapat menyajikan materi dengan baik yang dikaitkan dengan materi pembelajaran yang berupa peristiwa-peristiwa di masyarakat.<br />Walaupun demikian masih ditemui hambatan-hambatan pada siklus 2, yaitu:<br /> Masih adanya siswa yang kurang aktif.<br /> Masih adanya jawaban siswa yang kurang relevan<br /> Motivasi dan minat siswa masih perlu ditingkatkan lagi<br /> Guru belum maksimal membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa dan masih kurang memberi reward sebagai penguatan.<br /><br />d. Refleksi<br />Dengan memperhatikan hasil pengamatan baik terhadap siswa maupun terhadap guru, diperoleh hal-hal sebagai berikut:<br /> Tingkat kinerja guru semakin baik, meskipun masih ada beberapa kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari data observasi terhadap kegiatan guru Al-Qur’an Hadits dalam pembelajaran meningkat dari 69 % menjadi 89 % pada siklus kedua.<br /> Siswa sudah mulai mampu berpartisipasi dalam pembelajaran, mampu menjawab, mampu mempresentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data observasi terhadap perolehan skor partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits pada siklus pertama dari 38 % menjadi 72 % pada siklus kedua.<br /> Tetap meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan strategi everyone is a teacher here sehingga partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits meningkat, seiring dengan meningkatnya motivasi dan minat belajar siswa.<br /><br />3. Siklus Ketiga<br />a. Perencanaan<br />Perencanaan tindakan pada siklus 3 dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus 2, antara lain: <br /> Hambatan pada siklus 2 oleh peneliti dan observer, dianalisa dan direfleksi untuk dijadikan pedoman dalam menyusun tindakan pada siklus 3.<br /> Guru membuat perencanaan pembelajaran (skenario pembelajaran) sesuai dengan kompetensi dasar.<br /> Guru membuat panduan belajar siswa agar mudah di pahami siswa.<br /> Menyiapkan waktu yang tepat agar tidak banyak waktu yang terbuang.<br /> Menyiapkan pokok bahasan tujuan meningkatkan partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa Kelas X B MAN Turen.<br /><br />b. Pelaksanaan<br /> Suasana pembelajaran sudah lebih mengarah kepada pembelajaran aktif dengan strategi everyone is a teacher here.<br /> Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.<br /> Guru memberi pengakuan atau penghargaan (reward).<br /> Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi pendapat siswa lain.<br /> Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.<br />Pada siklus ketiga jumlah siswa yang hadir sebanyak 36 siswa atau 100 % dari seluruh seluruh jumlah siswa (36 siswa). Dari hasil pos test, siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar hanya 35 siswa atau 97 %.Hasil observasi partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits selama siklus 3 diperoleh skor yaitu: skor perolehan: 14.27, skor ideal: 16, prosentase: 89.2 %. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siklus 3 menperoleh skor perolehan 62 dari skor ideal 68 atau 91 %. Hal ini berarti menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dan perbaikan dari siklus sebelumnya.<br /><br />c. Refleksi<br />Keberhasilan yang diperoleh selama siklus 3 ini adalah sebagai berikut:<br /> Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits sudah mengarah ke pembelajaran everyone is a teacher here secara lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits dapat meningkat dari 38 % pada siklus kedua menjadi 72 % pada siklus ketiga menjadi 89.2 %.<br /> Meningkatnya partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits didukung oleh meningkatnya kegiatan aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits mengalami peningkatan dari 89% pada siklus kedua dan menjadi 91 % pada siklus ketiga.<br /> Penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran everyone is a teacher here ini sangat positif, mereka menilai sangat menarik dan tidak membosankan.<br /> Dari analisis hasil penelitian di atas, maka peneliti merefleksi bahwa strategi pembelajaran everyone is a teacher here ini dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa.<br /><br />B. Pembahasan<br />1. Partisipasi Belajar Siswa<br />Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam tiga siklus kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperoleh data bahwa partisipasi atau keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami kenaikan. Pada siklus I prosentase keaktifan siswa adalah 38 %, sedangkan pada siklus II menjadi 72 % dan pada siklus III menjadi 89.2 %. Hal ini karena pada siklus I sebagian siswa belum memahami langkah-langkah strategi pembelajaran everyone is a teacher here. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya menjadi inti kegiatan, banyak terganggu oleh masalah yang dihadapi oleh masing-masing siswa. Sedangkan pada siklus II dan III, siswa sudah lebih memahami langkah-langkah strategi pembelajaran everyone is a teacher here dan guru sudah lebih bisa mengondisikan kelas dengan baik. Tingkat kehadiran siswa pada siklus I adalah 92 % , siklus II adalah 94 % dan pada siklus III adalah 100 %.<br />Kecenderungan yang terjadi pada siklus I dan siklus II memberikan gambaran bahwa pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here mengurangi tingkat kesulitan yang terjadi atau mempermudah proses pembelajaran. Dengan pembelajaran aktif, strategi everyone is a teacher here juga meningkatkan minat dan menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, ini terlihat dari hasil analisis observasi pada siklus 1, 2 dan 3 bahwa siswa, tekun dan antusias selama proses pembelajaran, aktif selama proses pembelajaran, dan aktif dalam mengerjakan tugas, serta disiplin dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang lebih mudah dalam pemahaman materi ajar akan berdampak pada hasil belajar siswa.<br /><br />2. Aktivitas Guru<br />Observasi yang dilakukan oleh rekan guru yang bertindak sebagai observer menyatakan bahwa aktivitas guru adalah cukup baik pada siklus I maupun siklus II dan lebih baik pada siklus III. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan dimana aktifitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang melayani para siswa, baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun teknis operasional perangkat pembelajaran.<br /><br />3. Kendala yang Ditemukan<br />Kendala awal adalah kesulitan dalam pengondisian siswa karena sebagian siswa belum memahami langkah-langkah strategi everyone is a teacher here. <br />Pada siklus I, kendala yang ditemui adalah tidak ada siswa yang memiliki buku panduan, sehingga guru masih kerepotan menjelaskan materi di papan tulis. Hal ini menyebabkan banyak waktu yang terbuang. Sedangkan pada siklus II dan III kendala pada siklus I relatif tidak ditemukan dengan bantuan resume yang dibuat guru sebelumnya perhatian siswa lebih tertuju pada materi yang di sajikan.<br />Sebagian permasalahan pembelajaran terutama dalam peningkatan partisipasi belajar siswa dapat diatasi melalui penerapan pembelajaran aktif, strategi everyone is a teacher here. <br /><br />PENUTUP<br /><br />A. Kesimpulan<br />Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan khusus dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dikelas, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan dan kesulitan dalam proses pembelajaran pada guru dan hasil belajar yang terjadi pada siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam peningkatan partisipasi belajar Al-Qur’an Hadits melalui strategi pembelajaran everyone is a teacher here siswa kelas X B MAN TUREN, dengan menggunakan tehnik pembelajaran everyone is a teacher here dapat diambil kesimpulan bahwa:<br />1. Setelah dilakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas siswa memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan diperoleh rata-rata kadar partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siklus I hanya rata-rata 38 % menjadi 72 % pada siklus II, dan 89.2 % pada siklus III.<br />2. Meningkatnya partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits didukung oleh meningkatnya kegiatan aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan strategi everyone is a teacher here. Hal ini dapat dilihat dari data observasi terhadap kegiatan guru Al-Qur’an Hadits dalam pembelajaran meningkat dari 69 % pada siklus I, menjadi 89 % pada siklus II dan menjadi 91 % pada siklus III.<br />3. Karena dalam penelitian ini, skor rata-rata pada setiap siklus telah mencapai di atas 10%, maka peneliti berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran everyone is a teacher here sangat cocok digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dan dapat meningkatkan partisipasi siswa.<br /><br />B. Saran<br />Agar proses pembelajaran ini dapat terus berlangsung dengan peningkatan partisipasi pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa maka pihak sekolah dan guru perlu melakukan : <br />1. Mengatur ruang kelas, dan denah tempat duduk siswa sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.<br />2. Guru selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.<br />3. Para guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.<br />4. Mendukung guru-guru untuk mengembangkan macam-macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa.<br />5. Guru hendaknya menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan materi yang disampaikan, guru sebagai pendidik hendaklah juga memahami karakteristik dan kemampuan siswa, karena masing-masing siswa pada dasarnya mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda-beda.<br />6. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits maupun mata pelajaran lain.<br />7. Memotivasi guru untuk menulis karya ilmiah dengan salah satu cara melaksanakan penelitian tindakan kelas.<br /><br />DAFTAR RUJUKAN<br /><br />Admin, WI. (2008). Laporan Hasil Penelitian Peningkatan Interaksi Pembelajaran Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Di Kelas IX SMP Negeri I Kota Solok, Dengan Tehnik Pembelajaran Everyone Is A Teacher. http://lpmpjogja.diknas.go.id. 28 September 2009.<br /><br />Antonilamini. (2008). Peningkatan Interaksi Pembelajaran Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi di kelas XII IPS SMA YKP Monamas Bontang. http://antonilamini.wordpress.com. 30 September 2009<br /><br />Ardhana12. (2009). Indikator Keaktifan Siswa yang dapat dijadikan penilaian dalam PTK. http://ardhana12.wordpress.com. 01 Oktober 2009.<br /><br />Azizuddin. (2009). Peningkatan Partisipasi Belajar IPS Melalui Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun pelajaran 2008-2009. http://smpn6-mtr.sch.id. 01 Oktober 2009.<br /><br />Chalimah, N. U. (2006). Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa MA Al Asror Gunungpati Semarang Dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Universitas Negeri Semarang.<br /><br />Darsono, Max. (2000). Belajar dan Pembelajaran.Semarang: IKIP Semarang Press.<br /><br />Dwitagama, D. (2008). Laporan Penelitian Tindakan Kelas-PKn. http://dedidwitagama.wordpress.com. 01 Oktober 2009.<br /><br />Fakhrudin, M. (2009). Strategi Active Learning. http://rike-mp07.blogspot.com. 28 September 2009.<br /><br />Ghony, M. Dj. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press.<br /><br />Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika sekolah pascasarjana UNESA. <br /><br />Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.<br /><br />Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan. Bandung: Rosda.<br /><br />Partini, Siti. (1988). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studing<br /><br />Romlah, F. (Januari-Juni 2008). “Psikologi Belajar: Signifikansinya Bagi Keberhasilan Pembelajaran”. Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan. 6 (1).<br /><br />Salim, P. dkk. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.<br /><br />Shalahuddin, Mahfudh. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu <br /><br />Silberman, M. L. (2009). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.<br /><br />Slameto, Drs. (1991). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta<br /><br />Subi, F. (2009). Strategi Everyone Is Teacher Here dan Index Card Match. http://fikrinatuna.blogspot.com. 30 September 2009.<br /><br />Sudjana, Nana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru<br /><br />Sukadi. (2009). Peningkatan Partisipasi Siswa SMP Negeri 12 Semarang<br />Pada Praktik Komputer Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. http://www.mrkadi.com. 28 September 2009<br /><br />Sukidin, dkk. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.<br /><br />Suryabrata, Sumadi. (1984). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: CV. Rajawali<br /><br />Sutiah, Dra. (2003). Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang<br /><br />Sy, Zahera. (Februari 2000). “Cara Guru Memotivasi dan Pengaruhnya Terhadap Aktifitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran”. Jurnal Ilmu Pendidikan. 7 (1).<br /><br />Wibowo, A. J. (2007). Pembelajaran Aktif-Reflektif. http://alexjwibowo. blogspot.com. 28 September 2009<br /><br />Yasin, A. (2008). Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press.<br /><br /> (2009). Pembelajaran Partisipatif: Konsep dan Ciri-cirnya. http://www.indobiu.com. 30 September 2009.<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-90710622864545014512009-06-28T08:13:00.000-07:002009-06-28T08:17:01.322-07:00ACTIVE LEARNINGBAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1. Latar Belakang<br />Proses pembelajaran di sekolah memerlukan dua pihak, pengajar dan pelajar. Proses belajar-mengajar harus aktif dan dinamis. Sistem pembelajaran satu arah tidak seharusnya dianut lagi. Pembelajaran harus berlangsung dua arah, masing-masing pihak harus bekerjasama dan memainkan peran untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses.<br />Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.<br />Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.<br />Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).<br /><span class="fullpost"><br />1.2. Rumusan Masalah<br />Untuk memudahkan penulisan dan pemahaman makalah ini, maka kami susun beberapa rumusan masalah, yaitu:<br />1. Apa pengertian active learning?<br />2. Bagaimana karakteristik model pembelajaran active learning?<br />3. Bagaimana aplikasi active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran?<br />4. Bagaimana peran guru dalam pembelajaran active learning? <br /><br />1.3. Tujuan<br />1. Mendeskripsikan pengertian active learning<br />2. Mendeskripsikan karakteristik model pembelajaran active learning<br />3. Mendeskripsikan aplikasi active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran<br />4. Mendeskripsikan peran guru dalam pembelajaran active learning<br /><br /><br />BAB II<br />MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING<br /><br />2.1. Pengertian Active Learning<br />Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.<br />Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.<br />Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:<br />Apa yang saya dengar, saya lupa<br />Apa yang saya lihat, saya ingat<br />Apa yang saya lakukan, saya paham<br />Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.<br />Mel Silberman (2001) memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan belajar aktif (active learning), yaitu :<br />Apa yang saya dengar, saya lupa<br />Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit<br />Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham<br />Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan<br />Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai<br />Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik.<br />Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari ingatan semula. Dengan penambahan visual di samping auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang dilihat dikuatkan oleh audio (pendengaran). Dalam arti kata pada pembelajaran seperti ini sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran.<br />Penelitian mutakhir tentang otak menyebutkan bahwa belahan kanan korteks otak manusia bekerja 10.000 kali lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat orang berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja 10.000 kali lebih cepat dari korteks otak kanan, serta mengatur dan mengarahkan seluruh proses otak kanan. Oleh karena itu sebagian proses mental jauh lebih cepat dibanding pengalaman atau pemikiran sadar seseorang. Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning (belajar aktif) pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan.<br />Thorndike mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :<br />1. Law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.<br />2. Law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lancar<br />3. Law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.<br />Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.<br />Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.<br />Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :<br />Pembelajaran konvensional Pembelajaran Active learning<br />Berpusat pada guru Berpusat pada anak didik<br />Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan pengetahuan<br />Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan<br />Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak didik Membemberdayakan semua indera dan potensi anak didik<br />Menggunakan metode yang monoton Menggunakan banyak metode<br />Kurang banyak media yang digunakan Menggunakan banyak media<br />Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada<br /><br />Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas.<br /><br /><br /><br /><br />2.2. Karakteristik Model Pembelajaran Active Learning<br />Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: <br />1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.<br />2. Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.<br />3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.<br />4. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.<br />5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.<br />Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat. <br />Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar di kelas, peserta didik cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar pelajaran yang diberikan oleh pendidik secara pasif. Hal ini tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif jika kegiatan belajar mengajar terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada peserta didik untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada peserta didik. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai learning outcomes yang diinginkan.<br /><br />2.3. Aplikasi Active Learning (Belajar Aktif) Dalam Pembelajaran<br />Dalam saat-saat awal dari kegiatan belajar aktif, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Arti pentingnya jangan dipandang rendah sekalipun pelajarannya hanya berlangsung satu jam pelajaran. Tujuan-tujuan ini adalah sebagai berikut:<br />1. Pembentukan tim: membantu siswa untuk lebih menguasai satu sama lain dan menciptakan semangat kerjasama dan interdependensi.<br />2. Penilaian sederhana: pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.<br />3. Keterlibatan belajar langsung: ciptakan minat awal terhadap pelajaran.<br />Ketiga tujuan di atas, bila dicapai, akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan mereka untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif. Dengan hanya memakan waktu sekitar lima menit (tergantung dari lamanya waktu pelajaran) untuk mengawali pelajaran yang bisa berlangsung hingga dua jam, alokasi waktu pembuka ini sudah cukup memadai. Memperkenalkan kembali aktivitas ini dari waktu ke waktu selama pelajaran juga akan membantu memperbarui pembentukan tim, memperbaiki penilaian, dan menciptakan kembali minat terhadap mata pelajaran.<br /><br /><br />Adapun strategi pembuka untuk digunakan dalam pengajaran, yang perlu dipertimbangkan adalah:<br />1. Tingkat ancaman: apakah siswa yang akan anda ajar terbuka terhadap gagasan dan aktivitas baru, atau apakah anda menengarai adanya keengganan dan keberatan dari siswa sejak permulaan? Mengawali pelajaran dengan strategi yang mengungkapkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan siswa tentunya beresiko: mereka mungkin tidak siap untuk mengungkapkan kelemahan mereka. Sebagai gantinya, sebuah strategi yang meminta partisipan untuk berkomentar tentang sesuatu yang tidak asing lagi bagi mereka justru akan memudahkan keterlibatan mereka di dalam kelas.<br />2. Kesesuaian dengan norma-norma siswa: pelajaran yang diikuti oleh siswa remaja atau dewasa barangkali pada awalnya kurang bisa menerima metode permainan dibanding dengan siswa usia sekolah dasar. Murid perempuan mungkin merasa lebih nyaman berbagai perasaan dalam sebuah tugas yang mengungkapkan isi hati dibanding murid laki-laki. Anda menciptakan lingkungan untuk semua siswa ketika memilih aktivitas pembuka; karena itu pertimbangankanlah siapa saja siswa ada dan rencanakanlah dengan cermat.<br />3. Relevansi terhadap mata pelajaran: bila anda tertarik dengan pertukaran nama secara sederhana, strategi yang akan anda baca berikut ini menawarkan peluang bagus bagi siswa untuk memulai mempelajari materi pelajaran. Variasikan bahan pembuka percakapan agar memiliki relevansi dengan materi yang hendak anda ajarkan. Semakin erat antara latihan pembuka dengan mata pelajaran anda, semakin mudahlah peralihan yang hendak anda lakukan terhadap aktivitas belajar utma yang telah anda siapkan.<br />Penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi pendidik akan memudahkan dalam mengajar. Adapun beberapa strategi untuk mengaplikasikan model pembelajaran aktif (active learning) adalah: <br />1. Critical Insident (Mengkritisi Pengalaman Penting)<br />Strategi ini digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk mengingat pengalaman yang pernah dijumpai atau dialami sendiri kemudian dikaitkan dengan materi bahasan.<br />2. Reading Guide (Penuntun Bacaan)<br />Strategi ini digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan cara membaca suatu teks bacaan (buku, majalah, koran dan lain-lain) sesuai dengan materi bahasan.<br />3. Poster Comment (Mengomentari Gambar)<br />Strategi ini digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa yang terkandung dalam gambar, yang mana gambar tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran.<br />4. Index Card Matc (Mencari Pasangan Jawaban)<br />Suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang disiapkan.<br />5. Card Sort (Mensortir Kartu)<br />Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.<br />6. The Power of Two (Kekuatan Berpasangan)<br />Strategi ini digunakan guru dengan maksud mengajak pesreta didik untuk belajar berpasangan, karena hasil belajar berpasangan memiliki kekuatan yang lebih dibanding sendirian.<br />7. Snowballing (1, 2, 4, 8,………dst)<br />Yaitu suatu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk merumuskan sebuah jawaban dari pertanyaan guru dengan cara sendirian (1 orang) kemudian hasilnya dipadukan dengan teman lain dalam kelompok kecil (2 orang) sampai disepakati dalam kelompok besar.<br />8. Concept Mapping (Peta Konsep)<br />Suatu cara yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk membuat konsep atau kata-kata kunci dari suatu pokok persoalan sebagai rumusan inti pelajaran.<br />9. JiQSaw<br />Yaitu strategi kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama dan tanggung jawab. Strategi ini menjamin setiap peserta didik memikul tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok. <br />10. Brainstorming (Curah Pendapat) dan Elisitasi (Seleksi Pendapat)<br />Strategi ini digunakan dengan cara meminta peserta didik untuk mencurahkan pendapatnya atau memunculkan ide gagasan secara lisan dan di Eliminasi atau dipilah jawaban yang dianggap benar dan cocok.<br /><br />11. Information Search (Mencari Informasi)<br />Yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang akurat. <br />12. Active Debate (Debat Aktif)<br />Strategi ini dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri.<br /><br /><br />13. Everyone is Teacher Here (Semua adalah Pendidik/ Guru)<br />Strategi ini digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap sesama temannya di kelas belajar.<br />L. Dee Fink (1999) mengemukakan model active learning (belajar aktif) sebagai berikut: <br />1. Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.<br />2. Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari.<br />3. Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru atau teman mereka sendiri<br />4. Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain sebagainya.<br />Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Melvin L. Silberman (2001) mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Metode tersebut antara lain: <br />1. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)<br />Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.<br />2. Reconnecting (menghubungkan kembali)<br />Metode reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut.<br />3. Pengajaran Sinergetik (Synergetic Teaching)<br />Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki.<br />4. Kartu Sortir (Card Sort)<br />Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.<br />5. Trading Place<br />Metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.<br /><br />6. Who in The Class?<br />Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan team (team building) dan membuat gereakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.<br />7. Resume Kelompok<br />Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didi lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tem dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain.<br />8. Prediction (Prediksi)<br />Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain. Dalam metode ini, peserta didik diminta untuk meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan untuk mereka.<br />9. TV Komersial<br />Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat. Peserta didik dibagi ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota dan diminta untuk membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia.<br />10. The Company You Keep<br />Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan.<br /><br />2.4. Peran Guru dalam Pembelajaran Active Learning<br />Model pembelajaran active learning menekankan pentingnya proses belajar siswa di samping hasil belajar yang dicapainya. Bahwasanya proses belajar yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.<br />Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari seorang guru dalam menumbuhkan keaktifan belajar dalam proses pengajaran, yaitu:<br />a. Mampu menjabarkan bahan pengajaran dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk pertanyaan-petanyaan problematic untuk didiskusikan antar teman, dalam bentuk scenario atau disimulasikan dan didemonstrasikan oleh siswa, dalam bentuk pernyataan hipotesisuntuk dipecahkan melalui problem solving, dalam bentuk konsep dan prisip agar diaplikasikan oleh para siswa dll.<br />b. Mampu merumuskan tujuan instruksional kognitif tingkat tinggi, seperti analisis,sintesis, evaluasi sekurang-kurangnya aplikasi. Dengan kegiatan tersebut maka kegiatan belajar siswa lebih aktif, lebih kaya dan lebih komprehensif.<br />c. Menguasai cara-cara beljar yang efektif seperti cara belajar mandiri, berkelompok, cara mempelajari buku, cara bertanya atau mengajukan pertanyaan, cara mengemukakan pendapat dll. Cara-cara tersebut hendaknya ditanamkan pada siswa sehingga siswa dapat mempraktikkanya.<br />d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang di asuhnya, sehingga selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.<br />e. Terampil dalam membuat alat peraga pengjaran sederhana sesuaia dengan kebutuhan dan tuntutan mata pelajaran yang diasuhnya, serta penggunanay dalamproses pengajaran.<br />f. Terampil menggunakan metode mengajar yang mendorong keaktifan seperti metode pemberian tugas. Metode diskusi, metode demontrasi, metode eksperimen, metode pemecahan masalah dll.<br />g. Terampil menggunakan model-model mengajar yang menumbuhkan keaktifan sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Model-model belajar yang bernafaskan keaktifan akan dibahas lebih lanjut.<br />h. Terampil dalam melakukan interaksi dengan siswa dengan mempertimbangkan tujuan dan bahan pengajaran, suasana belajar, jumlah siswa, waktu yang tersedia, dan factor yang berkenaan dengan diri guru itu sendi. Yaitu cara-cara yang digunakan guru dalam melakukan hubungan timbal balik dengan para siswa.<br />i. Memahami sifat dan karakteristik siswa terutama kemampuan belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, minat terhadap mata pelajaran, motivasi untuk belajar dan hasil belajar yang dicapainya.<br />j. Terampil menggunakan sumber-sumber yang ada sebagai bahan ataupun media belajar para siswa dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar bisa berupa manusia misalnya siswa yang dianggap menguasai bahan belajar, barang seperti alat-alat peraga, buku sumber dll.<br />k. Terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar. Guru dituntut menguasai kelas dalam pengertian kegiatan siswa belajar dapat dikendalikan dengan baik dan produktif.<br />Disamping ketrampilan-ketrampilan diatas, guru dituntut untuk dapat menyesuaikan interaksinya dengan kesanggupan dan kemampuan siswa. Dilihat dari kemampuan atau potensi siswa dalam hubunganya dengan kesanggupan menerima pelajaran, dapat dibedakan menjadi tiga kategori siswa, yakni siswa yang tergolong kurang, siswa sedang dan siswa yang berkemampuan tinggi. Atas dasar kategori ini pendekatan guru bisa berbeda satu sama lain. <br />Dalam menghadapi siswa yang kemampuan atau kesanggupanya rendah, guru hendaknya melakukan usaha-usaha sebagai berikut:<br />1. sering mengulang bahan pengajaran agar siswa tersebut dapat lebih memahaminya.<br />2. pembicaraan guru jangan terlalu cepat, dan berikan contoh-contoh konkrit bagi setiap konsep yang dibahas.<br />3. peregunakan alat bantu sehingga dapat memperjelas bahan yang diberikan <br />4. tugas dan pekerjaan yang diberikan kepad asiswa yang rendah kemampuanya jangan terlalu banyak dan sulit yang dapat menimbulkan rasa rendah diri da frustasi bila ia tidak mampu mengerjakanya<br />5. berikan penghargaan khusus setiap menunjukna kemajuan belajarnya, missal dengan memberikan pujian atas prestasinya, memberikan penjelasan dan dorongan bahwa ia tidak kalah dengan kelas lainya.<br />6. berikan tugas dan pekerjaan rumah secara teratur agar ia dapat mengejar ketinggalanya dari siswa lain.<br />7. berikan perhatian khusus baik didalam kelas maupun diluar kelas dengan menunjukan rasa sayang sehingga ia merasa diperhatikan <br />8. apabila ad diskusi atau kerja kelompok jangan disatukan dengan anak pandai, namun ada dalam satu kelompok dengan siswa yang setaraf sehingga ada keberanian untuk berpartisipasi dalam kelompoknya.<br />9. jika guru ada waktu berikan pelajaran tambahan diluar waktu belajar bersama-sama dengan siswa yang setaraf kemampuanya.<br />Lain halnya dengan menghadapi siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Dalam menghadapi siswa kategori ini tugas guru lebih mudah dan lebih ringan. Beberapa sifat yang menonjol dari kategori siswa ini adalah:<br />1. cepat tanggap terhadap bahan yang diberikan oleh guru.<br />2. memberikan reaksi yang spontan bila tidak mengerti.<br />3. sering mengambil inisiatif untuk melakukan kegiatan belajar.<br />4. sering menunjukkan keakuannya kepada teman sekelasnya.<br />5. kadang-kadang memandang enteng kepada tugas-tugas yang diberikan dan bahan yang disampaikan oleh guru.<br />Oleh sebab itu, pendekatan guru menghadapi siswa kategori ini bisa dilakukan sebagai berikut:<br />a. berikan tugas tambahan sehingga ia dapat memanfaatkan waktunya dan bisa maju sesuai dengan kemampuanya.<br />b. Jangan terlalu banyak mengulang bahan sebab bisa membosankan siswa sehingga menggurangi motifasi dan perhatian belajarnya.<br />c. Tempatkan siswa itu sebagai ketua kelompok belajar agar dapat menggambil inisiatif dalam memecahkan masalah dan tugas yang diberikan kepada mereka.<br />d. Beri kesempatan untuk mengemukakan di depan kelas dan beriakn penghargaan atas karya dan pendapatnya.<br />e. Berikan tugas dan tanggung jawab untuk membantu teman lain dalam menyelesaikan pekerjaan dan aktifitas belajarnya. <br />Melalui upaya diatas siswa kategori tinggi tidak dihambat kemajuanya, tetapi disalurkan sehingga dapat menambah usahanya menuju hasil yang lebih optimal. Adapun menghadapi siswa kategori sedang-sedang saja atau pandai tidak kurang juga tidak, pendekatanya berada pada kondisi antara karakteristik anak kurang dengan karakteristik anak pandai atau tinggi kemampuanya. Jumlah ini biasanya paling banyak, sehingga upaya yang dilakukan oleh guru harus mendorong mereka meningkatkan usahanya agar usaha yang dicapai mereka lebih meningkat. Sisiwa kategori ini biasanya tidak menunjukkan kelainan-kelainan, baik yang sifatnya positif maupun negatif. Apabila dikelompokan dengan anak pandai, mereka masih bisa menyesuaikan diri dan turut mengambil peran dalam kegiatan belajar kelompoknya. Bahkan jika dikelompokan dengan siswa kategori kurang, mereka bisa mengambil inisiatif dalam kelompoknya, namun ada beberapa pertimbangan dalam pengelompokan siswa untuk kegiatan belajar antara lain:<br />a. Pertimbangan praktis dan kemudahan belajar. Misal kelompok terdiri dari siswa yang tempat tinggalnya berdekatan;kelompok berdasarkan jenis kelamin, artinya laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan; kelompok atas dasar keinginan siswa yang bersangkutan, biasanya dengan teman yang paling akrab.<br />b. Pertimbangan kecakapan atau prestasi belajar. Pengelompokan atas dasar prestasi belajar bisa dibuat dalam kategori, yakni kategori yang sejenis atas dasar prestasinya(homogen) dan kelompok dari berbagai taraf kemampuan(heterogen) kelompok yang setara prestasinya bisa dibedakan menjadi tiga kategori yakni kelompok prestasi tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan kelompok heterogen campuran dari siswa kategori tinggi sedang dan rendah. Setiap kategori pengelompikan prestasi diatas ada kelebihan dan kekuranganya oleh sebab itu, guru harus mempunyai tujuan tertentu apabila siswa akan dikelompokkan berdasarkan taraf prestasinya. Hal ini penting agar jangan ada kesan dari siswa terhadap klasifikasi prestasi mereka yang bisa membuat rasa rendah diri.<br />c. Pertimbangan minat belajar, pengelompokan siswa atas dasar minat yang sama dapat dilakukan oleh guru dalam rangka mengembangkan kegiatan belajarnya, sehingga guru harus mengetahui minat para siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bertanya pada siswa atau menyuruh siswa untuk memilih mata pelajaran yang disukainya.<br />Kompetisi kelompok diarahkan kepada produktifitas belajar kelompok agar dapat mencapai hasil yang optimal.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB III<br />KESIMPULAN<br /><br />Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:<br />1. Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif.<br />2. Adapun karakterisrik model pembelajaran active learning adalah penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, peserta didik aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran, peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.<br />3. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Metode tersebut antara lain Who is in the Class? (siapa di kelas), Group Resume (resume kelompok), prediction (prediksi), TV Komersial, Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik), dan lain sebagainya.<br />4. Peran guru dalam pembelajaran active learning guru dituntut dapat menumbuhkan keaktifan belajar dalam proses pengajaran.<br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning, (http://edu-articles.com/)<br />Samadhi, T.M.A. Ari, 2008. Pembelajaran Aktif (Active Learning), Enginering Education Development Project <br />Silberman, Melvin L., 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia<br />Surjadi, 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju<br />Yasin, A. Fatah, 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-45417985045773034252009-05-01T21:24:00.000-07:002009-05-16T20:24:49.408-07:00ORGANISASI KURIKULUM<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaGcHjjCN2FpF2Y_FrIjWd5xjFhgPmw_XRDXNrZ8Re5fVwxw3mADZC7ieDbD58Gow93eIGLq_zNHCcAzn4pnyz6AGDapKv7tcC6M8fr67IrDocVYl9eoDp167Y6KBHbwYS8U69AL7_eHrY/s1600-h/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 124px; height: 110px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaGcHjjCN2FpF2Y_FrIjWd5xjFhgPmw_XRDXNrZ8Re5fVwxw3mADZC7ieDbD58Gow93eIGLq_zNHCcAzn4pnyz6AGDapKv7tcC6M8fr67IrDocVYl9eoDp167Y6KBHbwYS8U69AL7_eHrY/s400/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5331078959550699314" /></a><br />1. Separated Subject Curriculum<br />Yaitu kurikulum yang menyajikan mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain. Adapun kelebihan kurikulum ini adalah:<br />a. Bahan pelajaran dapat disajikan secara sistematis dan logis. Dengan mengikuti sistematik itu, peserta didik juga terlatih berpikir menurut struktur disiplin pengetahuan yang diberikan.<br />b. Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah disusun, mudah ditambah atau dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir), mudah direncanakan dan dilaksanakan.<br />c. Kurikulum ini mudah dinilai. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujian umum yang seragam di seluruh negara.<br />d. Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi. Perguruan tinggi menggunakan organisasi kurikulum ini, sehingga kurikulum ini diterima baik dan dipertahankan di SD dan sekolah menengah.<br />e. Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi. Sukar orang menerima perubahan dalam organisasi kurikulum yang telah bertahan begitu lama.<br />f. Kurikulum ini lebih memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena bersifat “Subject Centered”.<br />g. Organisasi kurikulum ini esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasi kurikulum ini sangat menghemat waktu dan tenaga.<span class="fullpost"><br />Walaupun kurikulum ini umum dipakai karena memiliki banyak kelebihan, akan tetapi banyak pula kelemahannya, yaitu:<br />a. Kurikulum ini memberikan matapelajaran yang lepas-lepas yang tidak berhubungan satu dengan yang lain serta tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya. Kurikulum ini tidak mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam kehidupannya. Kurikulum ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam berbagai matapelajaran.<br />b. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.<br />c. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis. Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari segi minat dan perkembangan anak. <br />d. Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini terutama memusatkan tujuannya pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial dan emosional.<br />e. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Kurikulum ini mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan dan kurang mengajak anak-anak berpikir sendiri.<br />f. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam kurikulum ini didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku, adakalanya suatu buku tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga tidak sesuai dengan perkembangan di masyarakat.<br /><br />2. Correlated Curriculum<br />Organisasi kurikulum ini menghendaki agar matapelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertahankan. Paduan atau fungsi antara beberapa matapelajaran ini disebut “broad-fields”.<br /><br />Adapun kelebihan correlated curriculum, yaitu:<br />a. Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan bertautan, terpadu.<br />b. Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara matapelajaran-matapelajaran.<br />c. Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari berbagai matapelajaran.<br />d. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu matapelajaran saja.<br />e. Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.<br />f. Korelasi antara matapelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip daripada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta.<br />Sedangkan kekurangan organisasi kurikulum ini adalah:<br />a. Sulit menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari sebab dasarnya subject centered.<br />b. Broad-field tidak memberi pengetahuan yang sistematis serta mendalam mengenai pelbagai matapelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.<br />c. Guru sering tidak menguasai pendekatan inter-disipliner.<br /><br />3. Integrated Curriculum<br />Integrasi berasal dari kata “integer” yang berarti unit. Dengan kata lain integrasi dimaksud perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan keseluruhan. Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai matapelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah.<br />Beberapa kelebihan kurikulum ini yaitu:<br />a. Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain.<br />b. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan pada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.<br />c. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.<br />d. Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi. Aktifitas murid meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri, atau bekerja sama dengan kelompok.<br />e. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.<br />Adapun kelemahan-kelemahan kurikulum ini adalah sebagai berikut:<br />a. Guru-guru belum disiapkan untuk melaksanakan kurikulum ini.<br />b. Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis sistematis.<br />c. Kurikulum ini memberatkan tugas guru. <br />d. Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum sebab tidak ada uniformitas di sekolah-sekolah satu sama lain.<br />e. Anak-anak dianggap tidak sanggup menetukan kurikulum.<br />f. Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melaksanakan kurikulum ini.<br /><br />DAFTAR RUJUKAN<br />Nasution, S, Asas-asas Kurikulum, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006.<br />Suryosubroto, B, Tatalaksana Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 1990.<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-10057988438882214832009-05-01T20:56:00.000-07:002009-05-01T21:30:53.368-07:00ACTIVE LEARNING<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikbJ2z98wwvXN5InW8e4cG1Xo3q2HmZwG5d3CMOTLLlrtDQjU3S8svneIPez_PMnwPUuI5gNQ_XFhpIe2sdvAXa-s0f6CfxfmLqhbpDnNT9ysLLFOdILiUOfG3SXzlI6cWHo5yIC16CIdu/s1600-h/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 128px; height: 84px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikbJ2z98wwvXN5InW8e4cG1Xo3q2HmZwG5d3CMOTLLlrtDQjU3S8svneIPez_PMnwPUuI5gNQ_XFhpIe2sdvAXa-s0f6CfxfmLqhbpDnNT9ysLLFOdILiUOfG3SXzlI6cWHo5yIC16CIdu/s400/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5331075799921884370" /></a><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1. Latar Belakang<br />Proses pembelajaran di sekolah memerlukan dua pihak, pengajar dan pelajar. Proses belajar-mengajar harus aktif dan dinamis. Sistem pembelajaran satu arah tidak seharusnya dianut lagi. Pembelajaran harus berlangsung dua arah, masing-masing pihak harus bekerjasama dan memainkan peran untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses.<br />Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.<span class="fullpost"><br />Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.<br />Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).<br /><br />1.2. Rumusan Masalah<br />Untuk memudahkan penulisan dan pemahaman makalah ini, maka kami susun beberapa rumusan masalah, yaitu:<br />1. Apa pengertian active learning?<br />2. Bagaimana karakteristik model pembelajaran active learning?<br />3. Bagaimana aplikasi active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran?<br />4. Bagaimana peran guru dalam pembelajaran active learning? <br /><br />1.3. Tujuan<br />1. Mendeskripsikan pengertian active learning<br />2. Mendeskripsikan karakteristik model pembelajaran active learning<br />3. Mendeskripsikan aplikasi active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran<br />4. Mendeskripsikan peran guru dalam pembelajaran active learning<br /><br /><br />BAB II<br />MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING<br /><br />2.1. Pengertian Active Learning<br />Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.<br />Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.<br />Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:<br />Apa yang saya dengar, saya lupa<br />Apa yang saya lihat, saya ingat<br />Apa yang saya lakukan, saya paham<br />Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.<br />Mel Silberman (2001) memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan belajar aktif (active learning), yaitu :<br />Apa yang saya dengar, saya lupa<br />Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit<br />Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham<br />Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan<br />Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai<br />Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik.<br />Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari ingatan semula. Dengan penambahan visual di samping auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang dilihat dikuatkan oleh audio (pendengaran). Dalam arti kata pada pembelajaran seperti ini sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran.<br />Penelitian mutakhir tentang otak menyebutkan bahwa belahan kanan korteks otak manusia bekerja 10.000 kali lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat orang berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja 10.000 kali lebih cepat dari korteks otak kanan, serta mengatur dan mengarahkan seluruh proses otak kanan. Oleh karena itu sebagian proses mental jauh lebih cepat dibanding pengalaman atau pemikiran sadar seseorang. Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning (belajar aktif) pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan.<br />Thorndike mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :<br />1. Law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.<br />2. Law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lancar<br />3. Law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.<br />Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.<br />Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.<br />Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :<br /> <br />Pembelajaran konvensional Pembelajaran Active learning <br />Berpusat pada guru Berpusat pada anak didik <br />Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan pengetahuan <br />Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan <br />Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak didik Membemberdayakan semua indera dan potensi anak didik <br />Menggunakan metode yang monoton Menggunakan banyak metode <br />Kurang banyak media yang digunakan Menggunakan banyak media <br />Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada <br /><br />Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas.<br /><br /><br /><br /><br />2.2. Karakteristik Model Pembelajaran Active Learning<br />Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:<br />1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.<br />2. Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.<br />3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.<br />4. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.<br />5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.<br />Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap peserta didik sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat. <br />Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit belajar di kelas, peserta didik cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar pelajaran yang diberikan oleh pendidik secara pasif. Hal ini tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif jika kegiatan belajar mengajar terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada peserta didik untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada peserta didik. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai learning outcomes yang diinginkan.<br /><br />2.3. Aplikasi Active Learning (Belajar Aktif) Dalam Pembelajaran<br />Dalam saat-saat awal dari kegiatan belajar aktif, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Arti pentingnya jangan dipandang rendah sekalipun pelajarannya hanya berlangsung satu jam pelajaran. Tujuan-tujuan ini adalah sebagai berikut:<br />1. Pembentukan tim: membantu siswa untuk lebih menguasai satu sama lain dan menciptakan semangat kerjasama dan interdependensi.<br />2. Penilaian sederhana: pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.<br />3. Keterlibatan belajar langsung: ciptakan minat awal terhadap pelajaran.<br />Ketiga tujuan di atas, bila dicapai, akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan mereka untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif. Dengan hanya memakan waktu sekitar lima menit (tergantung dari lamanya waktu pelajaran) untuk mengawali pelajaran yang bisa berlangsung hingga dua jam, alokasi waktu pembuka ini sudah cukup memadai. Memperkenalkan kembali aktivitas ini dari waktu ke waktu selama pelajaran juga akan membantu memperbarui pembentukan tim, memperbaiki penilaian, dan menciptakan kembali minat terhadap mata pelajaran.<br /><br /><br />Adapun strategi pembuka untuk digunakan dalam pengajaran, yang perlu dipertimbangkan adalah:<br />1. Tingkat ancaman: apakah siswa yang akan anda ajar terbuka terhadap gagasan dan aktivitas baru, atau apakah anda menengarai adanya keengganan dan keberatan dari siswa sejak permulaan? Mengawali pelajaran dengan strategi yang mengungkapkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan siswa tentunya beresiko: mereka mungkin tidak siap untuk mengungkapkan kelemahan mereka. Sebagai gantinya, sebuah strategi yang meminta partisipan untuk berkomentar tentang sesuatu yang tidak asing lagi bagi mereka justru akan memudahkan keterlibatan mereka di dalam kelas.<br />2. Kesesuaian dengan norma-norma siswa: pelajaran yang diikuti oleh siswa remaja atau dewasa barangkali pada awalnya kurang bisa menerima metode permainan dibanding dengan siswa usia sekolah dasar. Murid perempuan mungkin merasa lebih nyaman berbagai perasaan dalam sebuah tugas yang mengungkapkan isi hati dibanding murid laki-laki. Anda menciptakan lingkungan untuk semua siswa ketika memilih aktivitas pembuka; karena itu pertimbangankanlah siapa saja siswa ada dan rencanakanlah dengan cermat.<br />3. Relevansi terhadap mata pelajaran: bila anda tertarik dengan pertukaran nama secara sederhana, strategi yang akan anda baca berikut ini menawarkan peluang bagus bagi siswa untuk memulai mempelajari materi pelajaran. Variasikan bahan pembuka percakapan agar memiliki relevansi dengan materi yang hendak anda ajarkan. Semakin erat antara latihan pembuka dengan mata pelajaran anda, semakin mudahlah peralihan yang hendak anda lakukan terhadap aktivitas belajar utma yang telah anda siapkan.<br />Penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi pendidik akan memudahkan dalam mengajar. Adapun beberapa strategi untuk mengaplikasikan model pembelajaran aktif (active learning) adalah:<br />1. Critical Insident (Mengkritisi Pengalaman Penting)<br />Strategi ini digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk mengingat pengalaman yang pernah dijumpai atau dialami sendiri kemudian dikaitkan dengan materi bahasan.<br />2. Reading Guide (Penuntun Bacaan)<br />Strategi ini digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan cara membaca suatu teks bacaan (buku, majalah, koran dan lain-lain) sesuai dengan materi bahasan.<br />3. Poster Comment (Mengomentari Gambar)<br />Strategi ini digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa yang terkandung dalam gambar, yang mana gambar tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran.<br />4. Index Card Matc (Mencari Pasangan Jawaban)<br />Suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang disiapkan.<br />5. Card Sort (Mensortir Kartu)<br />Yaitu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.<br />6. The Power of Two (Kekuatan Berpasangan)<br />Strategi ini digunakan guru dengan maksud mengajak pesreta didik untuk belajar berpasangan, karena hasil belajar berpasangan memiliki kekuatan yang lebih dibanding sendirian.<br />7. Snowballing (1, 2, 4, 8,………dst)<br />Yaitu suatu strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk merumuskan sebuah jawaban dari pertanyaan guru dengan cara sendirian (1 orang) kemudian hasilnya dipadukan dengan teman lain dalam kelompok kecil (2 orang) sampai disepakati dalam kelompok besar.<br />8. Concept Mapping (Peta Konsep)<br />Suatu cara yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk membuat konsep atau kata-kata kunci dari suatu pokok persoalan sebagai rumusan inti pelajaran.<br />9. JiQSaw<br />Yaitu strategi kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama dan tanggung jawab. Strategi ini menjamin setiap peserta didik memikul tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok. <br />10. Brainstorming (Curah Pendapat) dan Elisitasi (Seleksi Pendapat)<br />Strategi ini digunakan dengan cara meminta peserta didik untuk mencurahkan pendapatnya atau memunculkan ide gagasan secara lisan dan di Eliminasi atau dipilah jawaban yang dianggap benar dan cocok.<br /><br />11. Information Search (Mencari Informasi)<br />Yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang akurat. <br />12. Active Debate (Debat Aktif)<br />Strategi ini dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri.<br /><br /><br />13. Everyone is Teacher Here (Semua adalah Pendidik/ Guru)<br />Strategi ini digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap sesama temannya di kelas belajar.<br />L. Dee Fink (1999) mengemukakan model active learning (belajar aktif) sebagai berikut:<br />1. Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.<br />2. Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari.<br />3. Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru atau teman mereka sendiri<br />4. Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain sebagainya.<br />Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Melvin L. Silberman (2001) mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Metode tersebut antara lain: <br />1. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)<br />Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.<br />2. Reconnecting (menghubungkan kembali)<br />Metode reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut.<br />3. Pengajaran Sinergetik (Synergetic Teaching)<br />Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki.<br />4. Kartu Sortir (Card Sort)<br />Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.<br />5. Trading Place<br />Metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.<br /><br />6. Who in The Class?<br />Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan team (team building) dan membuat gereakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.<br />7. Resume Kelompok<br />Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didi lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tem dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain.<br />8. Prediction (Prediksi)<br />Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain. Dalam metode ini, peserta didik diminta untuk meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan untuk mereka.<br />9. TV Komersial<br />Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat. Peserta didik dibagi ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota dan diminta untuk membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia.<br />10. The Company You Keep<br />Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan.<br /><br />2.4. Peran Guru dalam Pembelajaran Active Learning<br />Model pembelajaran active learning menekankan pentingnya proses belajar siswa di samping hasil belajar yang dicapainya. Bahwasanya proses belajar yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.<br />Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari seorang guru dalam menumbuhkan keaktifan belajar dalam proses pengajaran, yaitu:<br />a. Mampu menjabarkan bahan pengajaran dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk pertanyaan-petanyaan problematic untuk didiskusikan antar teman, dalam bentuk scenario atau disimulasikan dan didemonstrasikan oleh siswa, dalam bentuk pernyataan hipotesisuntuk dipecahkan melalui problem solving, dalam bentuk konsep dan prisip agar diaplikasikan oleh para siswa dll.<br />b. Mampu merumuskan tujuan instruksional kognitif tingkat tinggi, seperti analisis,sintesis, evaluasi sekurang-kurangnya aplikasi. Dengan kegiatan tersebut maka kegiatan belajar siswa lebih aktif, lebih kaya dan lebih komprehensif.<br />c. Menguasai cara-cara beljar yang efektif seperti cara belajar mandiri, berkelompok, cara mempelajari buku, cara bertanya atau mengajukan pertanyaan, cara mengemukakan pendapat dll. Cara-cara tersebut hendaknya ditanamkan pada siswa sehingga siswa dapat mempraktikkanya.<br />d. Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang di asuhnya, sehingga selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.<br />e. Terampil dalam membuat alat peraga pengjaran sederhana sesuaia dengan kebutuhan dan tuntutan mata pelajaran yang diasuhnya, serta penggunanay dalamproses pengajaran.<br />f. Terampil menggunakan metode mengajar yang mendorong keaktifan seperti metode pemberian tugas. Metode diskusi, metode demontrasi, metode eksperimen, metode pemecahan masalah dll.<br />g. Terampil menggunakan model-model mengajar yang menumbuhkan keaktifan sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Model-model belajar yang bernafaskan keaktifan akan dibahas lebih lanjut.<br />h. Terampil dalam melakukan interaksi dengan siswa dengan mempertimbangkan tujuan dan bahan pengajaran, suasana belajar, jumlah siswa, waktu yang tersedia, dan factor yang berkenaan dengan diri guru itu sendi. Yaitu cara-cara yang digunakan guru dalam melakukan hubungan timbal balik dengan para siswa.<br />i. Memahami sifat dan karakteristik siswa terutama kemampuan belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, minat terhadap mata pelajaran, motivasi untuk belajar dan hasil belajar yang dicapainya.<br />j. Terampil menggunakan sumber-sumber yang ada sebagai bahan ataupun media belajar para siswa dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar bisa berupa manusia misalnya siswa yang dianggap menguasai bahan belajar, barang seperti alat-alat peraga, buku sumber dll.<br />k. Terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar. Guru dituntut menguasai kelas dalam pengertian kegiatan siswa belajar dapat dikendalikan dengan baik dan produktif.<br />Disamping ketrampilan-ketrampilan diatas, guru dituntut untuk dapat menyesuaikan interaksinya dengan kesanggupan dan kemampuan siswa. Dilihat dari kemampuan atau potensi siswa dalam hubunganya dengan kesanggupan menerima pelajaran, dapat dibedakan menjadi tiga kategori siswa, yakni siswa yang tergolong kurang, siswa sedang dan siswa yang berkemampuan tinggi. Atas dasar kategori ini pendekatan guru bisa berbeda satu sama lain. <br />Dalam menghadapi siswa yang kemampuan atau kesanggupanya rendah, guru hendaknya melakukan usaha-usaha sebagai berikut:<br />1. sering mengulang bahan pengajaran agar siswa tersebut dapat lebih memahaminya.<br />2. pembicaraan guru jangan terlalu cepat, dan berikan contoh-contoh konkrit bagi setiap konsep yang dibahas.<br />3. peregunakan alat bantu sehingga dapat memperjelas bahan yang diberikan <br />4. tugas dan pekerjaan yang diberikan kepad asiswa yang rendah kemampuanya jangan terlalu banyak dan sulit yang dapat menimbulkan rasa rendah diri da frustasi bila ia tidak mampu mengerjakanya<br />5. berikan penghargaan khusus setiap menunjukna kemajuan belajarnya, missal dengan memberikan pujian atas prestasinya, memberikan penjelasan dan dorongan bahwa ia tidak kalah dengan kelas lainya.<br />6. berikan tugas dan pekerjaan rumah secara teratur agar ia dapat mengejar ketinggalanya dari siswa lain.<br />7. berikan perhatian khusus baik didalam kelas maupun diluar kelas dengan menunjukan rasa sayang sehingga ia merasa diperhatikan <br />8. apabila ad diskusi atau kerja kelompok jangan disatukan dengan anak pandai, namun ada dalam satu kelompok dengan siswa yang setaraf sehingga ada keberanian untuk berpartisipasi dalam kelompoknya.<br />9. jika guru ada waktu berikan pelajaran tambahan diluar waktu belajar bersama-sama dengan siswa yang setaraf kemampuanya.<br />Lain halnya dengan menghadapi siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Dalam menghadapi siswa kategori ini tugas guru lebih mudah dan lebih ringan. Beberapa sifat yang menonjol dari kategori siswa ini adalah:<br />1. cepat tanggap terhadap bahan yang diberikan oleh guru.<br />2. memberikan reaksi yang spontan bila tidak mengerti.<br />3. sering mengambil inisiatif untuk melakukan kegiatan belajar.<br />4. sering menunjukkan keakuannya kepada teman sekelasnya.<br />5. kadang-kadang memandang enteng kepada tugas-tugas yang diberikan dan bahan yang disampaikan oleh guru.<br />Oleh sebab itu, pendekatan guru menghadapi siswa kategori ini bisa dilakukan sebagai berikut:<br />a. berikan tugas tambahan sehingga ia dapat memanfaatkan waktunya dan bisa maju sesuai dengan kemampuanya.<br />b. Jangan terlalu banyak mengulang bahan sebab bisa membosankan siswa sehingga menggurangi motifasi dan perhatian belajarnya.<br />c. Tempatkan siswa itu sebagai ketua kelompok belajar agar dapat menggambil inisiatif dalam memecahkan masalah dan tugas yang diberikan kepada mereka.<br />d. Beri kesempatan untuk mengemukakan di depan kelas dan beriakn penghargaan atas karya dan pendapatnya.<br />e. Berikan tugas dan tanggung jawab untuk membantu teman lain dalam menyelesaikan pekerjaan dan aktifitas belajarnya. <br />Melalui upaya diatas siswa kategori tinggi tidak dihambat kemajuanya, tetapi disalurkan sehingga dapat menambah usahanya menuju hasil yang lebih optimal. Adapun menghadapi siswa kategori sedang-sedang saja atau pandai tidak kurang juga tidak, pendekatanya berada pada kondisi antara karakteristik anak kurang dengan karakteristik anak pandai atau tinggi kemampuanya. Jumlah ini biasanya paling banyak, sehingga upaya yang dilakukan oleh guru harus mendorong mereka meningkatkan usahanya agar usaha yang dicapai mereka lebih meningkat. Sisiwa kategori ini biasanya tidak menunjukkan kelainan-kelainan, baik yang sifatnya positif maupun negatif. Apabila dikelompokan dengan anak pandai, mereka masih bisa menyesuaikan diri dan turut mengambil peran dalam kegiatan belajar kelompoknya. Bahkan jika dikelompokan dengan siswa kategori kurang, mereka bisa mengambil inisiatif dalam kelompoknya, namun ada beberapa pertimbangan dalam pengelompokan siswa untuk kegiatan belajar antara lain:<br />a. Pertimbangan praktis dan kemudahan belajar. Misal kelompok terdiri dari siswa yang tempat tinggalnya berdekatan;kelompok berdasarkan jenis kelamin, artinya laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan; kelompok atas dasar keinginan siswa yang bersangkutan, biasanya dengan teman yang paling akrab.<br />b. Pertimbangan kecakapan atau prestasi belajar. Pengelompokan atas dasar prestasi belajar bisa dibuat dalam kategori, yakni kategori yang sejenis atas dasar prestasinya(homogen) dan kelompok dari berbagai taraf kemampuan(heterogen) kelompok yang setara prestasinya bisa dibedakan menjadi tiga kategori yakni kelompok prestasi tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan kelompok heterogen campuran dari siswa kategori tinggi sedang dan rendah. Setiap kategori pengelompikan prestasi diatas ada kelebihan dan kekuranganya oleh sebab itu, guru harus mempunyai tujuan tertentu apabila siswa akan dikelompokkan berdasarkan taraf prestasinya. Hal ini penting agar jangan ada kesan dari siswa terhadap klasifikasi prestasi mereka yang bisa membuat rasa rendah diri.<br />c. Pertimbangan minat belajar, pengelompokan siswa atas dasar minat yang sama dapat dilakukan oleh guru dalam rangka mengembangkan kegiatan belajarnya, sehingga guru harus mengetahui minat para siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bertanya pada siswa atau menyuruh siswa untuk memilih mata pelajaran yang disukainya.<br />Kompetisi kelompok diarahkan kepada produktifitas belajar kelompok agar dapat mencapai hasil yang optimal.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB III<br />KESIMPULAN<br /><br />Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:<br />1. Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif.<br />2. Adapun karakterisrik model pembelajaran active learning adalah penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, peserta didik aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran, peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.<br />3. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Metode tersebut antara lain Who is in the Class? (siapa di kelas), Group Resume (resume kelompok), prediction (prediksi), TV Komersial, Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik), dan lain sebagainya.<br />4. Peran guru dalam pembelajaran active learning guru dituntut dapat menumbuhkan keaktifan belajar dalam proses pengajaran.<br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning, (http://edu-articles.com/)<br />Samadhi, T.M.A. Ari, 2008. Pembelajaran Aktif (Active Learning), Enginering Education Development Project <br />Silberman, Melvin L., 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia<br />Surjadi, 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju<br />Yasin, A. Fatah, 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-88982644969434111302009-03-21T21:59:00.000-07:002009-03-21T22:10:29.993-07:00Beauty With Fresh Fruits<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8NIcUY0UN_jhl5K1BICejM2BzzKfx2iKv1doSj4pJLFUPEe3Wvc2FZ1MXDS32oRT-bdgjPJWnCkA8t3KbW4KciZNqTkvHif1pkIwyhS4JDwATzK2zDdBZenRvxR8bF_EVWmCx2r6fw_ZR/s1600-h/apel.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 124px; height: 93px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8NIcUY0UN_jhl5K1BICejM2BzzKfx2iKv1doSj4pJLFUPEe3Wvc2FZ1MXDS32oRT-bdgjPJWnCkA8t3KbW4KciZNqTkvHif1pkIwyhS4JDwATzK2zDdBZenRvxR8bF_EVWmCx2r6fw_ZR/s400/apel.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315874539537140434" /></a><br />Selain sanggup menyehatkan badan buah-buahan dianggap juga sanggup mempercantik wajah anda. Terutama beberapa buah berikut ini berpotensi embuat wajah anda telihat lebih cantik, halus dan bercahaya.Apel bisa menetralisir kulit berminyak dengan mem-blender setengah apel tanpa air sampai halus,lalu balurkan merata pada wajah yang telah dibersihkan dan diamkan selama 20 menit. Bersihkan wajah dengan air hangat kuku dan air dingin untuk meringkaskan pori-pori. Apel mengandung zat yang dapat menetralisir kelebihan minyak pada wajah. Lakukan seminggu sekali.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgictSipFaD6gqkcN0Qj4M7N_LUOUaAy3kXCvYKXTLMSYeccV-4EiXYFPwk6zM_bisjscxM68tPnCsT_idgxMrVYNxpSwFd1ZjA2P2R8b1edVzP9uMkL_UaBD9J2gn83tNAjqtOyf9np0yd/s1600-h/beri.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 116px; height: 116px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgictSipFaD6gqkcN0Qj4M7N_LUOUaAy3kXCvYKXTLMSYeccV-4EiXYFPwk6zM_bisjscxM68tPnCsT_idgxMrVYNxpSwFd1ZjA2P2R8b1edVzP9uMkL_UaBD9J2gn83tNAjqtOyf9np0yd/s400/beri.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315874426687897538" /></a><br />Stroberi sebagai instant radiant dengan mencampurkan tiga buah stroberi dan sesendok teh madu, hancurkan, namun jangan terlalu lembut. Oleskan pada wajah dan diamkan 30 menit. Setelah masker agak mengering, gosok dengan gerak melingkar untuk meluruhkan sel-sel kulit mati dan melancarkan peredaran darah. Basuh dengan air dingin. Lakukan seminggu sekali. Vitamin C pada stroberi efektif mencerahkan kulit dan madu melembabkan kulit.<span class="fullpost"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRinTx-p5n8nP9nfEm_jdsSH6Q0rFozniMuBqkKx3fZE9klBcA6sloNSNuRbH_oSXD51-36l67qb1m4Up8u8f4xrw6Zc6uspB9mo33T1G_80Rtrv-VbxGK4NewB5CCNkWVnktizDDHSz5B/s1600-h/melon.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 117px; height: 109px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRinTx-p5n8nP9nfEm_jdsSH6Q0rFozniMuBqkKx3fZE9klBcA6sloNSNuRbH_oSXD51-36l67qb1m4Up8u8f4xrw6Zc6uspB9mo33T1G_80Rtrv-VbxGK4NewB5CCNkWVnktizDDHSz5B/s400/melon.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315874320402478882" /></a><br />Melon dapat mendinginkan kulit yang tebakar matahari, caranya dengan mengiris tipis melon, kompreskan selama 20 menit pada wajah yang telah dibersikan, lalu bilas. Melon mengandung zat astringent yang berkhasiat sebagai tonik dan mampu mendinginkan wajah yang terbakar matahari.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtdFiWLw46cmL4KJA6IfPcLf1MlKC-A0ZRr9u6UAyI_Q4W2HVU1a2rAsUAfAiNTkQS6NxZKVGvLWLpbzM4RPpRa_jw7Z3WLO0xAkQ1igmoEUUgKBt1qnqiigk5Jgsi7hJsB1jyLS9hD8_4/s1600-h/jeruk.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 114px; height: 82px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtdFiWLw46cmL4KJA6IfPcLf1MlKC-A0ZRr9u6UAyI_Q4W2HVU1a2rAsUAfAiNTkQS6NxZKVGvLWLpbzM4RPpRa_jw7Z3WLO0xAkQ1igmoEUUgKBt1qnqiigk5Jgsi7hJsB1jyLS9hD8_4/s400/jeruk.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315874156323705410" /></a><br />Kulit Jeruk bisa mencerahkan kulit kusam dengan merendam kulit jeruk yang sudah ditusuk-tusuk garpu dalam air hangat selama satu malam. Basuhkan pada wajah yang telah dibersihkan kemudian keringkan dengan handuk lembut. Berfungsi juga untuk mengangkat kotoran dan sel-sel kulit mati yang membandel.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2bWaOD-zMeD87jIUE7pfwqC70EexBX0rrLXlx58JuawTgOlbIeqFdl1ReoB_Stn5NId7zqdfeSa2wdip0HPnmWeCPphRul2J6xMHZnGOWllfmcoOzhhPe9C83p9Bp5v8EkW13OmEEReN/s1600-h/tomat.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 143px; height: 107px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2bWaOD-zMeD87jIUE7pfwqC70EexBX0rrLXlx58JuawTgOlbIeqFdl1ReoB_Stn5NId7zqdfeSa2wdip0HPnmWeCPphRul2J6xMHZnGOWllfmcoOzhhPe9C83p9Bp5v8EkW13OmEEReN/s400/tomat.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315874008865637362" /></a><br />Tomat sanggup melembutkan kulit wajah denga memeras sebuah tomat, campur merata dengan dua sendok teh air jeruk nipis dan dua sendok teh gliserin. Oleskan pada kulit wajah selama 20 menit. Lakukan ini seminggu sekali.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp585YqPOUx82iuBMXok3JaqEfzDHMP7uSGsShfOdvmuxoqttzwvck-LpgxzInIH5LB7NhKtcTjYFsOqg06COhe0QJLvTzcf8v0djV2tNpBvgEfS8beIEVe3qDoLa9qq8s8aOgah-kx8_c/s1600-h/tiun.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 116px; height: 116px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp585YqPOUx82iuBMXok3JaqEfzDHMP7uSGsShfOdvmuxoqttzwvck-LpgxzInIH5LB7NhKtcTjYFsOqg06COhe0QJLvTzcf8v0djV2tNpBvgEfS8beIEVe3qDoLa9qq8s8aOgah-kx8_c/s400/tiun.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315873784802221090" /></a><br />Mentimun untuk menghaluskan dan memutihkn kulit wajah dengan mem-blender setengah bagian timun, campur dengan dua sendok makan susu segar hangat (tanpa gula). Oleskan merata pada wajah sebelum tidur. Lakukan setiap malam. Dalam sepekan anda bisa melihat hasilnya.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX0Y4-eyuZqHcTaWCv9alfEyX8XNiuu1rHv1Qx1SqfX8lLxjNAGbQtV96G6CnaP_8SQUwOIrIcXmAHn8hf1K4LbfB8QXKSWLV9hIeGurAzA2ZsNSId5GBM4Ddk2hOSFry9iOeQsXoutgHd/s1600-h/pepaya.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 119px; height: 73px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX0Y4-eyuZqHcTaWCv9alfEyX8XNiuu1rHv1Qx1SqfX8lLxjNAGbQtV96G6CnaP_8SQUwOIrIcXmAHn8hf1K4LbfB8QXKSWLV9hIeGurAzA2ZsNSId5GBM4Ddk2hOSFry9iOeQsXoutgHd/s400/pepaya.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315873669283329410" /></a><br />Pepaya untuk keremajaan kulit, lumat pepaya ranum, lalu campurkan sesendok teh madu. Bubuhkan pada wajah selama 20 menit. Pepaya mengandung estrogen yang mampu meremajakan kulit wajah dengan cara mengangkat sel-sel kulit mati dan mencegah kerut merut. Gunakan seminggu sekali.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-K7rlpOLywEqKhlEoDb0GsYJ3fJLJsfjzxzoTqAAWTKcUC4iSSfK93-X358xuJBpgeZkiVG4h8wba8M2mfBaApORhI92ZkLje_SE33yj_35P4fodXyjBaUxPg5eMLswmMXPAvckzbxcge/s1600-h/pisang.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 116px; height: 87px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-K7rlpOLywEqKhlEoDb0GsYJ3fJLJsfjzxzoTqAAWTKcUC4iSSfK93-X358xuJBpgeZkiVG4h8wba8M2mfBaApORhI92ZkLje_SE33yj_35P4fodXyjBaUxPg5eMLswmMXPAvckzbxcge/s400/pisang.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315873403041653234" /></a><br />Pisang bisa melebabkan kulit kering anda dengan memilih pisang ambon yang matang. Campurkan setengah pisang dengan satu sendok makan havermut, satu sendok teh susu bubuk tawar dan satu sendok teh madu. Oleskan masker pada wajah, diamkan selama setengah jam, lalu bersihkan dengan air hangat. Gunakan seminggu sekali.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkArnU3NDG4kveiYzT0txj2K7G_5wzXTjzx_MN8wCysJknkRvDuEiJSt9AOO-mnhTDoS-7us_EiskQvSSJjgGnh_X4SjOYBEzI6yTyN0JJk1OVR9VSufO8jnYID-EXjxxxu2vUb02IgK_4/s1600-h/nipis.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 104px; height: 87px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkArnU3NDG4kveiYzT0txj2K7G_5wzXTjzx_MN8wCysJknkRvDuEiJSt9AOO-mnhTDoS-7us_EiskQvSSJjgGnh_X4SjOYBEzI6yTyN0JJk1OVR9VSufO8jnYID-EXjxxxu2vUb02IgK_4/s400/nipis.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315873004115963458" /></a><br />Jeruk nipis mengatasi jerawat anda yang membandel dengan cara mncampurkan satu sendok makan air perasan jeruk nipis dengan satu sendok makan madu yang telah dihangat. Oleskan pada wajah dan diamkan selama 30 menit. Madu mengandung zat antiseptik yang mampu membunuh kuman penyebab jerawat sedangkan jeruk nipis mampu mengurangi kadar minyak berlebih pada kulit wajah. Gunakan setiap hari sampai jerawat hilang.<br /><br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-50391893715088469972009-03-21T21:18:00.000-07:002009-03-21T22:11:23.092-07:00TIPS MENJADI WANITA PALING BAHAGIA DI DUNIA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp2OQ6A_wIU0cReQrsMYx_4BPg_kD4HzFFyo2-vYI2ew5zfYuCDOM2wnpC2i6PFcyfhf9YJuWnioyVzS2rSKzuwQYotut4yWVZvkS6MV90k_BONK_HQJV7E3v7i14Di-UMt7trwMOOvy0n/s1600-h/Lady_Muslimah.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 144px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp2OQ6A_wIU0cReQrsMYx_4BPg_kD4HzFFyo2-vYI2ew5zfYuCDOM2wnpC2i6PFcyfhf9YJuWnioyVzS2rSKzuwQYotut4yWVZvkS6MV90k_BONK_HQJV7E3v7i14Di-UMt7trwMOOvy0n/s200/Lady_Muslimah.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315863558881051378" /></a><br /><br />TIDAK... Bagi perbuatan yang dapat menyia-nyiakan umurmu, seperti senang membalas dendam dan berselisih dengan perkara yang tidak ada kebaikan di dalamnya.<br /><br />TIDAK... Bagi sikap yang lebih mengutamakan harta benda dan mengumpulkannya, ketimbang sikap arif untuk menjaga kesehatanmu, kebahagiaanmu, dan waktu istirahatmu.<br /><br />TIDAK... Bagi perangai yang suka memata-matai kesalahan orang lain, menggunjing aib orang lain (ghibah) dan melupakan aib diri sendiri.<br /><br />TIDAK... Bagi perangai yang suka mabuk kepayang dengan kesenangan hawa nafsu, menuruti segala tuntutan dan keinginannya.<span class="fullpost"><br /><br />TIDAK... Bagi sikap yang selalu menghabiskan waktu bersama para pengangguran, dan memboroskan waktu berjam-jam untuk bergurau dan bermain.<br /><br />TIDAK... Bagi perilaku acuh terhadap kebersihan dan keharuman tubuh, serta masa bodoh dengan tempat tinggal dan ketertiban lingkungan.<br /><br />TIDAK... Bagi setiap minuman yang haram, rokok, dan segala sesuatu yang kotor dan najis.<br /><br />TIDAK... Bagi sikap yang selalu mengingat-ingat kembali musibah yang telah lalu, bencana yang telah terjadi, atau kesalahan yang terlanjur dilakukan.<br /><br />TIDAK... Bagi perilaku yang melupakan akhirat, yang lalai membekali dirinya dengan amal saleh untuk menyongsongnya, dan yang lengah dari peringatan tentang kedahsyatannya.<br /><br />TIDAK... Bagi perangai membuang-buang harta benda dalam perkara-perkara yang haram, berlaku boros dalam perkara-perkara yang mubah, dan perilaku yang dapat memangkas perkara-perkara ketaatan. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5UgT9Y2zLtDdT7R_1KEsIzCvKgtWsZ6yQyrAWKZnPJ0PueaeR9NI5ivPEFTHi3MY7WXBxASNNB8OhXp7OhL1gNtPYU2-EMHAQcU7tnkq47Khg-l7Prrlk6WA3uRQoVOYl763pEs97wukT/s1600-h/1.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 116px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5UgT9Y2zLtDdT7R_1KEsIzCvKgtWsZ6yQyrAWKZnPJ0PueaeR9NI5ivPEFTHi3MY7WXBxASNNB8OhXp7OhL1gNtPYU2-EMHAQcU7tnkq47Khg-l7Prrlk6WA3uRQoVOYl763pEs97wukT/s400/1.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315863079213658050" /></a><br /><br />YA... Untuk senyummu yang cantik, yang mengirimkan cinta, dan mengutus kasih sayang bagi orang lain.<br /><br />YA... Untuk kata-katamu yang baik, yang membangun persahabatan dan menghapuskan rasa benci.<br /><br />YA... Untuk sedekahmu yang dikabulkan, yang membahagiakan orang-orang miskin, menyenangkan orang-orang fakir, dan mengenyangkan orang-orang lapar.<br /><br />YA... Untuk kesediaanmu duduk bersama Al-Qur'an seraya membaca, merenungi, dan mengamalkannya, sambil bertaubat dan beristighfar.<br /><br />YA... Untuk kesediaanmu berdzikir, beristighfar, tenggelam dalam doa, dan senantiasa memperbaiki taubatmu.<br /><br />YA... Untuk usahamu dalam mendidik anak-anakmu dengan agama, sunnah, dan nasihat yang bermanfaat bagi mereka.<br /><br />YA... Untuk rasa malumu dan hijab (penutup aurat) yang diperintahkan Allah, karena hanya itulah cara untuk menjaga dan memelihara dirimu.<br /><br />YA... Untuk pergaulanmu dengan wanita-wanita yang baik dan takut kepada Allah, mencintai agama dan menghormati nilai-nilainya.<br /><br />YA... Untuk baktimu terhadap orangtua, silaturahim pada saudaramu, menghormati tetangga, dan menyantuni anak-anak yatim.<br /><br />YA... Untuk membaca sesuatu yang bermanfaat dengan menelaah buku yang menarik dan berfaedah, buku yang menyenangkan dan memberi tuntunan.<br /><br />Sumber : Dikutip dari buku “Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia” - DR. Aidh al-Qarni<br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-27409872003310469342009-03-21T20:53:00.000-07:002009-03-21T20:58:06.595-07:00PeriNi peri baik hati lho... <img src="http://emoticons4u.com/cartoon/1238.gif" />Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-1024616895725917452009-01-14T21:05:00.000-08:002009-01-14T21:12:52.399-08:00Penemuan Planet Baru<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiIg487jKCuLQTjAa6CpRU7OmPsH44Vsy0g3YSZI1L-aHGsHMyXP44l766MfBo9zLinnhpjZH6W9VAG9zQBBaMD6vWo_VGFHTgrtJb7EufGzMSu6u-99OapBygZq_B_DchoVFRvXf1yYoC/s1600-h/3.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 225px; height: 158px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiIg487jKCuLQTjAa6CpRU7OmPsH44Vsy0g3YSZI1L-aHGsHMyXP44l766MfBo9zLinnhpjZH6W9VAG9zQBBaMD6vWo_VGFHTgrtJb7EufGzMSu6u-99OapBygZq_B_DchoVFRvXf1yYoC/s400/3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5291383348401632050" /></a><br />Para ahli astronomi melaporkan ditemukannya planet yang mungkin paling mirip bumi di sekitar tata surya. Planet itu lebih besar daripada bumi, tetapi para ilmuwan mengatakan, teknik mereka cukup canggih untuk mengidentifikasi lebih banyak planet yang besarnya hampir sama dengan bumi.<br /><br />Sejak pertengahan tahun 1990an, para ahli astronomi telah menemukan lebih dari 170 planet yang mengorbit bintang-bintang di luar tata surya kita. Tetapi planet terbaru yang ditemukan di pusat bimasakti kita ini berbeda, dan membuat para pakar yakin bahwa mungkin banyak bumi lain di luar sana.<br /><br />Sebegitu jauh, sebagian besar planet yang ditemukan di sekitar bintang yang normal adalah planet raksasa berisi gas seperti Saturnus dan Jupiter, beberapa planet sebesar bumi yang diduga berbatu-batu telah ditemukan, tetapi mereka mengorbit bintang-bintang mati yang disebut bintang neutron. Sebegitu jauh, hanya satu planet berbatu yang ditemukan mengorbit bintang biasa, tetapi besarnya tujuh setengah kali lebih besar daripada bumi. Dan lagi, semua planet yang ditemukan belum lama ini letaknya terlalu dekat dengan bintang untuk dapat dihuni kehidupan.<br />.<span class="fullpost"><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9fLJNdAO0rCdMQAl88DhU12_26avgMyL1ny9COtwPtsrfL9EZbAc_NcdbrdGwG3cCRqrvf6yCBrpxaH5ZmTG-RM7Q63DU3PrNF6PBAHS-lXHNlpUHRI45RfeQjfxGrLiznYM7ulU3qmuD/s1600-h/2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 210px; height: 158px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9fLJNdAO0rCdMQAl88DhU12_26avgMyL1ny9COtwPtsrfL9EZbAc_NcdbrdGwG3cCRqrvf6yCBrpxaH5ZmTG-RM7Q63DU3PrNF6PBAHS-lXHNlpUHRI45RfeQjfxGrLiznYM7ulU3qmuD/s400/2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5291383132842387218" /></a><br />New planet - by artist Trent Schindler at the National Science Foundation<br />Planet terbaru yang diidentifikasi di luar tata surya kita itu lebih mirip dengan bumi. Ke-73 ilmuwan di 10 negara yang melacaknya memperkirakan bahwa besarnya hanya lima setengah kali bumi, dan letaknya lebih jauh dari bintang dibandingkan planet-planet lain, yaitu dua setengah kali jarak bumi dari matahari.<br /><br />Salah satu penemu planet itu, David Bennett dari Universitas Notre Dame di Indiana mengatakan, itu berarti bahwa letaknya di luar zone yang dapat dihunin kehidupan, karena suhu permukannya 220 derajat di bawah nol Celcius. Namun, katanya, ini lebih menarik daripada planet-planet yang bersuhu tinggi di luar tata surya kita.<br /><br />Pada dasarnya, tambah David Bennet, “Kami menyatakan telah membuka sebuah jendela baru, dan kami mendekati planet-planet yang mirip bumi, meskipun kami lebih memperhatikan planet-planet yang suhunya lebih rendah daripada bumi.”<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9IIS4Jb8jLNu00RS5MKbWZPK7KtRtQja43544oRvP-HLZImMaiPdr103FaEPCyYzyQV-S6YVX_rrwSwF-XObc9mhS-JEnt3vXUH0OK3wxZ9Gef7Pn3vaL86Izd4Sf-DQEbxEvHKRTcBWg/s1600-h/CfAPlanetaryLightBerman23Mar052150.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 165px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9IIS4Jb8jLNu00RS5MKbWZPK7KtRtQja43544oRvP-HLZImMaiPdr103FaEPCyYzyQV-S6YVX_rrwSwF-XObc9mhS-JEnt3vXUH0OK3wxZ9Gef7Pn3vaL86Izd4Sf-DQEbxEvHKRTcBWg/s400/CfAPlanetaryLightBerman23Mar052150.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5291382870837800242" /></a><br />Penemuan ini melibatkan sebuah teknik pencarian baru yang berbeda dengan yang digunakan untuk menemukan planet-planet lain. Cara lama tidak melihat langsung planet, tetapi memperkirakan kehadirannya dengan mengamati olengan bintang, yang diakibatkan oleh gravitasi planet yang mengorbit. Prosedur ini cenderung menemukan planet-planet yang terbesar, terpanas dan terdekat dengan bintang sehingga tidak dapat mendukung kehidupan.<br /><br />Cara baru itu menggunakan fenomena alam yang disebut microlensing. Dengan teknik ini, cahaya dari bintang yang jauh diperbesar oleh gravitasi bintang di dekatnya, seperti cahaya lampu sorot yang melewati kaca pembesar. Kalau suatu planet mengorbit bintang yang ada di latar belakang, gravitasinya dapat meningkatkan kecerahan cahanya.<br /><br />Pakar astronomi Prancis Jean Pierre Beaulieu dari Lembaga Astrofisika di Paris terkejut melihat besarnya peningkatan kecerahan cahaya ini: “Tadinya kami duga bahwa bintang ini lebih pudar daripada yang kami amati. Jadi kami memutuskan untuk melakukan pengukuran lagi, dan pada pengukurna kedua, bintang ini lebih terang. Kami sangat bersemangat karena inilah yang sudah kami cari sejak lama.”<br /><br />Para periset mengatakan, kelebihan microlensing adalah teknik itu dapat mendeteksi planet-planet bermassa rendah. Tentu saja teknik ini dapat mengamati bintang-bintang besar seperti Jupiter secara lebih mudah, tetapi sebegitu jauh baru menemukan dua. David Bennett mengatakan, kalau bintang-bintang besar jumlahnya lebih banyak di alam semesta, microlensing tentunya akan menemukan lebih banyak lagi. David Bennett dan rekan-rekannya yang melaporkan penemuan ini dalam jurnal Nature mengatakan, microlensing kemungkinan besar akan menemukan planet-planet bermassa rendah lebih banyak, dalam bulan-bulan mendatang.<br /><br />Michael Turner dari Yayasan Sains Nasional Amerika yang membantu pendanaan riset ini mengatakan, penemuan ini adalah terobosan penting dalam usaha menemukan jawaban atas pertanyaan “Apakah ada mahluk lain di alam semesta ini, selain di bumi?.”<br /><br />Dengan ditemukannya lebih dari 170 planet di luar tata surya selama 11 tahun terakhir ini, tambahnya, petualangan untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu telah dimulai<br /><br />Sumber:http://www.voanews.com<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-85844130661762456982009-01-02T20:01:00.000-08:002009-01-02T20:04:57.145-08:00SUAP MENYUAPBAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />1.1. Latar Belakang<br />Permasalahan harta, seakan-akan sebuah permasalahan yang tidak berkesudahan. Sebagai seorang muslim yang menghadirkan akhirat ke dalam kehidupannya, tentu tidak menganggap permasalahan ini sepele atau terlampau menyempitkan ruang geraknya dalam mencari rizki. Sebab bagaimanapun juga, kita tetap butuh harta sebagai bekal dan tetap waspada terhadap fitnahnya. Bagaimana tidak, pada saat ini kita menyaksikan, banyak orang tidak peduli lagi dalam mencari rizki, apakah dari yang halal atau dari yang haram. Hingga muncul penilaian, bahwa semua kebahagian hidup, keberhasilan, ataupun kesuksesan ditentukan dan diukur dengan harta.<br />Pada dasarnya, syariat selalu mendorong naluri manusia untuk berusaha, hal itu tidak saling bertentangan dan tidak boleh dipertentangkan. Imam Mawardi rahimahullah mengelompokkan bidang usaha manusia kepada tiga bidang pokok: pertanian, perdagangan, dan industri. Dewasa ini, sebagian ulama memasukkan bidang ‘kepegawaian’ menjadi salah satu bidang usaha yang sangat berharga bagi kebanyakan manusia, disamping tiga pokok usaha tersebut<br /><span class="fullpost"><br />Mencari rizki dengan menjadi pegawai negeri maupun swasta adalah sesuatu yang halal. Akan tetapi, fenomena yang kita saat ini, tidak jarang seorang pegawai menghadapi hal-hal yang haram atau makruh dalam pekerjaannya tersebut. Di antaranya, disebabkan munculnya suap, sogok menyogok atau pemberian uang diluar gaji yang tidak halal mereka terima.<br />Akhir-akhir ini masalah suap semakin sering diperbincangkan seiring semakin bertambahnya kasus suap yang terjadi. Dalam praktik sehari-hari, suap-menyuap sudah begitu menyebar ke berbagai sendi kehidupan. Suap-menyuap tidak hanya dilakukan rakyat kepada pejabat negara (pegawai negeri) dan para penegak hukum, tetapi juga terjadi sebaliknya. Pihak penguasa atau calon penguasa tidak jarang melakukan sedekah politik (suap) kepada tokoh-tokoh masyarakat dan rakyat agar memilihnya, mendukung keputusan politik, dan kebijakan-kebijakannya. Dalam makalah ini akan diulas dengan detail mengenai suap menyuap, sekaligus mengangkat salah satu kasus suap yang terjadi pada saat penerimaan mahasiswa baru.<br /><br />1.2. Rumusan Masalah<br />Untuk memudahkan punyusunan dan pemahaman makalah ini, maka kami susun beberapa rumusan masalah, yaitu:<br />1. Apakah pengertian suap?<br />2. Siapakah penyuap dan penerima suap itu?<br />3. Bagaimana dasar hukum tindak pidana suap?<br />4. Apakah sanksi tindak pidana suap?<br />5. Bagaimana kasus suap dalam penerimaan mahasiswa baru?<br /><br />1.3. Tujuan<br />Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:<br />1. Mendeskripsikan pengertian suap<br />2. Mendeskripsikan tentang penyuap dan penerima suap<br />3. Mendeskripsikan dasar hukum tindak pidana suap<br />4. Mendeskripsikan sanksi hukum tindak pidana suap<br />5. Mendeskripsikan kasus suap dalam penerimaan mahasiswa baru.<br /><br /><br />BAB II<br />TINDAK PIDANA SUAP<br /><br />2.1.Pengertian Suap<br />Suap, disebut juga dengan sogok atau memberi uang pelicin. Adapun dalam bahasa syariat disebut dengan risywah. Secara istilah adalah memberi uang dan sebagainya kepada petugas (pegawai), dengan harapan mendapatkan kemudahan dalam suatu urusan.<br />Dalam buku saku memahami tindak pidana korupsi “Memahami untuk Membasmi” yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dijelaskan bahwa cakupan suap adalah (1) setiap orang, (2) memberi sesuatu, (3) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara, (4) karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. <br />Suap juga bisa berarti setiap harta yang diberikan kepada pejabat atas suatu kepentingan, padahal semestinya urusan tersebut tanpa pembayaran. Sedangkan dalam fikih, suap atau risywah cakupannya lebih luas. Sebagaimana dikatakan Ali ibn Muhammad Al Jarjuni dalam kitab Ta’rifat, Beirut (1978), suap adalah sesuatu yang diberikan untuk menyalahkan yang benar atau membenarkan yang salah.<br />Dalam Undang-Undang No. 11 Th. 1980 tentang tindak pidana suap dijelaskan bahwa tindak pidana suap memiliki dua pengertian, yaitu:<br />1. Memberi atau menjanjikan sesuatu dengan maksud membujuk agar seseorang berlawanan dengan kewenangan/kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum.<br />2. Menerima sesuatu atau janji yang diketahui dimaksudkan agar si penerima melawan kewenangan/kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum.<br /><br />Dr. Yusuf Qordhawi mengatakan, bahwa suap adalah sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kekuasaan atau jabatan apapun untuk menyukseskan perkaranya dengan mengalahkan lawannya sesuai dengan yang diinginkan atau memberikan peluang kepadanya (seperti tender) atau menyingkirkan musuhnya.<br />Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa suap adalah memberi sesuatu, baik uang maupun barang kepada seseorang agar melakukan sesuatu bagi si pemberi suap yang bertentangan dengan kewajibannya, baik permintaan itu dilaksanakan ataupun tidak dilaksanakan. Dari sini dapat dipahami bahwa suap adalah sebuah tindakan yang mengakibatkan sakit atau kerugian di pihak lain.<br />Suap adalah pemberian yang diharamkan syariat, dan ia termasuk pemasukan yang haram dan kotor. Suap ketika memberinya tentu dengan syarat yang tidak sesuai dengan hukum atau syariat, baik syarat tersebut disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung. Suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah dalam hal yang batil. Suap pemberiannya dilakukan secara sembunyi, dibangun berdasarkan saling tuntut-menuntut, biasanya diberikan dengan berat hati. Suap -biasanya- diberikan sebelum pekerjaan.<br />Adapun pemberian suap ini dilakukan melalui tiga cara, yaitu :<br />1. Uang dibayar setelah selesai keperluan dengan sempurna, dengan hati senang, tanpa penundaan pemalsuan, penambahan atau pengurangan, atau pengutamaan seseorang atas yang lainnya.<br />2. Uang dibayar melalui permintaan, baik langsung maupun dengan isyarat atau dengan berbagai macam cara lainnya yang dapat dipahami bahwa si pemberi menginginkan sesuatu.<br />3. Uang dibayar sebagai hasil dari selesainya pekerjaan resmi yang ditentukan si pemberi uang.<br />Dalam buku NU Melawan Korupsi (Kajian tafsir dan fikih yang dikeluarkan oleh PB NU dengan kemitraan menyebutkan bahwa dalam fikih Islam makna suap tidak hanya memiliki ruang lingkup terbatas dari rakyat untuk pegawai negeri atau pejabat negara, tetapi bisa dari dua arah. Penguasa, pegawai negeri, atau pejabat negara yang memberikan uang kepada rakyat atau tokoh masyarakat untuk memutuskan menentukan pilihan dalam pilkada, pilgub dan pilpres yang sering disebut money politics juga termasuk kategori suap.<br />Selain itu, setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara juga dianggap sebagai pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya.<br /><br />2.2.Penyuap dan Penerima Suap<br />Dalam bahasa syari’ah penyuap disebut dengan ar-Rasyi yaitu orang yang menyuap. Sedangkan orang yang disuap disebut al-Murtasyi. <br />Penyuap adalah orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan dan wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.<br />Selain itu seseorang dianggap sebagai pemberi suap apabila memberi atau menjajikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili.<br />Setiap orang yang memberi sesuatu kepada pegawai setelah ia menjabat atau diangkat menjadi pegawai pada sebuah instansi dengan tujuan mengambil hatinya tanpa hak, baik untuk kepentingan sekarang maupun untuk masa akan datang, yaitu dengan menutup mata terhadap syarat yang ada untuknya, dan atau memalsukan data, atau mengambil hak orang lain, atau mendahulukan pelayanan kepadanya daripada orang yang lebih berhak, atau memenangkan perkaranya, dan sebagainya adalah orang yang memberi suap.<br />Sedangkan penerima suap adalah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya.<br />Setiap orang yang menerima hadiah atau janji dengan maksud untuk melakukan sesuatu bagi si pemberi suap yang bertentangan dengan kewajibannya, baik permintaan itu dilaksanakan ataupun tidak dilaksanakan, atau menyukseskan perkaranya dengan mengalahkan lawannya sesuai dengan yang diinginkan atau memberikan peluang kepadanya (seperti tender) atau menyingkirkan musuhnya adalah penerima suap.<br />Dengan demikian dapat dipahami bahwa orang yang menerima suap adalah orang yang memberikan rekomendasi bagi orang lain setelah orang itu memberikan sesuatu kepadanya.<br />Baik orang yang memberi ataupun yang menerima suap, sama-sama mendapatkan hukuman karena dengan melakukan suap tersebut kedua belah pihak telah merugikan pihak lain.<br /><br /><br />2.3.Dasar Hukum Tindak Pidana Suap<br />Termasuk makan harta orang lain dengan cara batil ialah menerima suap. Yaitu uang yang diberikan kepada penguasa atau pegawai, supaya penguasa atau pegawai tersebut menjatuhkan hukum yang menguntungkannya, atau hukum yang merugikan lawannya menurut kemauannya, atau supaya didahulukannya urusannya atau ditunda karena ada suatu kepentingan dan seterusnya. Islam mengharamkan seorang Islam menyuap penguasa dan pembantu-pembantunya. Begitu juga penguasa dan pembantu-pembantunya ini diharamkan menerima uang suap tersebut.<br />Adapun dasar hukum tindak pidana suap ini telah termaktub di dalam al-Qur’an dan Hadits Rasulullah saw.<br />Allah berfirman:<br /> •• <br /> “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”<br />Maksud dari kata ‘…janganlah kamu membawa harta itu kepada hakim..’ adalah janganlah kamu menyuap atau menyogok hakim sehingga kamu memenangkan suatu perkara, padahal kamu mengerti bahwa hasil keputusan itu tidak halal bagimu. <br />Selain itu, dasar hukum tindak pidana suap adalah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yaitu:<br />ﻟﻌﻦ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﺍﺸﻲ ﻮﺍﻟﻤﺮﺗﺸﻲ ﻔﻰ ﺍﻟﺤﻜﻡ<br />“Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap dalam suatu perkara”<br />Abdullah bin Amru berkata:<br />ﻟﻌﻦ ﺮﺳﻮﻞ ﺍﷲ ﺼﻟﻰ ﺍﷲ ﻋﻟﻴﻪ ﻮﺴﻟﻡ ﺍﻟﺮﺍﺸﻲ ﻮﺍﻟﻤﺮﺗﺸﻲ<br />“Rasulullah saw melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap”<br />Jika seseorang untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan telah dibayar maka apapun selain itu bukan menjadi haknya dan haram mengambilnya. Begitu juga, jika dia memanfaatkan harta perusahaan atau negara untuk kepentingan pribadinya, dalam hal ini ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya secara bathil dan haram hukumnya. Misal, seorang karyawan menerima souvenir sebuah pulpen, parcel diakhir tahun, amplop yang berisi uang atau uang komisi yang biasanya langsung ditransfer, mengambil harta perusahaan/negara, melakukan mark-up suatu transaksi, dan lain-lain.<br />Rasulullah saw bersabda:<br />ﻤﻥ ﺍﺴﺗﻌﻤﻟﻨﺎﻩ ﻋﻟﻰ ﻋﻤﻞ ﻔﺭﺯﻗﻧﺎﻩ ﺭﺯﻗﺎ ﻔﻤﺎ ﺃﺨﺬ ﺑﻌﺪ ﺬﻠﻙ ﻔﻬﻭﻏﻟﻭﻞ<br />“Siapa saja yang kami beri tugas melakukan sesuatu pekerjaan dan kepadanya telah kami berikan rizki (gaji) maka yang diambil olehnya selain itu adalah kecurangan” (HR Abu Dawud)<br />Selain itu dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Rasulullah saw melaknat penyuap, penerima suap dan orang yang menyaksikan penyuapan. Sungguh pedih siksa Allah bagi kasus suap ini, jika hasil suap itu untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka daging yang berasal dari hasil suap akan dibakar oleh api neraka. Jika hasil suap itu digunakan untuk membeli harta benda, maka harta itu harus dibopong dipundaknya diakhirat nanti. Jika mereka menerimanya berupa kavling tanah maka sungguh tidak terbayangkan jika harus membopong kavling tanah dipundak mereka.<br />Rasulullah saw bersabda: “Setiap daging yang tumbuh dari usaha yang haram maka neraka lebih pantas baginya” (HR Ahmad).<br />Jika harta suap tersebut dinikmati oleh keluarganya, iapun tetap harus mempertanggung jawabkan apa yang dimakan dan digunakan oleh keluarganya, keluarganya tidak berdosa jika mereka tidak tahu bahwa itu harta haram tetapi ikut berdosa jika tahu bahwa itu harta haram (dosa atas menikmati harta haram bukan dosa sebagai penerima suap). Jika harta itu diinfaqkan kepada mesjid, fakir miskin, panti Asuhan, dan lain-lain, hal ini tetap harus dipertanggung-jawabkan. Dan Allah tidak menghargai bagusnya niat dan mulianya tujuan, jika cara kerjanya diharamkan, menafkahkan harta haram tidak sah menurut Islam. Sungguh suatu kedzaliman menafkahi anak istri atau memberi infaq kepada fakir miskin dengan harta haram. <br /> • <br />“Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata” (QS. Az-Zumar: 15)<br />Dalam UU No. 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap Pasal 5 disebutkan bahwa tindak pidana dalam undang-undang ini (suap) merupakan kejahatan.<br /><br /><br /><br />2.4.Sanksi Hukum Tindak Pidana Suap<br />Dalam syari’ah, orang yang memberi dan menerima sama-sama terlaknat dan tempat yang cocok adalah neraka.<br />Adapun sanksi hukum tindak pidana suap termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Tindak Pidana Suap, yaitu:<br />Pasal 2: “Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana karena memberi suap dengan pidana penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun dan denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000,- (lima belasjuta rupiah).”<br />Pasal 3: “Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana karena menerima suap dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah).”<br />Selain itu, sanksi tindak pidana suap juga disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu:<br />Pasal 5:<br />(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:<br />a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atautidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau<br />b. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.<br />(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Pasal 6:<br />(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:<br />a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili; atau<br />b. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.<br />(2) Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />Pasal 11:<br />Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.<br />Pasal 12:<br />Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):<br />a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;<br />b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;<br />c. Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili;<br />d. Seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili;<br />e. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;<br />f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;<br />g. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;<br />h. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundangundangan; atau<br />i. Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.<br /><br />2.5.Kasus Suap Dalam Penerimaan Mahasiswa Baru<br />Kasus suap juga sering terjadi dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Contohnya penerimaan mahasiswa baru di Program Pendidikan Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen). Mahasiswa yang diterima di program elite itu jumlahnya sangat terbatas. Setiap tahun yang diterima hanya satu kelas, atau sekitar 50 orang saja. Namun, pada tahun akademik 2007/2008 ini akan diterima sekitar 70 orang. Meski begitu, namun ada sejumlah informasi bahwa setiap mahasiswa baru yang akan diterima di program pendidikan dokter ini diwajibkan membayar biaya (menyogok) sekitar Rp 40 juta - Rp 50 juta setiap orang. <br />Bahkan, beberapa pegawai dosen dan pegawai Uncen sendiri mengakui adanya informasi sogok tersebut. Ada yang menyebutkan setiap siswa dimintai Rp 40 juta, ada juga mengatakan Rp 50 juta setiap orang.<br />Contoh lain UGM juga terjadi kasus suap tersebut. Sejumlah 34 ribu lulusan sekolah menengah atas berjibaku memperebutkan 4.000 kursi mahasiswa. Ini berarti 60 persen dari total kursi yang tersedia. Persyaratan ujian masuk tak rumit. Asalkan lolos ujian tulis dan bersedia membayar mahal. Bahkan ada yang rela membayar Rp 125 juta hanya untuk uang masuk Fakultas Kedokteran. Walaupun selain jalur, mahasiswa yang masuk melalui jalur Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru dengan uang masuk Rp 5 juta juga akan mengalami kesulitan di masa studinya kelak.<br />2.5.1.Analisis Kasus<br />Kasus suap penerimaan mahasiswa baru ini telah menjalar ke semua universitas negeri di Indonesia ini. Persaingan yang terjadi bukanlah antara calon mahasiswa tetapi telah menjadi persaingan kekayaan orang tua calon mahasiswa.<br />Adapun penyebab terjadinya kasus ini adalah kebodohan terhadap syariat Islam yang hanif ini, sehingga banyak perintah yang ditinggalkan, dan ironisnya banyak larangan yang dikerjakan. Selain itu, tidak adanya sifat amanah dan kurang tegasnya hukum yang berlaku menyebabkan kasus ini semakin bertambah. Adapun faktor lain yang menyebabkan kasus di atas adalah masyarakat memulai meremehkan larangan-larangan Islam. Mereka menganggap halal apa yang diharamkan dengan alasan yang menurut mereka itu benar. Kemudian turunnya suasana keintelektualan membuat orang lebih suka mengandalkan kemampuan financial daripada intelektual.<br />Adapun solusi untuk kasus-kasus suap yang terjadi yaitu:<br />Pertama:Solusi Untuk Individu Dan Masyarakat.<br />1. Setiap individu muslim hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk umat yang terdahulu dan yang kemudian. Dengan takwa ia mengetahui perintahNya lalu melaksanakannya, dan mengetahui laranganNya lalu menjauhinya.<br />2. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah, dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan amanah. Dalam hat ini, peran agama memiliki pengaruh sangat besar, yaitu dengan penanaman akhlak yang mulia.<br />3. Setiap individu selalu belajar memahami rizki dengan benar. Bahwa membahagiakan diri dengan harta bukanlah dengan cara yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi dengan mencari rizki yang halal dan hidup dengan qana’ah, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi berkah pada hartanya, dan Ia dapat berbahagia dengan harta tersebut.<br />4. Menghadirkan ke dalam hati, bahwa di balik penghidupan ini ada kehidupan yang kekal, dan setiap orang akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua perbuatan manusia akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang hartanya, dari mana engkau mendapatkannya, dan kemana engkau habiskan.<br />Kedua: Solusi Untuk Ulil Amri (Pemerintah).<br />1. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini, hendakah memulai dari mereka sendiri. Pepatah Arab mengatakan, rakyat mengikuti agama rajanya. Jika rajanya baik, maka masyarakat akan mengikutinya, dan sebaliknya.<br />2. Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika tauhid telah lurus dan iman telah benar, maka, semuanya akan berjalan sesuai yang diinginkan oleh setiap diri seorang muslim.<br />3. Jika mengangkat seorang pejabat atau pegawai, hendaklah mengacu kepada dua syarat, yaitu keahlian, dan amanah. Jika kurang salh satu dari dua syarat tersebut, tak mustahil terjadi kerusakan. Kemudian, memberi hukuman sesuai dengan syariat bagi yang melanggarnya.<br />4. Semua pejabat pemerintah seharusnya mencari penasihat dan bithanah (orang dekat) yang shalih, yang menganjurkannya untuk berbuat baik, dan mencegahnya dari berbuat buruk. Seiring dengan itu, Ia juga menjauhi bithanah yang thalih.<br /><br /><br /><br />BAB III<br />PENUTUP<br /><br />3.1.Kesimpulan<br />Suap berarti setiap harta yang diberikan kepada pejabat atas suatu kepentingan, padahal semestinya urusan tersebut tanpa pembayaran. Baik orang yang member suap maupun menerima suap sama-sama mendapatkan hukuman karena perbuatan tersebut merugikan pihak lain.<br />Menerima suap adalah termasuk makan harta orang lain dengan cara batil. Dasar hukum tindak pidana suap telah termaktub di dalam al-Qur’an dan Hadits. Adpun sanksi hukum tindak pidana suap termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Tindak Pidana Suap dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.<br />Penyebab terjadinya suap ini karena kebodohan terhadap syariat Islam yang hanif. Selain itu, tidak adanya sifat amanah dan kurang tegasnya hukum yang berlaku menyebabkan kasus ini semakin bertambah.<br /><br />3.2.Saran<br />Kita sebagai pemuda generasi penerus bangsa haruslah mulai dengan diri kita masing-masing untuk meninggalkan salah satu dari banyak kebiasaan buruk bangsa ini yakni suap-menyuap. Karena sesungguhnya Allah telah memberikan jaminan kepada makhluk-Nya yang selalu bertaqwa dan menjauhkan diri dari perbuatan buruk berupa kecukupan dan mendapat rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Ad-Duwaisy, Ahmad bin ‘Abdurrazzaq, Fatwa-fatwa Jual Beli, Pustaka Imam Asy-Syafi’I, Bogor, 2006<br />Adz-Dzahabi, Imam, Dosa-dosa Besar, Pustaka Arafah, Solo, 2007<br />Al-Muqtadir, Ibrahim bin Fathi, Uang Haram, Amzah, Jakarta, 2006<br />KPK, Memahami Untuk Membasmi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 2006<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-38376538534580902442009-01-02T19:16:00.000-08:002009-01-02T20:44:07.763-08:00HAKIKAT PERKEMBANGAN<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKRENM9mAWpdtWX51hL8XkUiHVMovJ8_Au9tNf38uBGEVPVGbgtKVXpF5Gu2nOrg3OSKV0j3yOfIcqpy9YyTcvLDS0lVLABNLAWMOIUjaFMFWt9q6BR9JFI7_cEQPg1ZAsekhoTVuQWgYA/s1600-h/zzzz.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 65px; height: 96px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKRENM9mAWpdtWX51hL8XkUiHVMovJ8_Au9tNf38uBGEVPVGbgtKVXpF5Gu2nOrg3OSKV0j3yOfIcqpy9YyTcvLDS0lVLABNLAWMOIUjaFMFWt9q6BR9JFI7_cEQPg1ZAsekhoTVuQWgYA/s400/zzzz.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5286923632514146930" /></a><br /><br /><strong>Definisi Perkembangan</strong><br />Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan dan sebagainya.<br />Dalam Dictionary of Psychology (1972), dijelaskan bahwa pada prinsipnya arti perkembangan adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut. Selanjutnya definisi tersebut dirinci sebagai berikut:<br />1. Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.<br /><span class="fullpost"><br />2. Perkembangan itu berarti pertumbuhan.<br />3. Perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.<br />4. Perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.<br />Sementara itu, Chalpin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir hingga mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.<br />Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.<br />Menurut F. J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulangi kembali. Perkembangan juga diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar. <br />Selanjutnya, untuk memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan dan perubahan.<br />Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar dan luas yang bersifat konkret. Sedangkan perkembangan lebih bersifat kualitatif. Menurut Ahmad Thonthowi (1993) pertumbuhan adalah perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat dari perbanyakan sel-sel. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.<br />Terkait dengan istilah kematangan, Chaplin (2002) mengartikan kematangan sebagai proses mencapai kemasakan/ usia masak, proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan atau tingkah laku khusus spesies. Sementara itu, Davidoff (1988) mengartikan kematangan sebagai munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan syaraf. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan dan lain-lain.<br />Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.<br /><br /><strong>Pola Perkembangan</strong><br />Seorang anak bisa memulai pendidikan formalnya pada tingkat Taman Kanak-kanak pada umur dua atau tiga tahun. Permulaan pendidikan yang diterimanya di sekolah boleh jadi mundur sampai dia berusia enam atau tujuh tahun. Bagaimana umurnya, namun sifat-sifat khas dan kebiasaan pribadi yang akan dibawanya ke kelas itu mungkin akan mempunyai pengaruh yan signifikan terhadp taraf keberhasilannya yang hendak dicapai selama masa sekolahnya.<br />Nature dan nurture (dasar dan ajar) merupakan istilah-istilah yang sudah lazim digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat khas fisik, mental dan emosi individu pada setiap tingkat perkembangannya. Sejauh mana seseorang dilahirkan sebagai makhluk individu sehinggga dia atau taraf yang dia sendiri dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh lingkungan yang ada dan yang masih tetap ada itu merupakan subyek dari banyak study dan diskusi. Seseorang baik “dilahirkan” maupun “diciptakan” bukan sebagai bagiamana dia. <br />Cukuplah dia merupakan produk dari integritas warisan biologi dan warisan sosial.<br />Sudah lama kita akui bahwa warisan dan lingkungan itu merupakan dua faktor yang terpisah, masing-masing mempengaruhi dengan caranya sendiri kepribadian individu dan kekuatan untuk mencapainya.kian lama kitapun semakin sadar bahwa apa yang orang pikirkan, lakukan atau rasakan sebagai anak, remaja ataupun orang dewasa diakibatkan oleh antar hubungan yang ada antara faktor-faktor yang diwariskan secara biologis dan pengaruh-pengaruh lingkungannya.<br />Bayi yang baru lahir adalah hasil atau produk dari dua keluarga. Dari sejak saat pembuahan dan seterusnya, kehidupan baru itu akan terus berlangsung karena pengaruh dari banyak stimulus dan lingkungan yang berbeda-beda. Setiap stimulus atau rangsangan-rangsangan ini secara terpisah dan bebarengan dengan stimulus yang lain, akan membantu dalam membentuk potensi-potensi perkembangan dan tingkah laku manusia yang diwariskan dari nenek moyangnya. Dengan demikian terbentuklah pola sifat-sifat tingkah laku yang khas yang akhirnya yang bersangkutan dikenal sebagai seorang individu yang mirip dan juga tidak mirip dengan semua individu yang lain. Adanya saling ketergantungan hereditas dan pengaruh lingkungan itu digambarkan oleh Jonnings dengan keterangannya sebagai berikut:<br />Bahwa yang langsung diwariskan, yaitu sifatnya, bahwa yang diwariskan pada jasmaniahnya dari kedua orang tuanya kepada turunannya-adalah sepasang gen-gen, dengan cytoplasm yang menyertainya:-zat-zat tertentu dengan kombinasi tertentu yang dalam kondisi-kondisi tertentu, akan melahirkan individu itu, yang kemudian memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Dengan sepasang gen-gen yang sama maka kondisi-kondisi lingkungan yang berbeda bisa menimbulkan hasil karakteristik-karakteristik bermacam-macam. Kemudian tidak ada perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam jenis antara perbedaan-perbedaan yang dapat dihasilkan oleh perbedaan-perbedaan gen dan yang dapat dihasilkan oleh perbedaan-perbedaan lingkungan. Sehingga karakteristik-karakteristiknya tidaklah menjadi dua golongan yang saling terpisah,dalam arti, yang satu warisan, dan yang lainnya lingkungan. <br />Munculnya individu. Seorang bayi mewarisi struktur biologis. Sejak permulaan adanya maka organisme yang kompleks itu mengandung mengandungbanyak gene atau hal-hal ynag menentukan karakteristik pribadinya terpisah. Kalau ini berinteraksi dengan yang lain, dengan cytoplasm dan dengan kekuatan lingkungannya aka timbullah pertumbuhan dan perkembangan. Dan secara berangsur-angsur muncullah seseorang yang mempunyai karakteristik-karakteristik yang berbeda. Jadi orang inilah yang pada tingkat yang relatif cepat dalam perkembangannya, menjadi murid di kelas. Gurunya tidak dapat merubah dasar keturunan (hereditas) dari anak tersebut. Cara yang terbaiksehingga dia dapat membantu anak-anak tersebut ialah memahami sesuatu yang menjadi dasar anak tersebut. <br />Atas dasar pengertian ini nantinya dapat dibangun atau diciptakan suatu lingkungan bagi anak tersebut yang akan mendorong perkembangan tiap potensi yang dimilikinya, dan akan menimbulkan tiap perubahan yang diinginkan menurut kebiasaan dan sikapnya. Jadi anak itu dibantu oleh guru dalam menggunakan kapasitas alamiahnya dalam prestasi pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Beberapa potensi perkembangan. Memang anak tidak dilahirkan sepenuhnya diperlengkapi oleh alam dengan pola-pola berjalan, berbicara, merasa, berfikir atau mengalami. Bentuk-bentuk kegiatan manusia ini harus dipelajari. Barang kali tidaklah ada minat yang bersifat “alami”, akan tetapi dorongan-dorongan potensial tertentu akan membentuk dasar minat apapun yang dikembangkan oleh anak itu dalam lingkungan dia tumbuh. Orang-orang Amerika bukanlah sebagai penggemar-penggemar baseball yang “alami”. Masa yang panjang terbukalah bagi suatu sport sehingga banyak generasi mendatang – karena adanya suatu bentuk permainan yang diorganisir itu yang umumnya telah diterima di kalangan pemuda dan orang tua, di kalangan pria dan wanita, maka akhirnya baseball dianggap sebagai sport orang Amerika yang terkenal. Akan tetapi, dorongan dasar terhadap sport yang menyenangkan ini mungkin bisa menyebabkan sepak bola misalnya, menjadi sport nasional bagi negara lain.<br />Jadi anak itu tidak memasuki alam dunia ini seraya mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah-istilah seperti tingkah laku yang bisa diterima oleh masyarakat dan kerja sama dengan kawan-kawan sendiri. Sayangnya, terlampau banyak individu yang agaknya tidak ingin ataupun tak sanggup mengembangkan sikap-sikap tersebut kepada masyarakat sehingga nampaknya menjadi keuntungan yang terbesar bagi dirinya dan bagi masyarakat, yang dia sendiri menjadi anggotanya. Padahal pendidikan hanya akan efektif jika dan bilamana si terdidik (educant), pada tiap tingkat belajarnya, dibimbing ke arah tercapainya perkembangan kapasitas alamiahnya yang mungkin sangat diinginkan.<br /><br /><strong>Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan</strong><br />Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif.Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dan fungsi-fungsi.<br />Perubahan suatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.<br />Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, proses belajar dan pembawaan atau bakat. Ketiga hal tersebut berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia.<br />Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:<br />a. Pembawaan<br />b. Lingkungan<br />c. Kemauan bebas (ego)<br />d. Takdir (nasib)<br />Kerja sama empat faktor ini menentukan kedudukan kepribadian seseorang. Riwayat hidup seseorang menunjukkan peranan dari masing-masing faktor itu dalam hidupnya.<br />Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli bebeda pendapat karena perbedaan sudut pandang dan pendekatan mereka. Adapun aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perrkembangan siswa adalah :<br />a. Aliran Nativisme. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut aliran ini, perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.<br />b. Aliran Empirisme. Tokoh utama aliran ini adalah John Locke (1632-1704). Dengan konsep “tabula rasa”, menurut aliran ini perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak mempunyai pengaruh apapun.<br />c. Aliran Konvergensi. Tokoh utamanya adalah Louis William Stern (1871-1938). Menurut aliran ini, faktor pembawaan maupun faktor lingkungan memiliki andil yang sama besar dalam perkembangan manusia.<br /> Dari uraian di atas diketahui bahwa faktor pembawaan dan lingkungan memiliki andil yang sama dalam perkembangan. Akan tetapi, hasil proses perkembangan seseorang tak dapat dijelaskan hanya dengan menyebut pembawaan dan lingkungan. Artinya, keberhasilan seseorang bukan karena pembawaan dan lingkungan saja, karena seseorang tidak hanya dikembangkan oleh pembawaan dan lingkungannya saja tetapi juga oleh dirinya sendiri. Setiap orang memiliki potensi self direction dan self dicpline yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu (aturan atau stimulus) lingkungan yang hendak mengembangkan dirinya.<br />Mengacu pada penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan seseorang pada dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu:<br />1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang yang meliputi pembawaan, potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya.<br />2. Faktor ekstern, yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri seseorang yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi orang tersebut dengan lingkungannya.<br /><br /><strong>Hukum-hukum Perkembangan</strong><br />Perkembangan manusia tidak terjadi begitu saja, akan tetapi terjadi dengan hukum-hukum tertentu. Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain :<br />1. Perkembangan adalah kualitatif. Perkembangan tidak mengenai materi melainkan fungsi dan perubahan fungsi bersifat kualitatif.<br />2. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Dengan belajar, seseorang akan memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan indicator perkembangan orang itu.<br />3. Usia ikut mempengaruhi perkembangan. Bertambahnya usia, membuat seseorang tumbuh menuju kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniahnya. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses perkembangan.<br />4. Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda. Tempo perkembangan pada setiap individu cenderung menunjukkan kelangsungan perkembangan secara tetap dari bayi sampai dewasa, demikian pula pada orang lain.<br />5. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama. Setiap individu berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memiliki materiil serta fungsi-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Secara umum, masing-masing anak yang sebaya mempunyai minat dan kebutuhan yang bersamaan.<br />6. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Hereditas menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi dan kapasitas itu.<br />7. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat. Perkembangan seseorang dikatan terlambat apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan pola perkembangannya sendiri yang normal.<br />8. Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi. Perkembangan pribadi seseorang terjadi dari sederhana menuju kompleks. Kecakapan-kecakapan yang bersifat kompleks berkembang melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi yang sederhana dan kecil-kecil.<br /><br /><strong>Sifat pertumbuhan Manusia</strong><br />Adapun aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan pada manusia<br />1. Pertumbuhan fisik<br />Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa<br />• Pertumbuhan sebelum lahir <br />Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersususnnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengakap,pertumbuhan dan perkembangan janin diakhir saat kelahiran. <br />• Pertumbuhan setelah lahir<br />Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan dan perkembangan itu akan berlangsung terus-menerus dan kurang lebih berjalan secara teratur sejak masa bayi sampai dengan masa dewasa. <br />2. Pertumbuhan non fisik (Intelek)<br />Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkna fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menujukkan fungsi yang baik. <br />Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsi secara baik. Dan oleh karenna itu seorang individu juga akan mengalami perkembangan kemampuan berfikirnya, mana kala pertumbuhan saraf pusat atau otaknya telah menapai kematangann.<br />Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek berkembang mengikuti kekayaan pengetahuannya tentang dunia luar dan proses belajar yang dialaminya, sehingga pada saatnya seseorang akan berkemampuan melakukan peramal atau predikasi, perencanaan dan berbagai kemampuan analisis dan sintesis. Berkembangan semacam ini di kenal sebagai perkembangan kognitif. Menurut piaget (Sarlito, 1991:81 ) mengngikuti tahap sebagai berikut:<br />a. Tahap pertama : Masa sensori motor (00-2.5 tahun)<br />Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya reflek mencari puting susu ibu, refleks menangis ketika lapar dan lain-lain.<br />b. Tahap kedua : Masa Pra-operasional (2,0-7,0 tahun) <br />Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili sesuatu konsep.<br />c. Tahap ketiga : Masa konkreto presional (7,0-11 tahun)<br />Pada tahap ini anak sudah melakukan berbagai macam tugas yang konkret, anak mengembangkan tiga macam operasi berfikir yaitu:<br />• Identifikasi : mengenal sesuatu<br />• Negasi : mengingkari sesuatu<br />• Reprokasi : mencari hubungan timbal-balik beberapa hal<br /><br />d. Tahap kekempat : Masa operasional (11- dewasa)<br />Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak. Pada tahap ini seseorang bisa memperkirakan apa yang terjadi dan dapat memberikan kesimpulann.<br />3. Emosi<br />Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. jika kebutuhan itu tidak segera terpenuhi maka seseorang akan merasa kecewa sebaliknya jika kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan baik maka ia akan senang dan puas.<br />4. Sosial<br />Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Sejalan dengan pertumbuhan bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi orang dewasa ia akan mengenal lingkungan lebih luas, mengenal banyak manusia.<br />5. Bahasa <br />Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi kepada orang lain. Dengan demikian dalam berbahasa ada 2 pihak yang terlibat, yaitu pihak menyampaikan isi fikiran dan pihak penerima isi pikiran.<br />6. Bakat khusus<br />Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan atau tugas. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara mendidikan. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.<br />7. Sikap, nilai, dan moral<br />Bloom (woolfolk dan Nicolih, 1984:390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik. Semakin tumbuh dan perkembangan fisik dan psikisnya, anak mulai dikenal terhadap nilai-nilai, ditujukaan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang harus dilarang. <br /><br /><br /><strong>KESIMPULAN</strong><br />Perkembangan adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut. <br />Bayi yang baru lahir adalah hasil atau produk dari dua keluarga. Dari sejak saat pembuahan dan seterusnya, kehidupan baru itu akan terus berlangsung karena pengaruh dari banyak stimulus dan lingkungan yang berbeda-beda. Dengan demikian terbentuklah pola sifat-sifat tingkah laku yang khas.<br />Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, proses belajar dan pembawaan atau bakat. Ketiga hal tersebut berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia<br />Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:<br />a. Pembawaan<br />b. Lingkungan<br />c. Kemauan bebas (ego)<br />d. Takdir (nasib)<br />Adapun sifat pertumbuhan manusia meliputi beberapa aspek diantaranya:<br />a. Pertumbuhan fisik<br />b. Pertumbuhan non fisik (Intlek)<br />c. Emosi<br />d. Sosial<br />e. Bahasa <br />f. Bakat khusus<br />g. Sikap, nilai, dan moral<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Crow, L dan Crow, A, Psychologi Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989<br />Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006<br />Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998<br />Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000<br />Sunarto dan Hartono Agung, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999 <br />Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-15754700547828970832008-12-25T17:47:00.000-08:002009-01-02T20:34:38.911-08:00“PEMBELAJARAN KONSTRUKTIFISTIK”Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks Filsafat Pendidikan, konstruktifisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Dalam proses pembelajaran konsep ini menghendaki agar anak didik dapat dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Si belajar harus aktif mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau sesama siswa.<br />Kreatifitas dan keaktifan si belajar membantu untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitifnya, mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif, dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran Top down dari pada Bottom Up.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Kata kunci : Pembelajaran - Konstruktifis - Si belajar - Kreatifitas.<br /><br />Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam ungkapan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan peserta didik.<br />Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai atau pelatihan ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah dimiliki siswa, sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Mereka telah memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, telah berkembang (teraktualisasi) atau sama sekali masih kuncup (potensial). Peran guru adalah mengaktualkan yang masih kuncup dan mengembangkan lebih lanjut apa yang sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi yang ada.<br />Dengan demikian siswa mampu mempertautkan dan memanfaatkan pengetahuan maupun ketrampilan yang mereka peroleh di sekolah dalam proses belajar di kehidupan mereka sehari-hari. Hasil akhirnya diharapkan kedalaman dan keluasan pemahaman siswa atas pengetahuan dan ketrampilan yang mereka tekuni lebih meningkat.<br />Penerapan proses pembelajaran yang memberikan keluasan kepada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang telah mereka miliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa pengetahuan tidak bersifat obyektif dan stabil, tetapi bersifat temporer dan tidak menentu, tergantung dari persepsi subyektif individu dan individu yang berpengetahuan menginterprestasikan serta mengkonstruksi suatu realisasi berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Penulisan ini bertujuan mengetahui dan memahami tentang pembelajaran konstruktifis sebagai salah satu pendekatan dalam menciptakan proses pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki.Selain itu juga untuk mengembangkan wawasan tentang ragam sistem pembelajaran beserta subtansi pola yang ditawarkan. Sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang efektif dan memberikan manfaat bagi peserta didik (si belajar).<br /><br />Makna dan Lingkungan Kontruktifis.<br />Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia ini terdapat pendidikan. Pendidikan dipandang merupakan kegiatan manusia untuk memanusiakan sendiri, yaitu manusia berbudaya. Konstruktifis sebagai suatu konsep yang banyak membicarakan masalah pembelajaran, diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun dan menganalisa problem pembelajaran dalam pergulatan dunia pendidikan. Konstruktifis berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktifisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Konstruktifis berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Menurut R. Wilis Dahar dalam bunga rampai “Membuka Masa depan Anak-Anak Kita”, dinyatakan bahwa sebagai filsafat belajar, konstruktifisme sudah terungkap dalam tulisan ahli Filsafat Giambattista Vico 1710, yang mengemukakan bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami apa yang dikonstruksinya sendiri. Banyak orang sepaham dengan gagasan ini tetapi yang pertama mengembangkan gagasan konstruktifisme yang ditetapkan dalam kelas dan perkembangan anak adalah Piaget.<br />Pandangan klasik yang selama ini berkembang adalah bahwa pengetahuan ini secara utuh dipindahkan dari fikiran guru kefikiran anak. Penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan terakhir inilah yang dianut oleh konstruktifisme.<br /><br />Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, konstruktifisme berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia atau orang, yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan ini perlu membangun kemandirian anak untuk mengelola pola pikir secara terarah. Dalam proses pembelajaran, konsep ini menghendaki agar anak didik dapat dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntunan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penyesuaian seperti ini, anak didik berada dalam suasana aman dan bebas (Imam Barnadib, 1997).<br />Tujuan pembelajaran konstruktifistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktifitas kreatif produktif dalam konsteks nyata yang mendorong si belajar untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemonstrasikan.<br />Dalam teori, peran guru adalah menyediakan suasana dimana para siswa mendesain dan mengarahkan kegiatan belajar itu lebih banyak dari pada menginginkan bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, maka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan ide-ide.<br />Menurut teori ini, satu prinsip penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar menggunakan stratigi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa, anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri harus memanjat anak tangga tersebut.<br />Sistem pendekatan konstruktifis dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran top down daripada bottom up berarti siswa memulai dengan masalah komplek untuk dipecahkan, kemudian menemukan (dengan bimbingan guru) ketrampilan dasar yang diperlukan.<br />Bangunan pemahaman sekaligus penataan perilaku anak didik menjadi titik perhatian dalam pembelajaran konstruktifis. Menurut Yatim Riyanto, konstruktifistik berada dalam situasi kontras, berakar pada pengajaran cara lama yang dilaksanakan di sekolah Amerika. Secara tradisional, pembelajaran telah dipersiapkan menjadi “mimetic” (kegiatan meniru). Suatu proses yang melibatkan siswa untuk mengulangi atau meniru. Sementara di lain pihak, praktek pembelajaran konstruktif dilakukan untuk membantu siswa membentuk, mengubah diri atau mentransformasikan informasi baru.<br />Dengan pandangan Paulo Freire, untuk melakukan transformasi yang paling awal harus mengetahui konteks sosial pengajaran dan kemudian membedakan antara pendidikan yang membebaskan dengan pendidikan tradisional. Pada dasarnya pendidikan yang membebaskan adalah situasi dimana guru dan siswa sama-sama memiliki perbedaan. Hal demikian merupakan ujian perbedaan yang pertama pendidikan yang membebaskan dari sistem pendidikan konvensional. Di sini guru dan siswa sama-sama menjadi subyek kognitif dari upaya menjadi tabu. (Ira Shor dan Paulo Freire, 2001).<br /><br />Dari tujuan tentang lingkup konstruktifisme dalam pembelajaran ini, pada dasarnya ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan antara lain:<br />1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.<br />2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.<br />3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.<br />4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri (Yatim Riyanto).<br /><br />Beberapa Prinsip tentang Konstruktifis Ada lima prinsip dasar tentang konstruktifis meliputi :<br />1. Prinsip l : Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.<br />2. Prinsip 2 : Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.<br />3. Prinsip 3 : Mencari dan menilai pendapat siswa<br />4. Prinsip 4 : Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.<br />5. Prinsip 5 : Menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran.<br /><br />Penciptaan Seting Konstruktifis<br />Teori konstruktifis selain sebagai kajian filosofis, dalam praktisnya juga mengupas persoalan pembelajaran. Ada beberapa implikasi teori konstruktifis dalam pembelajaran antara lain :<br /><br /> *<br /> Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa, guru juga harus memahami proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada jawaban tersebut.<br /> *<br /> Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas konstruktifis, penyajian pengetahuan jadi (ready made) tidak mendapat penekanan.<br /> *<br /> Pendekatan konstruktifis dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran TOP DOWN dari pada BOTTOM UP.<br /> *<br /> DISCOVERY LEARNING (Bruner) . Dalam discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri.<br /> *<br /> Pendekatan konstruktifis dalam pengajaran khas menerapkan SCAF FOLDING, dengan siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri.<br /><br />Karena itu, pembelajaran konstruktif juga melibatkan guru-guru yang konstruktif dan memiliki daya kreatif tinggi. Sebagai guru yang konstruktif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :<br /><br /> 1.<br /> Mendukung dan menerima otonomi dan inisiatif siswa.<br /> 2.<br /> Menggunakan data mentah dan nara sumber asli, bersama bahan yang manipulatif, interaktif dan nyata.<br /> 3.<br /> Ketika memberi tugas, menggunakan istilah kognitif, seperti klasifikasikan, analisa, meramalkan, ciptakan atau bentuk.<br /> 4.<br /> Memperbolehkan jawaban siswa menuntun pelajaran, mengubah strategi pembelajaran dan mengubah isi.<br /> 5.<br /> Mencari tahu tentang pengertian siswa akan konsep yang diberikan sebelum membagi pengertian-pengertian mereka tentang konsep tersebut.<br /> 6.<br /> Mendukung siswa untuk terlibat dalam dialog, baik dengan guru atau sesama siswa.<br /> 7.<br /> Mendorong siswa untuk bertanya dengan memberikan pertanyaan terbuka yang mendalam dan juga mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan satu dengan yang lain.<br /> 8.<br /> Mencari perluasan dari tanggapan awal siswa.<br /> 9.<br /> Mengajak siswa terlibat dalam pengalaman yang mungkin bertentangan dengan hipotesa awal mereka dan kemudian mendorong adanya diskusi.<br /> 10.<br /> Memberikan waktu bagi siswa untuk membentuk hubungan dan menciptakan metafor (perumpamaan).<br /> 11.<br /> Mengembangkan keinginan dan siswa dengan sering menggunakan model lingkaran belajar (learning cycle model).<br /><br />Karena itulah diperlukan keahlian seorang pendidik yang mampu menyelam kehidupan dan dunia peserta didik. Dalam Quantum Teaching dinyatakan bahwa setiap interaksi dengan siswa setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional dibangun di atas prinsip “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita”, dan “Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka”, (Bobbi de Porter, 2000). Melalui kedekatan antara guru dan siswa, maka pesan pembelajaran akan dengan mudah ditransformasikan ke benak siswa. Konstruktifistik bukan suatu teori yang bersih dan kekurangan. Teori ini juga terbatas pada ruang dan waktu dalam pengaplikasiannya. Ada beberapa kendala yang mungkin timbul dalam penerapan teori belajar dengan pendekatan konstruktifis:<br /><br /> 1.<br /> Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional.<br /> 2.<br /> Guru konstruktifis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media.<br /> 3.<br /> Pendekatan konstruktifis menuntut perubahan siswa evaluasi, yang mungkin belum bisa diterima oleh otoritas pendidik dalam waktu dekat.<br /> 4.<br /> Fleksibilitas kurikulum mungkin masih sulit diterima oleh guru yang terbiasa dengan kurikulum yang terkontrol.<br /> 5.<br /> Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradab tadi dengan proses belajar dan mengajar yang baru.<br /><br />Melihat beberapa kendala yang mungkin saja muncul, maka perlu dikembangkan kondisi obyektif di lapangan. Hal-hal yang perlu dikembangkan tersebut antara lain :<br /><br /> 1.<br /> Kurikulum disajikan dan kesatuan kebagian dengan penekanan konsep utama.<br /> 2.<br /> Sangat menghargai pertanyaan dari siswa.<br /> 3.<br /> Kegiatan kurikulum bertumpu pada sumber data primer dan materi yang digunakan single text book.<br /> 4.<br /> Siswa dianggap sebagai pemikiran.<br /> 5.<br /> Pada umumnya guru berperilaku secara interaktif menggunakan lingkungan sebagai media belajar.<br /> 6.<br /> Guru mencari sudut pandang siswa untuk memahamkan konsep yang disajikan pada siswa untuk keperluan pembelajaran lebih lanjut.<br /> 7.<br /> Penelitian terjalin menjadi satu dengan pembelajaran dan dilaksanakan dalam bentuk observasi terhadap kerja siswa/tampilan/tugas.<br /> 8.<br /> Siswa bekerja dalam kelompok.<br /><br />Dalam teori konstruktifisme yang sangat penting adalah bahwa dalam proses belajar siswalah yang harus mendapatkan tekanan. Mereka yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Siswa yang harus bertanggungjawab terhadap hasil belajarannya. Penekanan belajar siswa aktif ini dalam dunia pendidikan terlebih di Indonesia kiranya sangat penting dan perlu dikembangkan.<br />Kreatifitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif mereka. Mereka akan terbantu menjadi orang yang kritis menganalisis suatu hal, sebab mereka selalu berfikir, bukan menerima saja. Proses mandiri dalam berfikir perlu dibantu oleh pendidik. Anggapan lama yang menyatakan bahwa anak itu tidak tahu apa-apa, sehingga pendidik harus mencekoki mereka dengan bermacam hal, kiranya tidak cocok lagi dengan prinsip konstruktifis.<br />Meski demikian, tidak secara mutlak sebuah teori atau pendekatan cocok diterapkan dalam semua kondisi. Termasuk juga teori konstruktifis. Dalam hal ini tentunya ada beberapa kendala aplikatif. Sehingga perlu penelaahan lebih lanjut terhadap teori ini, untuk kemudian diupayakan penyesuaian dengan kondisi di lapangan.<br /><br />sumber : Internet<br />Bruner, J.S. (1967). On knowing: Essays for the left hand. Cambridge, Mass: Harvard University Press.<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8319572896974172736.post-58587654824430022752008-12-24T19:59:00.000-08:002008-12-25T18:31:52.580-08:00Syi'ahA. Pendahuluan
<br />Berbicara tentang Tuhan, sebagian kaum Syi’ah tetap menyakini akan adanya Sang Kholiq, serta meng-Esakan-Nya. Sebagian lagi memberikan pernyataan yang sangat menyimpang dari ajaran Islam itu sendiri, sehingga komunitas ini dapat dikatakan syirik kepada Tuhan. Dan dibawah ini akan dipaparkan beberapa pemahaman kaum Syi’ah tentang Tuhan:
<br /><span class="fullpost">
<br />B. Pembahasan
<br />Ketauhidan
<br />Tauhid adalah salah satu ajaran di dalam agama Islam yang menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa atau Maha Tunggal. Hal ini telah jelas diterangkan di dalam kitab suci Al-Qur’an surat al-Ikhlas yaitu:
<br />ö@è% uqèd ª!$# î‰ymr& ÇÊÈ ª!$# ߉yJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ô‰s9qムÇÌÈ öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! #·qàÿà2 7‰ymr& ÇÍÈ
<br />Artinya: Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa {1} Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu {2} Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan {3} Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia" {4}
<br />Dalam masalah ketauhidan ini, golongan Syi’ah terbagi menjadi dua: Pertama, sebagian orang Syi’ah tidak sama dengan Ahlul Sunnah. Hal ini dapat dilihat dari perkataan salah satu imam mereka yaitu Ni’matullah al-Jazairi yang menyatakan bahwa: “Kami tidak bersatu dengan Ahlul Sunnah dalam ketuhanan Allah, tidak pula dalam kenabian, atau masalah keimanan. Karena mereka (Ahlul Sunnah) mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah yang telah mengutus Muhammad dan Khalifah setelahnya Abu Bakar. Maka kami tidak mengakui Tuhan seperti itu, dan tidak pula mengakui Nabi itu. Sesungguhnya Tuhan yang menjadikan pengganti Nabi-Nya adalah Abu Bakar, bukan Tuhan kami, dan tidak pula nabi itu nabi kami.” (al-Anwar an-Nu’maniyah: 1/278). Dan juga mereka menyakini bahwa para imam-lah yang memiliki bumi beserta isinya. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Muhammad bin Ya'kub al-Kulaini dalam kitab ushul Kafi, (khususnya pada bab yang berjudul "Bumi seluruhnya adalah milik Imam"): Dari Abi Abdullah as berpesan; “sesungguhnya dunia dan akhirat adalah kepunyaan Imam, diberikannya kepada yang dikehendakinya dan ditolaknya bagi yang tak diingininya. Ini kekuasaan yang diberikan oleh Allah kepada Imam.”
<br /> Kedua, sebagian orang Syi’ah yang lain (sekte imamiyah) tetap berkeyakinan bahwa Allah adalah Esa, hal ini tidak bertentangan apa yang diyakini oleh Ahlul Sunnah juga. Mereka menyatakan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir. Tentang ketauhidan ini mereka berdalil dengan pernyataan dari Hammad bin Amar al-Nashibi,” … Sedangkan kewajiban hati adalah beriman, mengakui, mengetahui, membenarkan, berserah diri, berikrar dan rela bahwa tiada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Esa, tempat bergantung, tidak beristri, dan tidak pula beranak. Dan sesungguhnya Muhammad SAW., adalah hamba dan utusan-Nya.” (Al-Kafi: juz 2 hlm., 39 dan 124-125). Akan tetapi, golongan ini tetap memberikan istitsna’ (pengecualian) yang dengan hal itu menjadikan golongan ini sedikit berbeda dengan Ahlul Sunnah. Istitsna’ tersebut adalah:
<br />a. Menurut golongan ini, barang siapa beriman kepada Allah namun tidak beriman kepada kepemimpinan Ali r.a setelah Nabi SAW dan para Imam dari keturunan beliau, maka hukumnya sama dengan orang musyrik yaitu orang yang menyekutukan Allah (kafir).
<br />b. Mentakwilkan ayat-ayat suci al-Qur’an tentang uluhiyyah agar sesuai dengan doktrin mereka. Contohnya dalam surat az-Zumar ayat 65:
<br />ô‰s)s9ur zÓÇrré& y7ø‹s9Î) ’n<Î)ur tûïÏ%©!$# `ÏB šÎ=ö6s% ÷ûÈõs9 |Mø.uŽõ°r& £`sÜt6ósu‹s9 y7è=uHxå £`tRqä3tGs9ur z`ÏB z`ƒÎŽÅ£»sƒø:$# ÇÏÎÈ
<br />Artinya: “Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
<br />Dalam tafsir al-Qummi (tafsir orang-orang syi’ah) dijelaskan, bahwa yang dimaksud dengan “mempersekutukan” dalam ayat di atas adalah menyekutukan kepemimpinan Ali r.a dengan kepemimpinan orang lain.
<br />Sifat Allah
<br />Dalam menyikapi sifat Allah ini, ada beberapa sekte kaum Syi’ah terutama yang ekstrem sangat menentang akan adanya sifat Allah. Contoh: Sifat Iradah yaitu Allah menginginkan sesuatu, keinginan tersebut bukanlah sifat ataupun zat Allah. Kemudian Allah mengetahui segala sesuatu setelah ditakdirkan atau diinginkan.
<br />Selain itu, ada juga beberapa sekte yang lain dari kaum Syi’ah yang mempercayai serta mengagungkan akan sifat-sifat Allah, misalnya: Sifat Keadilan yang berarti meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Dan kelompok ini biasa disebut dengan ‘adilah Imamah, dimana para imam mereka sebagai penanggung jawab atas terlaksananya keadilan di muka bumi ini.
<br />Dari beberapa sekte kaum Syi’ah yang ekstrem tadi juga memberikan pernyataan yang sangat kontroversial tentang sifat Allah selain Sifat Iradah yaitu Sifat Bada’ Allah. Bada’ diartikan sebagai “Timbulnya pemikiran baru”. Misalnya: Kita telah mengambil satu keputusan, dengan berbagai pertimbangan yang matang. Buah pertimbangan ini selanjutnya dipublikasikan, agar menghasilkan karya yang nyata. Namun tidak lama berselang, terlintas di benak kita bahwa keputusan yang telah di ambil ternyata kurang tepat, sehingga mengharuskan untuk menghapus keputusan tadi dan menggantinya dengan hasil ide yang baru. Hal ini mereka yakini dengan dalil di dalam kitab mereka yaitu Ushulul Kafi fi Kitabit Tauhid: 1/331 dikatakan bahwa Abu Abdillah berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah kepada Allah sedikit pun, hingga ia mengakui adanya sifat Bada’ bagi Allah.” Bada’ merupakan salah satu aqidah sebagian orang Syi’ah karena hal ini diperkuat dengan hadits-hadits yang ada di dalam kitab mereka, sampai-sampai al-Kulaini membuat satu bab khusus untuk membahas tentang bada’, diantara hadits tersebut adalah:
<br />a. Dari Marazim bin Hakim, dia berkata: Aku mendengar Abu Abdillah mengatakan: “Seorang Nabi tidak resmi menjadi Nabi hingga mengakui lima perkara karena Allah, mengakui bada’, masyi’ah, sujud, ubudiyah dan taat.” (al-Kafi, Juz 1 hlm., 146)
<br />b. Dari ar-Rayyan bin ash-Shalt, dia berkata: “Aku mendengar ar-Ridho mengatakan: “Tidak ada satu Nabi-pun yang diangkat menjadi Nabi kecuali mengharamkan Khamr dan mengakui bada’ pada Allah.”
<br />Mereka juga memiliki dalil dari Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat bada’ ini, sehingga dengan dalil ini semakin menyakinkan bahwa sifat bada’ tersebut memang layak disandingkan kepada Allah. Dalil tersebut adalah:
<br />(#qßsôJtƒ ª!$# $tB âä!$t±o„ àMÎ6÷Vãƒur ( ÿ¼çny‰YÏãur ‘Pé& É=»tGÅ6ø9$# ÇÌÒÈ
<br />Artinya: “Allah menghapuskan apa yang dia kehendaki dan menetapkan (apa yang dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).” (QS. Ar-Ra’du: 39)
<br />Dari penjelasan ini, mereka sudah ingkar terhadap Firman Allah sendiri dimana Allah adalah Maha mengetahui baik dzahir maupun bathin (Ghaib), dan pengetahuan yang Allah miliki tidak sama dengan pengetahuan makhluk-makhluk-Nya. Dan di dalam Al-Qur’an telah dipaparkan secara detail dan wadhih diantaranya yaitu:
<br />@è% žw ÞOn=÷ètƒ `tB ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur |=ø‹tóø9$# žwÎ) ª!$# 4 $tBur tbrâßêô±o„ tb$ƒr& šcqèWyèö7ムÇÏÎÈ
<br />Artinya: Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65).
<br />Selain itu, mereka juga menyakini bahwa para imam merekalah yang memiliki ilmu pengetahuan yang sempurna. Hal ini telah dijelaskan oleh para pemimpin mereka seperti:
<br />1. Al-Kulaini, berkata dalam kitabnya Al-Kafi (1/261): “Bahwa para imam mengetahui ilmu yang telah dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagi mereka.”
<br />2. Al-Khomeini, berkata: “Sesungguhnya para imam itu memiliki kedudukan yang terpuji dan derajat yang tinggi serta kepemimpinan pembentukan, yang tunduk dan taat di bawah kepemimpinan dan kekuasaannya itu seluruh jagad raya.” (al-Hukumah al-Islamiyah: 52)
<br />Setelah Sifat Iradah, Sifat Bada’, mereka juga menolak akan adanya sifat dan tidak mengakui zat yaitu Allah yang mempunyai sifat. Oleh karena itu, Sifat Qidam bukan Sifat Tuhan dan bukan pula sifat dari yang Baharu, karena yang Qadim adalah amar-Nya dan kalimah-Nya, sedangkan bentuk dan sifatnya Baharu.
<br />Teori Tasybih
<br />Sebagian kaum Syi’ah ada yang mempercayai akan adanya teori tasybih ini, dimana tasybih itu sendiri adalah menyerupakan, mempersamakan imam mereka dengan Tuhan atau menyerupakan Tuhan dengan makhluk. Dan dengan teori yang mereka yakini ini maka akan timbullah beberapa ajaran atau paham yang dikenal dengan sebutan hulul dan tanasukh.
<br />Hulul adalah roh ketuhanan masuk ke dalam tubuh manusia. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa mereka menganggap para imam sebagai Tuhan sehingga apa yang dikatakan, dilakukan para imam adalah perkataan atau perbuatan Tuhan. Dan juga dapat dimaknai bahwa Tuhan berada dimana-mana, Tuhan berbicara melalui mulut siapa saja dan lahir pada setiap orang terutama para imam.
<br />Selain hulul mereka juga mempercayai akan tanasukh, dimana roh ketuhanan dapat berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain. Menurut Abdullah: “roh dapat berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain, dosa dan pahala berada pada tubuh yang berbuat, apakah tubuh dalam bentuk tubuh manusia atau binatang.”
<br />Syi’ah Ismailiyyah telah menulis buku-buku ajarannya, dan mereka berpendapat tentang Allah: “Kami tidak mengatakan Allah maujud, dan tidak juga dikatakan tahu. Allah tidak dikatakan Maha Tahu dan tidak juga dikatakan tidak tahu. Allah tidak dikatakan kuasa dan tidak juga dikatakan lemah.” Dan inilah teori tasybih yang diterapkan pada aqidah mereka, sehingga antara Sang Pencipta dengan makhluk-Nya tidak ada bedanya.
<br />Mereka mencontohkan akan teori tasbih ini dengan imam Ali, dimana dikatakan “Ali tidak meningggal, karena pada dirinya terdapat unsur ketuhanan yang tidak mungkin musnah. Oleh karena itu, Ali berada di atas awan: petir sebagai suaranya, kilat sebagai senyumnya dan dia akan turun kembali ke dunia ini pada saat dunia dilanda oleh kejahatan dan ketidakadilan.” Pengikut Syi’ah ektrem menganalogikan teori tasybih ini dengan penjelmaan malaikat Jibril sebagai manusia, atau penjelmaan syaiton sebagai manusia atau binatang yang melakukan tindak kejahatan. Dari penjelmaan tersebut, maka penjelmaan rohani ke dalam tubuh jasmani suatu hal yang tidak mungkin dielakkan.
<br />Oleh karena itu, setelah tanasukh dan hulul ini diyakini maka para imam mereka telah memiliki sifat ketuhanan, dan akhirnya kedudukan para imam sama dengan kedudukan Tuhan seperti halnya dalam pengetahuan. Para imam mereka memiliki ilmu ghaib, dimana dengan ilmu tersebut mereka dapat mengetahui segala sesuatu baik dzahir maupun bathin.
<br />Tuhan dan Makhluk-Nya
<br />Menurut pengikut Syi’ah al-Hisyamiyyah (ekstrem), diriwayatkan Ibn Ruwandi dari al-Hisyam ibn Hakam selaku imam mereka pernah mengatakan: “Antara yang disembah (Tuhan) dan benda ada banyak kemiripannya, karena adanya kemiripanan inilah menunjukkan adanya Allah.” Dan juga menurut beliau “Tuhan berbentuk manusia bagian atasnya mempunyai rongga dan bagian bawahnya padat. Dia adalah nur yang bersinar-sinar dan Dia mempunyai lima anggota: tangan, kaki, hidung, telinga dan mulut serta mempunyai kuku yang berwarna hitam, namun tidak mempunyai darah dan daging.” Dengan pernyataan seperti ini dapat diartikan bahwa Tuhan dan makhluk-Nya (para imam) adalah sama, oleh karena itu para imam yang merupakan penjelmaan Tuhan selalu terjaga dari kemaksiatan sedangkan para Nabi sebagai utusan tidak mendapatkan hal itu (perlindungan) dan sebagai gantinya yaitu dengan pemberian wahyu kepada mereka (para nabi).
<br />Menurut kelompok penganut ajaran al-Mughiriyyah (ekstrem), imam mereka yang bernama al-Mughiriyyah ibn Sa’id al-Ajali berkata: ”Allah sejajar dengan makhluk-Nya, dimana Allah mempunyai bentuk, terdiri dari tubuh dan mempunyai anggota tubuh seperti huruf alphabet.” Allah dianalogikan oleh kelompok ini dengan seorang laki-laki yang terdiri dari cahaya, di atas kepalanya mahkota yang terdiri dari cahaya, mempunyai hati yang keluar dari hikmah. Selain itu, mereka mengatakan bahwa semua makhluk diciptakan dari dua lautan yang airnya jernih dan keruh, dimana lautan ini merupakan hasil dari kecuruan keringat Allah. Akan tetapi dari semua makhluk Allah yang pertama kali diciptakan adalah bayang-bayang Muhammad kemudian bayang-bayang Ali dan terakhir bayang-bayang seluruh makhluk.
<br /> Menurut kelompok an-Nu’maniyyah yang dipimpin oleh Muhammad ibn Numan Abi Ja’far al-Ahwal yang mendapat laqob Syaitan Ath-thaq. “Allah adalah nur yang berbentuk manusia Tuhan.” dan mereka menolak pendapat yang mengatakan Tuhan berbentuk tubuh kasar, dikarenakan hal ini tidak sesuai dengan hadits yang artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam bentuk-Nya…dalam bentuk ar-Rahman (Tuhan).”
<br /> DAFTAR PUSTAKA
<br />
<br />Abduh, Umar. 2001“Beberapa Kekeliruan Aqidah Syi'ah”. http://groups.google.com (online) diakses 21-06-08
<br />Ismail, Ahmad Qusyairi. Dkk. 2007. “MUNGKINKAH SUNNAH DAN SYI’AH DALAM UKHUWAH?, Jawaban atas buku Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syi’ah bergandenga Tangan! Mungkinkah?)” Pasuruan: Pustaka Sidogiri
<br />Syukur, Asywadie.“Al-Milal Wa Al-Nihal (Asy-Syahrastani).” Surabaya: PT Bina Ilmu.,
<br />Syiraz, Nashir Makarim. 2000. “Belajar Mudah Tentang Allah SWT, Kenabian, Keadilah Ilahi, Kepemimpinan, Kebangkitan di Akhirat.”. Jakarta: PT. Lentera Basritama
<br /> “Keajaiban Syiah” http://www.Wahdah.or.id (online) diakses 15/06/2008
<br /></span>Nurulhttp://www.blogger.com/profile/14721160434616275420noreply@blogger.com0