Jumat, 02 Januari 2009

HAKIKAT PERKEMBANGAN



Definisi Perkembangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan dan sebagainya.
Dalam Dictionary of Psychology (1972), dijelaskan bahwa pada prinsipnya arti perkembangan adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut. Selanjutnya definisi tersebut dirinci sebagai berikut:
1. Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.

2. Perkembangan itu berarti pertumbuhan.
3. Perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.
4. Perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Sementara itu, Chalpin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir hingga mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
Menurut F. J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulangi kembali. Perkembangan juga diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Selanjutnya, untuk memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan dan perubahan.
Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar dan luas yang bersifat konkret. Sedangkan perkembangan lebih bersifat kualitatif. Menurut Ahmad Thonthowi (1993) pertumbuhan adalah perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat dari perbanyakan sel-sel. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.
Terkait dengan istilah kematangan, Chaplin (2002) mengartikan kematangan sebagai proses mencapai kemasakan/ usia masak, proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan atau tingkah laku khusus spesies. Sementara itu, Davidoff (1988) mengartikan kematangan sebagai munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan syaraf. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan dan lain-lain.
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pola Perkembangan
Seorang anak bisa memulai pendidikan formalnya pada tingkat Taman Kanak-kanak pada umur dua atau tiga tahun. Permulaan pendidikan yang diterimanya di sekolah boleh jadi mundur sampai dia berusia enam atau tujuh tahun. Bagaimana umurnya, namun sifat-sifat khas dan kebiasaan pribadi yang akan dibawanya ke kelas itu mungkin akan mempunyai pengaruh yan signifikan terhadp taraf keberhasilannya yang hendak dicapai selama masa sekolahnya.
Nature dan nurture (dasar dan ajar) merupakan istilah-istilah yang sudah lazim digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat khas fisik, mental dan emosi individu pada setiap tingkat perkembangannya. Sejauh mana seseorang dilahirkan sebagai makhluk individu sehinggga dia atau taraf yang dia sendiri dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh lingkungan yang ada dan yang masih tetap ada itu merupakan subyek dari banyak study dan diskusi. Seseorang baik “dilahirkan” maupun “diciptakan” bukan sebagai bagiamana dia.
Cukuplah dia merupakan produk dari integritas warisan biologi dan warisan sosial.
Sudah lama kita akui bahwa warisan dan lingkungan itu merupakan dua faktor yang terpisah, masing-masing mempengaruhi dengan caranya sendiri kepribadian individu dan kekuatan untuk mencapainya.kian lama kitapun semakin sadar bahwa apa yang orang pikirkan, lakukan atau rasakan sebagai anak, remaja ataupun orang dewasa diakibatkan oleh antar hubungan yang ada antara faktor-faktor yang diwariskan secara biologis dan pengaruh-pengaruh lingkungannya.
Bayi yang baru lahir adalah hasil atau produk dari dua keluarga. Dari sejak saat pembuahan dan seterusnya, kehidupan baru itu akan terus berlangsung karena pengaruh dari banyak stimulus dan lingkungan yang berbeda-beda. Setiap stimulus atau rangsangan-rangsangan ini secara terpisah dan bebarengan dengan stimulus yang lain, akan membantu dalam membentuk potensi-potensi perkembangan dan tingkah laku manusia yang diwariskan dari nenek moyangnya. Dengan demikian terbentuklah pola sifat-sifat tingkah laku yang khas yang akhirnya yang bersangkutan dikenal sebagai seorang individu yang mirip dan juga tidak mirip dengan semua individu yang lain. Adanya saling ketergantungan hereditas dan pengaruh lingkungan itu digambarkan oleh Jonnings dengan keterangannya sebagai berikut:
Bahwa yang langsung diwariskan, yaitu sifatnya, bahwa yang diwariskan pada jasmaniahnya dari kedua orang tuanya kepada turunannya-adalah sepasang gen-gen, dengan cytoplasm yang menyertainya:-zat-zat tertentu dengan kombinasi tertentu yang dalam kondisi-kondisi tertentu, akan melahirkan individu itu, yang kemudian memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Dengan sepasang gen-gen yang sama maka kondisi-kondisi lingkungan yang berbeda bisa menimbulkan hasil karakteristik-karakteristik bermacam-macam. Kemudian tidak ada perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam jenis antara perbedaan-perbedaan yang dapat dihasilkan oleh perbedaan-perbedaan gen dan yang dapat dihasilkan oleh perbedaan-perbedaan lingkungan. Sehingga karakteristik-karakteristiknya tidaklah menjadi dua golongan yang saling terpisah,dalam arti, yang satu warisan, dan yang lainnya lingkungan.
Munculnya individu. Seorang bayi mewarisi struktur biologis. Sejak permulaan adanya maka organisme yang kompleks itu mengandung mengandungbanyak gene atau hal-hal ynag menentukan karakteristik pribadinya terpisah. Kalau ini berinteraksi dengan yang lain, dengan cytoplasm dan dengan kekuatan lingkungannya aka timbullah pertumbuhan dan perkembangan. Dan secara berangsur-angsur muncullah seseorang yang mempunyai karakteristik-karakteristik yang berbeda. Jadi orang inilah yang pada tingkat yang relatif cepat dalam perkembangannya, menjadi murid di kelas. Gurunya tidak dapat merubah dasar keturunan (hereditas) dari anak tersebut. Cara yang terbaiksehingga dia dapat membantu anak-anak tersebut ialah memahami sesuatu yang menjadi dasar anak tersebut.
Atas dasar pengertian ini nantinya dapat dibangun atau diciptakan suatu lingkungan bagi anak tersebut yang akan mendorong perkembangan tiap potensi yang dimilikinya, dan akan menimbulkan tiap perubahan yang diinginkan menurut kebiasaan dan sikapnya. Jadi anak itu dibantu oleh guru dalam menggunakan kapasitas alamiahnya dalam prestasi pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Beberapa potensi perkembangan. Memang anak tidak dilahirkan sepenuhnya diperlengkapi oleh alam dengan pola-pola berjalan, berbicara, merasa, berfikir atau mengalami. Bentuk-bentuk kegiatan manusia ini harus dipelajari. Barang kali tidaklah ada minat yang bersifat “alami”, akan tetapi dorongan-dorongan potensial tertentu akan membentuk dasar minat apapun yang dikembangkan oleh anak itu dalam lingkungan dia tumbuh. Orang-orang Amerika bukanlah sebagai penggemar-penggemar baseball yang “alami”. Masa yang panjang terbukalah bagi suatu sport sehingga banyak generasi mendatang – karena adanya suatu bentuk permainan yang diorganisir itu yang umumnya telah diterima di kalangan pemuda dan orang tua, di kalangan pria dan wanita, maka akhirnya baseball dianggap sebagai sport orang Amerika yang terkenal. Akan tetapi, dorongan dasar terhadap sport yang menyenangkan ini mungkin bisa menyebabkan sepak bola misalnya, menjadi sport nasional bagi negara lain.
Jadi anak itu tidak memasuki alam dunia ini seraya mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah-istilah seperti tingkah laku yang bisa diterima oleh masyarakat dan kerja sama dengan kawan-kawan sendiri. Sayangnya, terlampau banyak individu yang agaknya tidak ingin ataupun tak sanggup mengembangkan sikap-sikap tersebut kepada masyarakat sehingga nampaknya menjadi keuntungan yang terbesar bagi dirinya dan bagi masyarakat, yang dia sendiri menjadi anggotanya. Padahal pendidikan hanya akan efektif jika dan bilamana si terdidik (educant), pada tiap tingkat belajarnya, dibimbing ke arah tercapainya perkembangan kapasitas alamiahnya yang mungkin sangat diinginkan.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif.Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dan fungsi-fungsi.
Perubahan suatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, proses belajar dan pembawaan atau bakat. Ketiga hal tersebut berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia.
Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
a. Pembawaan
b. Lingkungan
c. Kemauan bebas (ego)
d. Takdir (nasib)
Kerja sama empat faktor ini menentukan kedudukan kepribadian seseorang. Riwayat hidup seseorang menunjukkan peranan dari masing-masing faktor itu dalam hidupnya.
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli bebeda pendapat karena perbedaan sudut pandang dan pendekatan mereka. Adapun aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perrkembangan siswa adalah :
a. Aliran Nativisme. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut aliran ini, perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
b. Aliran Empirisme. Tokoh utama aliran ini adalah John Locke (1632-1704). Dengan konsep “tabula rasa”, menurut aliran ini perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak mempunyai pengaruh apapun.
c. Aliran Konvergensi. Tokoh utamanya adalah Louis William Stern (1871-1938). Menurut aliran ini, faktor pembawaan maupun faktor lingkungan memiliki andil yang sama besar dalam perkembangan manusia.
Dari uraian di atas diketahui bahwa faktor pembawaan dan lingkungan memiliki andil yang sama dalam perkembangan. Akan tetapi, hasil proses perkembangan seseorang tak dapat dijelaskan hanya dengan menyebut pembawaan dan lingkungan. Artinya, keberhasilan seseorang bukan karena pembawaan dan lingkungan saja, karena seseorang tidak hanya dikembangkan oleh pembawaan dan lingkungannya saja tetapi juga oleh dirinya sendiri. Setiap orang memiliki potensi self direction dan self dicpline yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu (aturan atau stimulus) lingkungan yang hendak mengembangkan dirinya.
Mengacu pada penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan seseorang pada dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang yang meliputi pembawaan, potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya.
2. Faktor ekstern, yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri seseorang yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi orang tersebut dengan lingkungannya.

Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan manusia tidak terjadi begitu saja, akan tetapi terjadi dengan hukum-hukum tertentu. Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain :
1. Perkembangan adalah kualitatif. Perkembangan tidak mengenai materi melainkan fungsi dan perubahan fungsi bersifat kualitatif.
2. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Dengan belajar, seseorang akan memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan indicator perkembangan orang itu.
3. Usia ikut mempengaruhi perkembangan. Bertambahnya usia, membuat seseorang tumbuh menuju kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniahnya. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses perkembangan.
4. Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda. Tempo perkembangan pada setiap individu cenderung menunjukkan kelangsungan perkembangan secara tetap dari bayi sampai dewasa, demikian pula pada orang lain.
5. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama. Setiap individu berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memiliki materiil serta fungsi-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Secara umum, masing-masing anak yang sebaya mempunyai minat dan kebutuhan yang bersamaan.
6. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Hereditas menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi dan kapasitas itu.
7. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat. Perkembangan seseorang dikatan terlambat apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan pola perkembangannya sendiri yang normal.
8. Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi. Perkembangan pribadi seseorang terjadi dari sederhana menuju kompleks. Kecakapan-kecakapan yang bersifat kompleks berkembang melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi yang sederhana dan kecil-kecil.

Sifat pertumbuhan Manusia
Adapun aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa
• Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersususnnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengakap,pertumbuhan dan perkembangan janin diakhir saat kelahiran.
• Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan dan perkembangan itu akan berlangsung terus-menerus dan kurang lebih berjalan secara teratur sejak masa bayi sampai dengan masa dewasa.
2. Pertumbuhan non fisik (Intelek)
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkna fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menujukkan fungsi yang baik.
Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsi secara baik. Dan oleh karenna itu seorang individu juga akan mengalami perkembangan kemampuan berfikirnya, mana kala pertumbuhan saraf pusat atau otaknya telah menapai kematangann.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek berkembang mengikuti kekayaan pengetahuannya tentang dunia luar dan proses belajar yang dialaminya, sehingga pada saatnya seseorang akan berkemampuan melakukan peramal atau predikasi, perencanaan dan berbagai kemampuan analisis dan sintesis. Berkembangan semacam ini di kenal sebagai perkembangan kognitif. Menurut piaget (Sarlito, 1991:81 ) mengngikuti tahap sebagai berikut:
a. Tahap pertama : Masa sensori motor (00-2.5 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya reflek mencari puting susu ibu, refleks menangis ketika lapar dan lain-lain.
b. Tahap kedua : Masa Pra-operasional (2,0-7,0 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili sesuatu konsep.
c. Tahap ketiga : Masa konkreto presional (7,0-11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah melakukan berbagai macam tugas yang konkret, anak mengembangkan tiga macam operasi berfikir yaitu:
• Identifikasi : mengenal sesuatu
• Negasi : mengingkari sesuatu
• Reprokasi : mencari hubungan timbal-balik beberapa hal

d. Tahap kekempat : Masa operasional (11- dewasa)
Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak. Pada tahap ini seseorang bisa memperkirakan apa yang terjadi dan dapat memberikan kesimpulann.
3. Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. jika kebutuhan itu tidak segera terpenuhi maka seseorang akan merasa kecewa sebaliknya jika kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan baik maka ia akan senang dan puas.
4. Sosial
Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Sejalan dengan pertumbuhan bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi orang dewasa ia akan mengenal lingkungan lebih luas, mengenal banyak manusia.
5. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi kepada orang lain. Dengan demikian dalam berbahasa ada 2 pihak yang terlibat, yaitu pihak menyampaikan isi fikiran dan pihak penerima isi pikiran.
6. Bakat khusus
Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan atau tugas. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara mendidikan. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
7. Sikap, nilai, dan moral
Bloom (woolfolk dan Nicolih, 1984:390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik. Semakin tumbuh dan perkembangan fisik dan psikisnya, anak mulai dikenal terhadap nilai-nilai, ditujukaan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang harus dilarang.


KESIMPULAN
Perkembangan adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.
Bayi yang baru lahir adalah hasil atau produk dari dua keluarga. Dari sejak saat pembuahan dan seterusnya, kehidupan baru itu akan terus berlangsung karena pengaruh dari banyak stimulus dan lingkungan yang berbeda-beda. Dengan demikian terbentuklah pola sifat-sifat tingkah laku yang khas.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif, proses belajar dan pembawaan atau bakat. Ketiga hal tersebut berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia
Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
a. Pembawaan
b. Lingkungan
c. Kemauan bebas (ego)
d. Takdir (nasib)
Adapun sifat pertumbuhan manusia meliputi beberapa aspek diantaranya:
a. Pertumbuhan fisik
b. Pertumbuhan non fisik (Intlek)
c. Emosi
d. Sosial
e. Bahasa
f. Bakat khusus
g. Sikap, nilai, dan moral

DAFTAR PUSTAKA

Crow, L dan Crow, A, Psychologi Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000
Sunarto dan Hartono Agung, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar