Kamis, 11 Maret 2010

PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA ALAM

A. Ayat Tentang Pendayagunaan Sumber Daya Alam
Surat An-Nahl ayat 10-11
                  • • •    •  •      
10. Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
  
Langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman. Maksudnya Allah menjadikannya tawar lagi cair, yang mudah bagimu meminumnya, dan Allah tidak menjadikannya asin lagi pahit.
   
Dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Maksudnya Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dari hujan itu untukmu, yang kamu semua mengembalakan ternak-ternakmu di tempat itu.
  • • •    •


Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Maksudnya Allah mengeluarkannya dari bumi dengan air yang hanya satu macam ini, keluarlh buah-buahan itu dengan segala perbedaan, macamnya, rasanya, warnanya, baunya dan bentuknya.
•     
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. Maksudnya sebagai dalil dan bukti bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) kecuali Allah.

Surat Ar-Ruum Ayat 41
        ••       
41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

(البرّ) maksudnya hamparan padang yang luas, sedangkan (البحر) adalah kota-kota dan kampong-kampung. Sedangkan menurut ulama’ lain (البرّ) adalah daratan yang kita kenal dan (البحر) adalah lautan yang kita kenal. Zaid bin Rofik berkata (ظهر الفساد) telah Nampak kerusakan, yaitu terhentinya hujan di daratan yang di iringi oleh paceklik serta dari lautan, yaitu yang mengenai binatang-binatangnya.
   
Supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, yakni menguji mereka dengan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan sebagai suatu ujian dari-Nya dan balasan atas perilaku mereka.

agar mereka kembali dari kemaksiatan (ke jalan yang benar).

Surat Al-Waqi’ah Ayat 72
      
72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?
Maksudnya: Tetapi Kamilah yang telah menjadikannya tersedia di tempatnya. Bangsa Arab mempunyai dua jenis pohon, salah satunya adalah Al-Marakh, dan yang satunya adalah Al-‘Afar. Jika diambil dua dahan yang masih hijau dari kedua pohon tersebut, kemudian masing-masing digosokkan, maka akan memunculkan api pada keduanya.
Selanjutnya, di dalam kelembutan Allah, Dia meletakkannya dalam batu-batu dan besi murni, sehingga memungkinkan bagi musafir membawanya dalam perbekalan mereka dan di sela-sela baju mereka, sehingga jika ia membutuhkannya di rumah, ia akan mengeluarkan percikan api dan kemudian menyalakan apinya, dengannya ia memasak, menerangi, membakar dan dengannya pula ia mengambil berbagai macam manfaat.

Surat Asy-Syu’ara Ayat 7-8
           
7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
Allah mengingatkan kebesaran kekuasaan-Nya dan keagungan kemampuannya serta keadaan para pembangkang yang menyelisihi Rasul-Nya dan mendustakan kitab-Nya. Dialah yang Maha perkasa, Maha Agung lagi Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi dan menumbuhkan di dalamnya tumbuh-tumbuhan yang baik berupa tanam-tanaman, buah-buahan.
Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Hubungan antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanahpun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi. Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam, dan melakukan aktivitas lainnya.

Surat At-Thoriq
   
11. Demi langit yang mengandung hujan
Raj'i berarti kembali. hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, Karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara,.ke udara, Kemudian turun ke bumi, Kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik. Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam.

Surat Al-An’am ayat 141
    • •   • •   • •                      
141. Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Allah mengkorelasikan antara buah dengan pohon, tanaman yang kesemuanya menunjukkan pada urgensi memelihara sesuatu dan berbagai sebab-sebab yang nampak yang bisa memberikan dampak bagi perkembangan, pembuahan, pendewasaan, padahal sesungguhnya pelaku yang hakiki atas semua ini adalah Allah ta’alaa. Oleh karena itu, hakikat pertumbuhan, perkembangan, dan perbuahan ini Allah tekankan dalam ayat-ayat-Nya yang lain.
              •          
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.

Surat Al-An’am ayat 38
             •           
38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Sebagian Mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu Telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
           
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Mujahid mengatakan yaitu berbagai jenis binatang yang dikenal dengan namanya masing-masing
 •     
Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab. Maksudnya semuanya itu ilmunya ada pada Allah dan Allah tidak akan pernah melupakan satupun darinya, baik dalam hal rizki dan pemeliharaan baik binatang darat maupun lautan, sebagaimana firman-Nya :
                 
6. Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

[709] yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[710] menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
   
Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. Ibnu Abi Hatin berkata dari ibnu Abbas, ia mengatakan penghimpunan binatang-binatang itu berarti kematiannya. Demikian juga yang dikemukakan oleh Mujahid dan Dhahhak, penghimpunan binatang-binatang itu ialah kebangkitannya pada hari kiamat.

Surat Ash-Shaaffat 145-146
          
145. Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.
146. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.

Kemudian kami lemparkan dia, yaitu kami buang.

Ke daerah yang tandus. Ibnu Abbas dan juga yang lainnya mengatakan: yaitu tanah yang padanya tidak terdapat rerumputan dan juga bangunan, ada juga yang berpendapat bahwa tempat itu terletak di tepi sungai tikgris. Tetapi ada juga yang berpendapat di negeri Yaman.
 
Sedang ia dalam keadaan sakit yakni badannya lemah. Ibnu Makud mengatakan yakni seperti anak ayam yang tidak berbulu.
    
Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Sebagian ulama’ menyebutkan bahwa labu ini mempunyai banyak manfaat, diantarany tingkat pertumbuhannya begitu cepat, daunnya yang dapat dijadikan tempat berteduh, karena bentuknya yang besar dan halus, dan pohon ini tidak pernah didekati oleh lalat, rasanyapun sangat lezat, buahnya dapat dimakan dalam keadaan mentah maupun matang, baik isinya maupun kulitnya sekaligus.

Surat At-Tin ayat 1
 • 
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
Yang dimaksud dengan Tin oleh sebagian ahli tafsir ialah tempat tinggal nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan Zaitun ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
Menurut At-Thabari, At-Tin dan Az-Zaitun dipahami sebagai buah-buahan, buah Tin adalah sejenis buah yang banyak terdapat di Timur Tengah. Bila telah matang ia berwarna coklat, berbiji seperti tomat, rasanya manis dan di nilai mempunyai kadar gizi yang tinggi serta mudah dicerna. Bahkan secara tradisional ia digunakan sebagai obat penghancur batu-batuan pada saluran kencing dan penyembuh ambeyen atau wasir. Dalam sebuah riwayat yang dimisbahkan kepada Nabi. Beliau bersabda : Makanlah buah Tin karena ia menyembuhkan wasir.
Zaitun adalah tumbuhan perdu, pohonnya berwarna hijau, banyak tumbuh di daerah Laut Tengah, tumbuhan ini di namia oleh Al-Qur’an Syajarah Mubarokah (pohon yang banyak mengandung manfaat) QS. An-Nur : 35. Buahnya ada yang hijau, adapula yang hitam pekat, berbentuk seperti anggur, dimakan sebagai asinan dan dibuat minyak yang sangat jernih untuk berbagai manfaat.

Surat An-Nahl ayat 68-69
                  •              ••  •      
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Kata (النحل) an-nahl adalah bentuk jama’ dari kata (النحلة) an-nahlah yakni lebah. Dalam tafsir al-Mishbah, kata ini terambil dari akar kata yang bermakna menganugerahkan. Agaknya ini mengisyaratkan bahwa binatang tersebut memperoleh anugerah khusus dari Allah.
Sari kembang-kembang yang dihisap oleh lebah mengandung unsur cairan zat semacam zat gula yang telah masuk ke perut menjadi bertambah manis akibat percampurannya dengan zat-zat kimiawi yang melekat pada lebah. Madu yang dihasilkan lebah dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

B. Hadits Tentang Pendayagunaan Sumber Daya Alam
Sunan Abu Daud 4561
- حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ أَخْبَرَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُبْشِيٍّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِي النَّارِ
سُئِلَ أَبُو دَاوُد عَنْ مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ هَذَا الْحَدِيثُ مُخْتَصَرٌ يَعْنِي مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً فِي فَلَاةٍ يَسْتَظِلُّ بِهَا ابْنُ السَّبِيلِ وَالْبَهَائِمُ عَبَثًا وَظُلْمًا بِغَيْرِ حَقٍّ يَكُونُ لَهُ فِيهَا صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِي النَّارِ حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ خَالِدٍ وَسَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ شَبِيبٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ عَنْ رَجُلٍ مِنْ ثَقِيفٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ يَرْفَعُ الْحَدِيثَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ

"Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka." (HR. Abu Daud dalam Sunannya)
Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, dalam hadits tersebut Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya.
عن أبي هريرة قال: تنظفوا بكلّ ماستطعتم فإن الله تعلى بنى الإسلام على النظافة ولن يدخل الجنّة إلا كلّ نظيف (رواه الطبران)
“Dari Abu Hurairah: Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk surge, kecuali orang-orang bersih” (HR. Thabrani)
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلّم أن يتخلّى الرجل تحت شجرةمثمرة و نهى أن يتخلّى على ضفّة نهر جار (رواهابن عدى)
“Rasulullah SAW melarang membuang hajat di bawah pohon yang sedang berbuah dan melarang pula membuang hajat di aliran sungai.


Sunan At-Tirmidzi 1301
قَالَ قُلْتُ لِقُتَيْبَةَ بْنِ سَعِيدٍ حَدَّثَكُمْ مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ قَيْسٍ الْمَأْرِبِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ شَرَاحِيلَ عَنْ سُمَيِّ بْنِ قَيْسٍ عَنْ سُمَيْرٍ عَنْ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ
أَنَّهُ وَفَدَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْطَعَهُ الْمِلْحَ فَقَطَعَ لَهُ فَلَمَّا أَنْ وَلَّى قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْمَجْلِسِ أَتَدْرِي مَا قَطَعْتَ لَهُ إِنَّمَا قَطَعْتَ لَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ قَالَ فَانْتَزَعَهُ مِنْهُ قَالَ وَسَأَلَهُ عَمَّا يُحْمَى مِنْ الْأَرَاكِ قَالَ مَا لَمْ تَنَلْهُ خِفَافُ الْإِبِلِ فَأَقَرَّ بِهِ قُتَيْبَةُ وَقَالَ نَعَمْ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ قَيْسٍ الْمَأْرِبِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ الْمَأْرِبُ نَاحِيَةٌ مِنْ الْيَمَنِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ وَائِلٍ وَأَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبْيَضَ حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ فِي الْقَطَائِعِ يَرَوْنَ جَائِزًا أَنْ يُقْطِعَ الْإِمَامُ لِمَنْ رَأَى ذَلِكَ
“Dalam hadits tersebut, Abyad diceritakan telah meminta kepada Rasul untuk dapat mengelola sebuah tambang garam. Rasul meluluskan permintaan itu, tapi segera diingatkan oleh seorang shahabat,“Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir (ma’u al-‘iddu)” Rasulullah kemudian bersabda: “Tariklah tambang tersebut darinya”.

Ma’u al-‘iddu adalah air yang karena jumlahnya sangat banyak digambarkan mengalir terus menerus. Hadist tersebut menyerupakan tambang garam yang kandungannya sangat banyak dengan air yang mengalir.

Shahih Bukhari 5248
٥٢٤٨ - حَدَّثَنِي الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ شُجَاعٍ حَدَّثَنَا سَالِمٌ الْأَفْطَسُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَأَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ
رَفَعَ الْحَدِيثَ وَرَوَاهُ الْقُمِّيُّ عَنْ لَيْثٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْعَسَلِ وَالْحَجْمِ
Artinya Rasulullah bersabda “ ada tiga pengobatan : pengobatan dengan madu skarifikasi dan kauterisasi (pembakaran / penempelan besi panas pada luka). Aku menyarankan kepada umatku untuk tidak menggunakan kauterisasi “

Madu adalah sumber terbaik untuk pengganti gula yaitu kombinasi glukosa dan fluktosa yang menghasilkan energi yang besar bagi tubuh manusia, ia adalah makanan energi pertahanan tubuh yang ideal karena ia tersimpan dalam lifer. Madu mempunyai efek pelancar bagi system pencernaan, beberapa ahli diet merekomendasikan untuk pasien diabetes. Madu bermanfaat kulit untuk megencangkan wajah. Dalam kasus batuk dan sakit tenggorokan penggunaan madu sangat bermanfaat, madu dapat meluruhkan kencing, mencuci perut dan jika diberikan selama persalinan madu membantu mengurangi rasa sakit.

Shahih Al-Bukhari 2329

٢٣٢٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّهْنُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا وَلَبَنُ الدَّرِّ يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ النَّفَقَةُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Rasulullah telah bersabda “Binatang yang digadaikan dapat digunakan untuk berkendaraan sepanjang diberi makan, dan air susu dari binatang yang digadaikan dapat diminum sebanding dengan biaya yang dikeluarkan orang untuknya. Orang yang mengendarai atau mengambil susu binatang itu harus menanggung pengeluarannya.


Shahih Muslim 4098
٤٠٩٨ - و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ
أَنَّهَا كَانَتْ تُؤْتَى بِالْمَرْأَةِ الْمَوْعُوكَةِ فَتَدْعُو بِالْمَاءِ فَتَصُبُّهُ فِي جَيْبِهَا وَتَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ابْرُدُوهَا بِالْمَاءِ وَقَالَ إِنَّهَا مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ
و حَدَّثَنَاه أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ نُمَيْرٍ صَبَّتْ الْمَاءَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ جَيْبِهَا وَلَمْ يَذْكُرْ فِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ أَنَّهَا مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ قَالَ أَبُو أَحْمَدَ قَالَ إِبْرَاهِيمُ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
Dari Asma’ ra. Bahwasanya seorang perempuan yang sedang sakit demam atau panas telah dibawa kepadanya. Lalu ia meminta air. Kemudian ia kompreskan pada dada perempuan itu sambil berkata, Sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda kompreslah sakit demam itu dengan air.
Rasulullah bersabda; sesungguhnya sakit demam atau panas itu berasal dari luapan neraka jahannam.

Shahih Bukhari 5255
٥٢٥٥ - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ خَرَجْنَا وَمَعَنَا غَالِبُ بْنُ أَبْجَرَ فَمَرِضَ فِي الطَّرِيقِ فَقَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَهُوَ مَرِيضٌ فَعَادَهُ ابْنُ أَبِي عَتِيقٍ فَقَالَ
لَنَا عَلَيْكُمْ بِهَذِهِ الْحُبَيْبَةِ السَّوْدَاءِ فَخُذُوا مِنْهَا خَمْسًا أَوْ سَبْعًا فَاسْحَقُوهَا ثُمَّ اقْطُرُوهَا فِي أَنْفِهِ بِقَطَرَاتِ زَيْتٍ فِي هَذَا الْجَانِبِ وَفِي هَذَا الْجَانِبِ فَإِنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْنِي
أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ هَذِهِ الْحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا مِنْ السَّامِ قُلْتُ وَمَا السَّامُ قَالَ الْمَوْتُ
Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. bahwa pernah mendengar Nabi Saw. Bersabda, “Habbatu sauda’ ini dapat mengobati segala jenis penyakit kecuali al-sam.” ‘Aisyah berkata, “Apa itu?” Nabi Saw. Bersabda, “Maut”.
Jintem hitam juga digunakan sebagai bumbu dalam makanan. Sebagi obat ia menjadi sebagai peluruh kentut, peluruh kencing, penghilang zat-zat penyebab gangguan menstruasi dan kelainan ASI. Ia dapat digunakan untuk menyembuhkan panas dan demam karena melahirkan. Secara eksternal ia juga dapat dipakai untuk merawat kulit. Biji-bijian ini mengandung minyak esens yang bermanfaat untuk mengobati batuk dan asma. Biji-bijian ini mempunyai aktivitas antibakteri. Biji-bijian ini juga merupakan bahan aromatic tambahan bagi obat pencahar. Air rebusan biji-bijian ini dapat diberikan setelah melahirkan untuk memperbanyak ASI. Jinten hitam ini juga menjadi terapi pengobatan yang baik untuk ganggguan pencernaan, hilangnya selera makan, diare, dan demam yang sebentar-sebentar. Ia berguna pula untuk mengobati haid yang tidak teratur dan sakit menstruasi. Pada penggunaan secara local, jinten hitam dapat menghilangkan bengkak pada tangan dan kaki.


Shahih Bukhari 5260
٥٢٦٠ - حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ الْهِنْدِيِّ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ يُسْتَعَطُ بِهِ مِنْ الْعُذْرَةِ وَيُلَدُّ بِهِ مِنْ ذَاتِ الْجَنْبِ
وَدَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لِي لَمْ يَأْكُلْ الطَّعَامَ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّ عَلَيْهِ
Diriwayatkan dari Umm Qais binti Mihshan r.a.: Aku pernah mendengar Nabi Saw. Bersabda, “Jadikanlah qusth India sebagai obat, karena ia dapat menyembuhkan tujuh penyakit, apabila dihirup akan melegakan tenggorokan dan apabila di kulum dimulut akan menyembuhkan radang selaput dada.”
Akar Cendana sering digunakan untuk dupa dan pewangi serta untuk melindungi pakaian dari kerusakan yang disebabkan oleh serangga atau kutu. Sebagai stimulan, akar cendana diberikan untuk mengobati sesak nafas, batuk, asma, kolera dan gangguan pencernaan. Sebagai alternative, cendana digunakan dalam penyakit kulit yang koronis dan rematik. Pemakaian secara lokal pasta cendana yang dibuat dengan air mawar diterapkan tangan dan kaki yang bengkak dan untuk perut yang kegemukan. Lation cendana digunakan untuk keselio, memar dan sakit kepala. Cendana dalam bentuk saleb digunakan sebagai obat luka.

C. Daftar Rujukan

Al-Bani, Muhammad Nashiruddin. 2006. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Azzam

Al-Qur’an Al-Karim wa Biha at-Tafsir al-Muyassar

Az-Zabidi. 2002. Ringkasan Shahih Bukhari. Bandung: Mizzan Media Utama

Farooq. 2005. Terapi Herbal Cara Islam. Jakarta: PT. Mizan Publika

Kutub al-Mutun, al-Maktabah Al-Syamilah

Muhammad, Abdullah. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie

. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie

. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie

. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie

. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’ie

Shihab, M. Quraish. 2003. Tafsir Al-Misbah Jilid 7. Jakarta: Lentera Hati

.2003. Tafsir Al-Misbah Jilid 7. Jakarta: Lentera Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar